Showing posts with label cancer awareness. Show all posts
Showing posts with label cancer awareness. Show all posts

WW: World Cancer Day 2019 in Jakarta, Indonesia

I just joined the commemoration of the  World Cancer Day 2019 in Jakarta, Indonesia, last weekend.

Us from Yayasan Kanker Indonesia

I know that the World Cancer Day itself is celebrated every February 4th, but apparently we celebrated it a bit later than that.

Many survivors, doctors, oncologists, medical personnel, as well as families and friends whose life have been touched by cancer have gathered that Sunday.

All of us were wearing costumes with specific colors, reflecting 10 colors of cancer awareness ribbons. I joined Yayasan Kanker Indonesia, Indonesian Cancer Foundation, for this event. 

Giant cancer awareness raising ribbon :)
So the plan was to gather with all other groups, walk to Bundaran Hotel Indonesia where we have car-free-day program, and take pictures of colourful ribbons from above using drone.

I joined the event with my aunty, Mira Boissevain, who is also breast cancer survivor like me. 
After we were done with the walk, we had our heart-pumping 30-minute non-stop Zumba and it was super fun!

I sincerely hope event like this will help raising awareness about cancer and the importance of early detection. 

The three of us...can you see the resemblance between me and my aunty Mira Boissevain?
So people, if you feel any lumps anywhere, do visit your doctor. The sooner the better and never underestimate any lumps or foreign things in your body!


Support us!

I'm a survivor!


Cheers
Stay healthy, everyone.
Do you celebrate World Cancer Day as well in your place?

Join us on (almost) Wordless Wednesday (just click the link) and have fun with the link party 🎉


Rest in Peace, Mba Yuni


Pagi ini, saya mendengar berita duka cita.

Saudari kami tercinta, Mba Tri Wahyuni Zuhri, dipanggil menghadap-Nya.
Kembali ke pangkuan Ilahi, di tengah bulan suci yang penuh rahmah dan ampunan-Nya.


Innalillahi wainnailaihi rojiuuun

Masih lekat dalam ingatan saya percakapan kami di messenger Facebook terkait berbagai proses pengobatan yang kami jalani. Walaupun kanker yang kami derita berbeda, karena mba Yuni menderita kanker tiroid yang sedihnya telah menyebar ke banyak tempat, sedangkan saya menderita kanker payudara dan masih di stadium awal, namun banyak pengobatan kami yang serupa.

Kami berdiskusi banyak tentang parahnya dampak radiasi yang kami rasakan, bahkan terus terasa bertahun-tahun setelah pengobatan tersebut dilakukan. Kami belum pernah bertemu muka langsung, namun komunikasi via messenger dan kelompok 6 Arisan BP di Whatsapp group membuat kami dekat.

Saya ingat, Mba Yuni yang menghubungi saya duluan saat saya tengah menjalani kemoterapi usai mastektomi, yang dilanjutkan dengan operasi rekonstruksi dan radiasi. Kami saling menyemangati dan menguatkan, menertawakan dan mengikhlaskan rambut yang menjadi mahkota perempuan hilang tak bersisa, sementara kuku dan kulit mulai gosong akibat kerasnya obat yang kami konsumsi untuk membunuh sel-sel kanker terkutuk itu. 

She was such a sweet heart! 

At the same time, Mba Yuni adalah pejuang nomor satu, yang tidak pernah lelah berusaha untuk sembuh. Saya yang hanya menjalani 16 round kemo dan 25 kali radiasi sudah merasakan bagaimana beratnya menjalani semua ini, dan itu masih belum ada apa-apanya dibandingkan dengan treatment Mba Yuni yang berlangsung lebih lama dan berkali-kali.

Bahkan mba Yuni mengirimkan versi PDF dari bukunya yang luar biasa informatif dan penuh semangat positif, Kanker Bukan Akhir Dunia, Kiat-kiat Cerdas Perempuan Mneghadapi Kanker. Buku keren yang harus dibaca teman-teman yang berjuang melawan kanker atau memiliki orang terkasih yang tengah berjuang melawan hal yang sama. Buku yang sama yang juga menyerukan kepada semua perempuan untuk memperhatikan dengan seksama kondisi tubuh masing-masing dan mengambil berbagai langkah pencegahan dini untuk menghalangi kanker menyerang tubuh kita. So, please, teman-teman...jangan sepelekan gejala-gejala yang tunjukkan perubahan pada tubuh kita ya. 


Better be alert than be sorry and I would tirelessly say that early detection is our best defense! 




Saya luar biasa happy dan juga bangga saat Mba Yuni mendapat penghargaan dari begitu banyak pihak atas komitmen dan semangat luar biasa dalam melawan kanker dan tunjukkan pada dunia bahwa kanker tidak surutkan semangatnya untuk berjuang menjadi lebih sehat.
She deserved more!
She was the true warrior!


foto diambil dari sini


Maaf jika saya lancang mengambil foto mba Yuni di atas dari akun Facebooknya, namun saya ingin semua tau dan mengenang prestasi mba Yuni yang luar biasa.

Mba Yuni, if only you know how you have set an incredible inspiration 
to us all!
Not only to those fighting and surviving cancer, but every single one of us who are dealing with the ups and downs of life.


the pic is taken from here


I know you are in a much better place now, Mba Yuni 
And all your endless pain and sorrow are gone, as you beautifully rest in peace in Allah's Jannah.
Innalillahi wainailaihi rojiuun

Al-fatihah, only for you, dearest sister.

WW: In Pink We Trust

I'm still celebrating #breastcancerawarenessmonth in this beautiful October :).

Check out some cool merchandises I got from cancer.org.

I'm a survivor..

I stand for hope..





I am also getting ready for my Making Strides against Breast Cancer at Central Park this weekend! Join my team if you're around :).



And have fun bloghopping by linking up with me yooo :)


Keep Fighting, Keep Shining




Recently, I got a phonecall from Kisha Kelly. Remember her? She's my dearest friend from cancer.org who initially introduced me to this wonderful organization. 

It's s been quite some times we didn't get in touch and how time flies as August is soon coming.

Every August, I join a kick-off breakfast event for our Making Strides against Breast Cancer walk, conducted every October, rain or shine. I have the privilege to join this event for the last two years, since my furst month of chemotherapy.

And how cancer has united us all!  
In a good way.

Young and old, parents or kids, survivors or families, healthy or slightly unwell, with or without hair, we all were there to join the fight!

Kanker memang terdengar menakutkan.
No, let me rephrase it.
Kanker memang menakutkan!

Oh, how I shivered when I first found out that I had those bloody cells (excuse my language >_<) in my body. 

Saya masih ingat dengan jelas air mata yang tumpah dan sesegukan yang tiada henti ketika kenyataan bahwa saya menderita kanker payudara akhirnya terbukti lewat hasil lab dan telpon dari dokter saya. Langsung terbayang keluarga kecil saya, plus rentetan prosedur yang harus dijalani, biaya yang tidak sedikit, serta dampak psikologis, fisik maupun lainnya.
Berat dan tidak mudah? 
Pasti. 

Namun saat kita tahu apa yang bisa kita lakukan untuk melawannya, maka kita pun akan punya kekuatan untuk berjuang.
Untuk mengenyahkannya dari tubuh kita.
Untuk terus berupaya hidup sehat.
Untuk tunjukkan bahwa kita tidak akan mengalah pada kanker sebelum berjuang sepenuh tenaga.

Semangat!
Keep the spirit high!
Mungkin ini adalah salah satu anugerah terbesar dari Gusti Allah kepada saya dan juga mereka yang saat ini masih terus berjuang untuk hidup lebih sehat dan bersih dari kanker.


Introducing, Mba Yuni...

Dan semangat ini yang saya kagumi dari Mba Yuni, Tri Wahyuni Zuhri


Kartini Next Generation 2015!

Seorang Ibu sekaligus penulis buku dan blogger handal yang tidak pernah lelah berbagi dan memberi inspirasi 
Lewat bukunya Kanker Bukan Akhir Dunia, saya seolah diingatkan dan diyakinkan bahwa kanker ada untuk diperangi! 

Saya pertama kali kenal Mba Yuni lewat media Facebook. In the middle of my new 'battlefield', against breast cancer, Mba Yuni hadir dengan kobaran semangat dan inspirasinya yang luar biasa. Bahkan meskipun saya berada jauh di New York City, Mba Yuni dengan baiknya mengirimkan saya soft copy bukunya, Kanker Bukan Akhir Dunia.

Menderita kanker bukan berarti kita menyerah pada nasib. Menderita kanker bukan berarti masa depan kita otomatis kelam. Or as rightly pointed out by Mba Yuni, kanker bukanlah akhir dunia.

Satu pelajaran penting yang saya camkan baik-baik dari Mba Yuni adalah pentingnya ikhtiar, tidak menyerah, seraya selalu meminta yang terbaik pada-Nya, adalah cara terbaik untuk memerangi penyakit yang tercatat sebagai salah satu dari 4 penyakit tidak menular pembunuh utama di dunia.

Berjuang memang tidak mudah.
Please, saya bukannya hiperbola, melebih-lebihkan atau bahkan minta simpati atau dikasihani, namun berjuang melawan kanker dan berupaya untuk bisa sembuh memerlukan kekuatan hati, semangat, pikiran dan juga fisik.
Been there, done that!
Ada banyak prosedur yang harus kami lewati, mulai dari mastektomi, kemoterapi, radiasi dan serangkaian konsultasi lainnya. Itu hanya tindakan besar, di luar berbagai tes darah, sonogram, mamogram, biopsi dan rangkaian tes yang harus dilalui. Belum lagi aneka dampak pengobatan yang hingga kini masih saya dan banyak penderita kanker lainnya rasakan.

Luka bekas operasi, rambut rontok, kuku menghitam, kesemutan permanen, tulang keropos, kulit super kering, mood swings, berat badan naik,  dan menopause dini hanya sebagian kecil dari dampak yang kami alami akibat berbagai prosedur pengobatan yang dijalani.


Banyak cerita dan pengalaman pribadi yang sempat saya tuliskan, sebagai bagian dari pembelajaran hidup maupun harapan agar apa yang saya tulis bisa membantu penderita kanker lainnya dan memberi informasi. Meskipun rangkaian tindakan tersebut dilakukan di New York, namun sedikit banyak terdapat beberapa kesamaan dengan tindakan yang dilakukan di tanah air. 

Dan saya belajar banyak dari Mba Yuni, yang sudah membuktikan itu semua kepada kita.
Lewat tulisan di blog dan bukunya, Mba Yuni jabarkan dengan gamblang apa itu kanker dan apa saja yang akan dihadapi oleh mereka yang tervonis menderita kanker, dengan details pengalaman dan cerita yang sarat informasi, pelajaran dan inspirasi.
Lewat sharing pengalamannya, mba Yuni tularkan semangat yang tidak pernah padam dan ikhtiar yang tiada henti berkat rahmat-Nya. 
Lewat guliran kata, Mba Yuni ingatkan pentingnya bersyukur dan selalu percaya bahwa Yang Maha Adil hanya memberi yang terbaik untuk hamba-Nya, bahkan ketika kita diuji oleh-Nya lewat penyakit.
Dan lewat kegigihan dan senyumnya, Mba Yuni yakinkan semua bahwa jika kita mau berusaha, Allah SWT akan memberi jalan-Nya.

Tidak salah kalau Mba Yuni pun sukses menyabet gelar Kartini Next Generation untuk tahun 2015.
Sederet penghargaan dan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak nasional maupun lokal.
Dan lewat akun media sosialnya, Mba Yuni tidak pernah letih berbagi dan menginspirasi.

To those who want to know more about her, jangan ragu untuk mengunjungi mba Yuni lewat berbagai akun media sosialnya yang truly inspiring dan sangat informatif.


prestasi mba Yuni luar biasa...

Bisa dicek di sini yaaaa...
Facebook : Tri Wahyuni Zuhri
●Twitter : @triwahyunizuhri
●Instagram : Tri Wahyuni Zuhri
●Website : www.yunirahmat.blogspot.co.id, www.triwahyunizuhri.blogspot.co.id

Dan sekarang, Mba Yuni masih terus berjuang agar tetap sehat. Saya pun demikian, karena pada prinsipnya perjuangan untuk hidup sehat idealnya berlangsung selama hayat dikandung badan.

Semangat ya mba Yuni.
Insya Allah Allah SWT tidak akan memberi cobaan kepada hamba-Nya jika mereka tidak sanggup menghadapinya.
Doa kami untukmu, always.
Keep fighting, keep shining!

*All photos are taken from Mba Yuni's blog

When you lost your hair...

It's been quite some time  I enjoy my new hair style...
No hair at all :).



I guess I haven't really shared my story about my new look, although those who know me and have visited this blog several time might know that it happened along with my series of chemotherapy :).

Well, as you know...one of the most common side effects of chemotherapy is losing your hair. When I say losing here..it means losing all the hair in my body.

Waktu pertama tau bahwa saya ternyata positif menderita kanker payudara, rasanya shock banget. Apalagi ditambah dengan rangkaian pengobatan dengan dampaknya yang tidak tanggung- tanggung banyaknya. Saya sempat menulis mengenai dampak kemoterapi di sini.

Saat memulai kemoterapi bulan Oktober lalu, saya berjuang dengan rasa mual yang tidak tertahankan dan capek luar biasa yang benar-benar membuat saya tidur saja selama 2 hari pasca kemo. Memasuki kemo ketiga, tepatnya minggu kelima sejak pertama memulai kemo, rambut saya mulai berguguran.

Well, I have been warned. Dokter onkologist saya sudah wanti-wanti, kalau soal rambut rontok, baik sebagian dan seluruhnya, bisa menjadi sumber stress besar bagi mereka yang menjalani kemo. Apalagi mereka yang masih bekerja atau banyak melakukan aktivitas di luar.

Saya sempat berpikir...ah, masa iya? Masa semua rambut akan rontok? Dan bahkan berharap agar rambut saya yang lumayan sehat bisa bertahan. Lewat 2 kali kemo, rambut saya masih oke, hanya sedikit yang rontok. Dalam hati mulai terbit harapan kalau mungkin rambut saya bisa selamat dari gempuran racun ini. Tapi ternyata, masuk minggu kelima, rambut saya mulai bereaksi. Rontok yang tidak kira-kira..bisa satu genggam sekali rontok, bahkan tanpa saya tarik atau sentuh sekalipun. Dan di situ saya mulai stress. Rambut yang biasanya saya uwel-uwel seadanya  lalu diikat dengan karet tidak bisa lagi saya ikat karena saat mau membuka  karet, rambutnya ikut tercabut. Setiap di sisir, lebih parah lagi yang berguguran. Bahkan suami bilang kalau jadi terlihat  pitak  di sana sini.

Well, apa yang diperkirakan oleh dokter memang akhirnya terjadi. Dan ternyata, walaupun sudah diperingatkan, tetap saja saya kaget. Juga sedih.. karena walaupun rambut saya ngga bagus - bagus amat, tapi rambut adalah bagian dari identitas  saya selama ini. Masih ingat  kalau orang-orang terdepan saya memanggil saya Bob karena rambut hitam keriting  gimbal saya yang (katanya) mirip Bob Marley itu? Ditambah horornya perasaan saya untuk ngantor, sidang di UN, ngantor Bo et Obi ke sekolah dengan kepala pitak sana pitak sini.

I know we have tons of choices of wigs. But have you tried one? Not all of them are comfy...seriously. Well, if you want to have the good one, it costs you a fortune. It might look good for a minute or two, but to wear them on long hours like my working hours might be a bit tricky.

So, I came to the point that I would just go out and be me. My hubby, Rudi, ensured me that there's nothing to be worried about. 
The hair will grow back!
Yes..the hair will grow back!
I just have to let it go...

So, after taking Mba Ellen, one of my dearest colleagues who came back for good to Jakarta, a few days after my 2nd chemo, I decide to shave it. My hubby supported my decision and he even shaved his head too to show his strong support and unconditional love. So sweet of him...

Akhirnya saya pun memutuskan untuk mencukur rambut saya. Keputusan yang didukung penuh my munchkin Udi, yang juga ikutan gundul bareng dengan saya. Rasanya mau nangis waktu tau Udi juga bela-belain  mau rambutnya dicukur seperti saya. Juga waktu saya bilang ke Bo et Obi kalau rambut saya akan saya cukur habis. Tapi sepanjang dicukur, Udi sibuk bercanda dan menghibur saya yang akhirnya jadi cengengesan selama dipotong rambutnya.



You know what's funny...
Waktu Udi mulai mencukur rambut saya, sebenarnya kami sempat mencoba - coba model cepak yang ternyata malah membuat saya keliatan super aneh ;). Untungnya kami melakukannya  di rumah, jadi bebas deeeh...

aneh kan keliatannya berjambul begini :)


Dan setelah dengan telaten  Udi mencukur rambut saya hingga  gundul licin, saya malah suka melihatnya. Yuuup...it suits me fine!



Even with no hair, it feels like I'm more relieved. After being stressful looking at those hair falling down,  I feel more confident now. Well, in a way...

Selesai dicukur (dan mencukur rambut Udi), Bo et Obi langsung berebut  mau pegang kepala saya. They said I looked funny, but cool :).



Terus saya telpon mama via facetime. Dan mama justru yang nangis melihat saya gundul. Ah mama...jadi sedih kalau mengingatnya  kembali, karena mama langsung memanjatkan  doanya untuk kesembuhan dan kelancaran kemoterapi saya. Makasih banyak ya ma...it means a lot to me.

Penampilan perdana saya dengan 'rambut baru' adalah saat Making Strides against Breast Cancer di Central Park. 

getting ready for Making the Strides against Breast Cancer..

Meski kaget, teman-teman tim saya mendukung dan memberi semangat. Begitu pula dengan pimpinan dan teman-teman di kantor maupun kolega saya di UN. Well, many stare at me at the beginning bit it doesn't bother me. I usually tell them that I have cancer and they will either apologize for staring at me or simply say I look good with my hair style :)

What bothered me at that time was because it was the beginning of winter. And we happened to have crazy winter here in NYC. Complete with its freezing wind. With no hair, you can imagine how cold it was, even with the help of winter hats, beanies, scarf and everything you can name of :). But at the same time, I can be creative with those things as well :).

taraaaa....

One thing for sure, no more bad hair day for me. 
Alriteeee...

Bangun pagi bisa langsung loncat mandi tanpa sibuk memikirkan rambut mau diapain. Enak juga ternyata, menghemat waktu banyak. Saya hanya perlu ektra hati-hati dengan kepala yang tidak lagi memiliki pelindung alaminya plus memastikan kulit kepala saya juga dirawat dengan baik. Kulit kepala harus benar-benar diperhatikan lho..karena selain sudah tidak ada pelindungnya langsung, kelembabannya juga harus dijaga supaya tidak gatal.

And now, 2 months after finishing my chemo, my hair starts growing back :)
Can't wait to see how it looks later ..

Satu pelajaran penting yang saya dapat adalah betapa di balik setiap cobaan-Nya, ada hikmah yang bisa kita petik. Saya hanya perlu bersabar, percaya pada-Nya, bahwa skenario yang diberikan adalah yang terbaik. 

Kalau tidak kemo, mungkin saya akan terjebak dengan gaya rambut yang tidak pernah berubah sejak saya SMP. Cobaaa...ngga bangeeet kan...
Kalau tidak kemo, saya tidak pernah tau hati mulia dan doa tulus orang-orang tercinta di sekitar saya yang tidak pernah alpa memberi semangat.
Kalau tidak kemo, saya tidak pernah tau kalau Allah SWT mengarunia saya semangat tinggi dan rasa percaya diri yang besar.
Alhamdulillah...


So, when you lost your hair...
Live with it...embrace it :)

cheeers...





WW: World Cancer Day

Let there be light...and hope.
Always...

#worldcancerday #fightingcancer #breastcancer

image is taken from here

image is taken from here




WW: The D-day for Making Strides against Breast Cancer

Such a glorious day for all survivors (and those who are still fighting, including me) of breast cancer and those affected by it :)

#MakingStridesAgainstCancer

at Central Park, New York

♡♡♡♡

cheeeeers...with my friend Rima

My DreamTeam, IndonesiaCeria & Beyond

Join us on Wordless Wednesday...


And I will continue my fight against breast cancer...

Hello again...

Mind if I come back and share more stories about my continued battle with breast cancer? I hope you don't...as I feel like sharing is caring and I sincerely believe there are a few points which are beneficial for all us. 

Besides, October is the breast cancer awareness month!
So raising awareness on breast cancer and how we can fight it is indeed one of my priorities now :).


Again....What do you have in mind when you hear that you have cancer? 
Am I going to die? Is it the end of the world? How about my kids and my family..how much time do I have left....how long can I live...

Satu pertanyaan dengan beribu pertanyaan lanjutan...

Tak terasa, sudah 7 minggu saya selesai menjalani mastektomi. 


Checkin' in....

Yuuup...mastectomy.  
For those who miss the first two parts of my stories, including steps on early detection of breast cancer,  feel free to click them here

Saya sempat share awal terdeteksi kanker payudara dan beberapa langkah awal pencegahan di sini dan di sini

Diagnosed with breast cancer in July 2014, I have to to go through series of procedures to prepare for my mastectomy. As yo know, surgery is one of the most common treatment for breast cancer. Either removing part of or the whole breast, surgery is done to take out all the cancer cells.

For me, mastectomy is the choice. Although my breast cancer is detected quite early, I have 3 spots with 2 cancer cells and 1 pre-cancer cell on my right breast.

Mastektomi sendiri adalah tindakan operasi yang mengangkat seluruh bagian payudara...untuk saya di sisi kanan saya yang terdeteksi terkena kanker. Karena ada dua sel kanker yang ketahuan dan satu pre-cancer cell yand sudah siap berubah menjadi sel kanker, mastektomi yang menjadi pilihan. Selain mastektomi, ada pula metode lumpectomy, di mana operasi yang dilakukan hanya sebatas sel kanker yang yang terdeteksi dan area sekitarnya, sehingga bagian lain dari payudara yang tidak terkena dapat tetap dipertahankan. Mengingat saya memiliki 3 spot yang menyebar di payudara kanan, dokter menyarankan mastektomi dan it proved to be the right decision

Pasca operasi,  tepatnya minggu keempat, saya sudah kembali beraktifitas seperti biasa. Saya sudah masuk ke kantor dan kembali aktif dengan sidang dan proses negosiasi di PBB. Alhamdulilaaah. ..proses rekuperasi berjalan lancar dan semangat saya untuk sembuh terus membara. Rasanya lega bahwa satu proses sudah berhasil dilalui, walaupun my road to recovery is still long and winding :)

Saya masih ingat saat duduk berkonsultasi dengan Dr. Amber Guth, M.D, Associate Professor at the NYU Hospital,  breast and surgical oncology Associate. Wit my initial pathology report from the biopsy, we discussed a lot about my situation, possible treatments that I might have and the way forward.  It all was based from my USG, mammogram, biopsy and pathology test.

Again, I was diagnosed with invasive moderately differentiated duct carcinoma with focal micropapillary features. 

Rasanya masih tidak percaya bahwa saya menderita kanker payudara. 
Betapa benjolan kecil itu benar-benar merubah hidupku.

Sebelum saya menjalani operasi, beberapa tahapan pemeriksaan harus saya lalui. Termasuk CT-scan dan MRi. Semua itu dilakukan untuk mengetahui apakah ada penyebaran sel kanker ini ke bagian tubuh saya yang lain. Rasanya gimanaaa waktu mendengar ada kemungkinan penyebaran yang tidak diketahui. Saya hanya bisa memohon yang terbaik pada-Nya, agar saya diberikan kekuatan untuk menghadapi ini semua.

Hasil CT-scan yang baik membuat saya lega...namun saat pihak RS mengabarkan bahwa ada sel yang mencurigakan di payudara kiri saya selesai melihat hasil MRi, saya pun hanya bisa istighfar. Karena sisi kanan saya positif terkena kanker, saat hasil MRi menunjukkan spot yang mencurigakan di sisi kiri, pihak dokter pun tidak mau mengambil resiko. Sangat masuk akal mengingat jika memang ternyata sisi kiri pun terdeteksi, maka operasi yang dilakukan bisa sekaligus. Saya sempat mempertanyakan mengapa hal ini tidak terdeteksi saat saya mamogram. Dijelaskan bahwa MRi memberikan hasil yang lebih akurat karena foto yang dihasilkan benar-benar hingga tingkat sel tubuh. Akhirnya, saya pun menjalani MRi-guided biopsy di payudara sisi kiri. Karena letaknya yang jauh di dalam dan tidak terlihat oleh sonogram, maka metode ini yang dipakai. 

Bayangkan saja...saya harus telengkup di mesin MRi, difoto dan ditandai bagian yang dicurigai dan biopsi diakukan dengan bius lokal. Karena posisi telungkup untuk MRi, jarum yang dipakai kurang lebih panjangnya 15 cm untuk mencapai sel yang mencurigakan itu. Alhasil, kedua payudara saya bengep berwarna keunguan...just like my favorite color :). Alhamdulillah, hasil biopsi menunjukkan bahwa sel tersebut bukan sel kanker, hanya pengapuran atau calsification. Tidak henti-hentinya saya bersyukur...


Dan tanggal 14 Agustus, 3 hari setelah merayakan ulang tahun yang ke-37, saya pun siap diperasi.
my operating procedure sheet...

Operasi dilakukan di NYU Langone Medical Center, located on 55o First Avenue, NYC. I will be operated by Dr. Amber Guth, and Dr. Nolan Karp, my breast surgeon, as I also opt for breast reconstruction. 


Day surgery floor at the NYU Langone Hospital...

Malam sebelumnya, saya sudah mulai puasa dan hanya boleh minum air putih sampai pukul 6 pagi. saya dijadwalkan dioperasi pukul 10 pagi, setelah sebelumnya saya harus menjalani lymphoscintigraphy, yang merupakan bagian dari nuclear medicine procedure karena lymph nodes atau kalenjar getah bening saya yang ada di ketiak pun akan diperiksa dan diambil sampelnya. Cairan nuklir yang aman tersebut disuntikkan ke tubuh untuk membantu menandai bagian tubuh yang terdeteksi dengan sel kanker maupun hal lain yang mencurigakan. Selain itu, seluruh vital sign pun diperiksa, mulai dari tekanan darah, detak jantung, kadar oksigen di dalam tubuh, dan lain sebagainya.

Setelah itu, saya pindah dan menunggu di ruang day surgery. Sempat berfoto dengan Bo et Obi, saya dan Udi tidak hentinya meminta kepada Yang Kuasa agar apa pun yang dilakukan hari ini dapat berjalan lancar.


cheeers....
Saat menunggu, saya diminta untuk berganti pakaian operasi dan menyimpan seluruh barang-barang saya. And you know what, this hospital is mostly adorned with purple things...Makes me feel at home indeed :)



It's purpleeee....

getting myself ready....on my operating gown...
While waiting for everything to be ready, my kids were taken care of by my friends from the office. Thanks a million, Dodo, Nona et Yvonne :). I have explained to them that I will have to stay in the hospital for one night and Bo was not so happy about it. But I said they can see me here so they were not that sad anymore. I also managed to consult my breast surgeon and doctor handling my anesthesia. Everything is explained in details, including all the risks of the procedure I have to go through that day.

Then it's the time. 
I was wheeled to the operating room and had a nice chit chat with my doctor. I admired her lovely earrings and she was happy to see me look great with my lipstick on for the operation :). Well, I need to feel good about everything...She also explained in details what we would go though that day...

After the happy juice, I mean the anesthesia :), kicks in,  I just simply prayed and left it the hands of my Creator and my doctors. Then I'll come back with more stories after I woke up, okay :). Masih banyak yang ingin saya share dari proses ini...terutama setelah alhamdulillah operasi mastektomi saya berhasil. Saat ini saya juga saat ini mencoba pengobatan herbal dengan minum air rebusan daun sirsak sambil menjalani kemoterapi. More details are certainly coming here :)

I know we have so much information we need to know about cancer, particularly breast cancer. Google it..it all is just a click away. Kecanggihan ilmu kedokteran saat ini sudah benar-benar membawa kemajuan yang luar biasa bagi pengobatan kanker. Namun ini semua tidak langsung mengurangi kerisauan saya akan segala proses yang harus saya jalani. 

So I guess sharing my own experience will hopefully bring some personal insights that might be missing from those technical pages we found online. And I found that all my personal consultations, comforting chats or phone calls from all those brave fighters and survivors of breast cancers I've met in such a short course of time have helped me endured this painful journey.

My fear, my worries, my restless nights as well as my hopes and prayers for the nearest future are here..

And I will continue my fight..

Related post:

And I'm a fighter
Early detection...as easy as 1,2,3  


WW: Making Strides against Breast Cancer, TL kit :)

My team leader kit, for Making Strides against Breast Cancer, has arrived...
Yaaay...

IndonesiaCeria...let's walk together..


bismillahirrahmanirrahiiim...I wish God grants me enough strength to join in :)

Join us on Wordless Wednesday...
Easy breezy, just link up with me here...