Showing posts with label mastektomi. Show all posts
Showing posts with label mastektomi. Show all posts

#WeTalkAboutCancer: Apa Itu Mastektomi?



Hi thereeee..
Kami kembali dengan #WeTalkAboutCancer, kolaborasi saya dengan Yervi Hesna, sesama penyintas kanker payudara dan blogger juga.

Untuk obrolan kami kali ini, ada MASTEKTOMI yang akan dibahas.
Yervi juga posting mengenai hal yang sama di sini: Jangan Takut Melakukan Mastektomi

Apa Itu Mastektomi?

Buat teman-teman yang tidak familiar dengan kanker payudara atau belum pernah mendengar mengenai berbagai prosedur pengobatan yang harus dilalui para penderita kanker payudara, mastektomi mungkin terdengar asing. Atau mungkin pernah mendengar cerita istilah Angelina Joli dan double mastectomy  yang ia jalani?

Well, syukur Alhamdulillaaaah jika tidak harus bersinggungan dengan mastektomi :).
Kalau boleh pilih ,saya pun tidak mau berurusan dengan mastektomi.

Tapi, again, sometimes, kita dihadapkan pada situasi di mana kita harus berjuang melawan kanker payudara dan mastektomi adalah salah satu pilihan yang ada.

After being diagnosed with breast cancer in July 2014, I have choices to consider. Choices whether I would go through series of procedures or else. I was diagnosed with invasive moderately differentiated duct carcinoma with focal micropapillary features. 

As my oncologist said, they found three lumps on my right breast. In this case,  surgery is one of the most common treatments for breast cancer. Some might choose to have chemotheraphy first, then wait until the cancer cells are gone or diminish, so that they don't have undergo surgery. But ini many cases, oncologists suggest the surgery, either removing part of or the whole breast tissues, to take out all the cancer cells. 

Mastektomi adalah tindakan operasi yang mengangkat seluruh bagian/jaringan payudara yang terkena kanker.  Untuk saya yang telah ketahuan memiliki dua sel kanker  dan satu pre-cancer cell yand sudah siap berubah menjadi sel kanker di payudara kanan dan posisinya tersebar, maka mastektomi menjadi pilihan yang paling pas untuk saya. 

Selain mastektomi, ada pula metode lumpectomy , di mana operasi yang dilakukan hanya mengangkat sebatas jaringan/bagian payudara yang terdeteksi dengan sel kanker dan area sekitarnya. Jadi hanya sebagian kecil dan bagian lain payudara yang tidak terkena dapat tetap dipertahankan. 

Karena saya memiliki 3 spot kanker yang menyebar di payudara kanan, mastektomi menjadi pilihan yang saya pertimbangkan dengan serius. I have a long discussion with my oncologist about this. For me, mastectomy is the choice. Although my breast cancer is detected quite early, I have 3 spots with 2 cancer cells and 1 pre-cancer cell on my right breast.

Mungkin bagi banyak penderita kanker payudara, keputusan ini adalah keputusan yang berat. Karena payudara merupakan salah satu bagian penting yang menjadi identitas kita sebagai perempuan. Melakukan mastektomi berarti kita membuang bagian penting dari identitas diri. Selain dampak fisik yang langsung terlihat, ada dampak psikologis yang besar karena bukan tidak mungkin kehilangan payudara membuat kita merasa kurang, tidak lengkap, dan karenanya tidak percaya diri. 

Tapi saya berfikir, kalau payudara ini hanya menjadi sarang kanker, buat apa dipertahankan? 
Kalau payudara ini hanya membuat saya kehilangan kesempatan berharga untuk hidup lebih lama dan lebih sehat, buat apa saya sayang-sayang?
Kehilangan payudara tidak membuat saya berkurang kadar keperempuanannya.  
Tanpa payudara tidak membuat saya kehilangan percaya diri.
Apalagi suami juga mendukung keputusan saya untuk melakukan mastektomi dan percaya bahwa pilihan saya untuk membuang jaringan kanker yang ada di tubuh saya adalah keputusan terbaik.

Dan 3 hari setelah ulang tahun saya yang ke-37, saya menjalani operasi mastektomi.


Apa yang harus dilakukan sebelum mastektomi? 

Sebelum operasi mastektomi, ada beberapa tahapan pemeriksaan harus saya lalui, termasuk antara lain CT-scan dan MRi yang membantu mengecek apakah ada penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lainnya. Bahkan, in my case, saya sempat menjalani MRi-guided biopsy untuk payudara kiri karena dicurigai ada sel kanker juga.  Karena payudara kanan saya positif terkena kanker, saat hasil MRi sebelum operasi menunjukkan spot yang mencurigakan di payudara kiri, pihak dokter menyarankan untuk memastikan status payudara kiri saya. Bukan hanya status di Facebook aja yang perlu dipastikan :). Singkat cerita, persiapan selesai dan alhamdullillah operasi berjalan lancar.

Selesai operasi mastektomi, bagaimana rasanya?
Saya pernah share di sini: After the Mastectomy...What's Next?
Pastinya nano-nano :).
Sakit, nyeri dan tidak nyaman, namun di satu sisi saya merasa lega dan yakin bahwa keputusan yang saya buat tidak salah. Meskipun mastektomi adalah langkah awal dalam pengobatan saya, I am pretty sure I am at the right path to recovery.

Tapi yang pasti, satu pelajaran penting yang saya dapat dari proses ini adalah jangan pernah takut kehilangan. Letting go does not mean you lose. Bukan tidak mungkin apa yang hilang akan digantikan dengan yang jauh lebih baik. Dan jangan pernah lupa untuk selalu berbaik sangka pada-Nya, karena hanya skenario terbaik yang diberikan oleh-Nya :).

Stay tuned di postingan #WeTalkAboutCancer berikutnya ya.

Stay blessed and stay healthy, people!



After the Mastectomy...what's next?

Hello, everyone...

Good to be back on my feet, at least for a while :)


By the time I wrote this, I just finish my third chemo and it was quite a hard blow.


I know it's November already. As October, the cancer awareness month, is behind us, I still pledge myself to keep sharing my experience and stories of the process. Meskipun bulan Oktober sudah lewat, izinkan saya untuk terus berbagi cerita yaaa...terutama tentang perjalanan dan berbagai prosedur pengobatan yang harus saya jalani.


Sounds so serious :)

Well, it is a serious matter by the way...dan semoga apa yang saya sampaikan membuat teman-teman menjadi lebih mengerti mengenai kanker payudara, prosedur apa saja yang biasanya akan dilewati oleh penderita  kanker payudara. Well, at least based on my own experience :). 

Yang pasti, saya akan share pengalaman pertama saya dioperasi :)

Bener..seumur hidup, saya baru kali ini dioperasi. Waktu melahirkan kedua anakku, semuanya melalui prosedur normal. Jadi kebayang dong rasanya seperti apa :). Deg-degan ngg karuan pokoknya.

So, I have shared my chapter on the preparation of mastectomy before.. 

Then being on the operation table on August 14, just three days after my birthday..
Yah, itung-itung hadiah ulang tahun...sel kankernya dibuang dari tubuh..
Awesomeee kan :).

Seperti yang saya ceritakan sebelumnya di sini, pagi itu saya siap untuk dioperasi.

Well, siap ngg siap sih sebenernya, karena biar bagaimana pun juga operasi yang pertama ini bukan operasi main-main...dengan bius total dan minimum 2 - 3 jam, karena selain mastektomi, lymph nodes atau kelenjar getas bening yang ada di ketiak aku pun akan dibuka dan jika ditemukan sel or pre cell di sana, maka akan diangkat juga.
Pheeew...sounds so complicated, rite...but that's exactly what I have to go through. Mastectomy and lymph nodes

Selesai persiapan, saya didorong ke kamar operasi dengan ditemani suamiku tercinta. Bo et Obi sudah diungsikan, sementara bermain dulu di tempat teman kantor yang kebetulan rumahnya tidak terlalu jauh dari RS. Makasiiiih ya Om Dodo, Tante Nona, Om Simon et Miles.


My hubby was so cool. Well, he seemed to be cool, but I know he was as scared as I was :). But again, that was it..the time to get rid of those cancer cells and be faithful to my Creator.


Saat sudah di meja operasi, yang bisa saya lakukan adalah berdoa, minta yang terbaik pada Penguasa Hidupku :)..


Setelah happy juice alias obat bius bekerja dengan baik, saya pun tertidur dengan nyenyak. Dan operasi pun dimulai. Eng ing eeeng....


................................


Tiga jam kemudian...

Akhirnya saya terbangun dengan manisnya...maksudnya diberi senyuman manis dari suamiku, hehe..

Rasanya legaaaa banget saya bisa buka mata kembali.

Tau ngg, ketakutan saya yang terbesar adalah jika saya tidak bangun pasca operasi, terus my soul was wandering around udah kayak di film-film horor itu. It might sound silly, but I gotta admit that's exactly what I felt...



Alhamdulillaaaah operasi berjalan lancar. Saat menanti di ruang tunggu, suami diinfokan bahwa semua sel kanker yang terdeteksi di payudara kanan saya sudah diangkat semua, termasuk jaringan payudara kanan. Di ketiak, ada satu pre cancer yang sudah ngendon dan sudah diangkat juga. Semua sel yang diangkat tadi akan dikirim ke laboratorium patologi untuk dicek lebih lanjut. So at least at this moment, I am free from cancer cells. Yaaaaay....

Well, that's the sunny side of it, but that's not all of course. Sekarang saya harus fokus pada penyembuhan luka operasi saya dan prosedur pengobatan berikutnya akan dilanjutkan setelah luka operasi saya sembuh.


Naaah, saat itulah saya baru sadar kalau operasi bukan hanya sekedar operasi, tapi ada luka besar di tubuh yang harus dirawat dengan baik. Sampai situ saya masih belum ngeh juga dengan dampak operasi, hingga saya merasa ingin ke kamar kecil dan dengan entengnya mencoba bangun sendiri dari tempat tidur.


Dan ternyata saudara-saudaraaaa....saya ngg bisa...

Bukan hanya ngg bisa bergerak, tapi bahkan saya langsung mengaduh kesakitan karena dada kanan saya rasanya sakiiiit kayak dipaku (bukan paku di kepala yaaa...:) #abaikan) dan kepala langsung pusing 14 keliling #efeknyadobel :)
Frankly, I didn't expect that...saya yang masih operation-virgin #apasiiih alias belum punya pengalaman operasi ini memang udah main grasak-grusuk ajaaa kayak ngg ada apa-apa.
Akhirnya suami saya sambil senyum-senyum bilang kalau mau bangun harus pelan-pelan, tempat tidurnya dinaikin, miringin dulu badannya, terus turunin kaki satu-satu dan panggil suster, karena tangan saya pun masih diinfus. Rasanya jadi malu sendiri hehehe...tapi mau-ngg mau saya memang harus dibantu oleh suster untuk ke kamar kecil.

Setelah itu, saya baru sadar bahwa badan saya rasanya remuk dan daerah seputar operasi rasanya memang aduhai nyut-nyutnya hehe. Masih bisa ditahan sih sakitnya karena masih ada efek obat penghilang rasa sakit pasca operasi, tapi you know it's there :). Saat saya bergerak, termasuk kalau bangun, mau makan dan menggeser tubuh, rasanya cihuy. Makanya kerap kali suster saya dengan sabar tanya apakah saya baik-baik saja, apakah sakitnya managable, dan perlu pain killer tambahan ngg. Sempet tergoda juga minta medical marijuana hehehe...#justkidding




Herannya, saya hanya diopname di RS satu hari saja lho...tepatnya satu malam.
Jadi, tidak lama dan selama ada di RS ada beberapa dokter, dokter jaga, intern, pekerja sosial, terapist dan entah siapa lagi yang datang dan memeriksa saya atau sekedar ngobrol. 

Untuk yang pekerja sosial, saya ngobrol banyak deeeh...saya ditanya apakah saya menyalahkan diri sendiri atau Tuhan karena penyakit saya dan siapa yang akan menjaga anak-anak dan mengurus rumah saat saya sakit ini. I said no, I don't blame anybody, including myself, nor God for what happen to me. I just like to focus on the treatment, get everything done and be well. 

some of my pain killers...

Sementara dari terapis, saya diberi contekan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelah saya pulang dari RS. Yang pasti, tangan kanan dan sisi kanan tubuh saya harus dijaga dengan baik, mengingat luka operasi yang cukup besar. Infeksi harus dihindari dan tangan kanan tidak boleh dipakai untuk yang berat-berat, bahkan mengangkat tangan lebih tinggi dari bahu juga tidak boleh. Well, I can't do that either btw, at least it was weeks after the operation. Obat-obatan yang diberikan ada 3 macam, yaitu obat anti-sakit atau pain killer dan antibiotik untuk mencegah infeksi. 


Saya sempat heran juga, kok bisa hanya di RS satu malam untuk operasi besar yang harus saya lalui. Ternyata pulang ke rumah saya membawa oleh oleh lhooo...wound drainage reservoir, alias penampung luka...


ini dia wound drainage reservoirku :)

Sorry if it might sound a bit gross but tabung ini ditempel dan dijahit ke badan saya untuk menampung darah segar yang banyak keluar dari luka operasi saya. Bentuknya seperti piring kecil tapi tabung, dengan kemampuan untuk menyedot darah dari luka bekas operasi saya. Konsekuensinya, saya harus rajin memeriksa dan membersihakn darah kotor tersebut. Rasanya nyeri-nyeri sedap dari  luka operasi plus penampung luka ini. Yang pasti, kalau tidur harus hati-hati, supaya sang tabung tidak banyak bergeser karena pasti ngilu :). 


Gaya duluuuuu :)

Well, walaupun repot, tapi saya lega bisa pulang ke rumah. Dengan segala kenyamanannya dan dekat dengan anak-anak. Kalau ada apa-apa, saya bisa telpon visiting nurse to help me out. So comfortable...





Next, saya harus melanjutkan prosedur untuk rekonstruksi payudara. Yuuup.. breast reconstruction. What is that? Apalagi itu rekonstruksi payudara?
Allow me to come back with that story on the next posting, okay...
Meanwhile, take care...

And I will continue my fight against breast cancer...

Hello again...

Mind if I come back and share more stories about my continued battle with breast cancer? I hope you don't...as I feel like sharing is caring and I sincerely believe there are a few points which are beneficial for all us. 

Besides, October is the breast cancer awareness month!
So raising awareness on breast cancer and how we can fight it is indeed one of my priorities now :).


Again....What do you have in mind when you hear that you have cancer? 
Am I going to die? Is it the end of the world? How about my kids and my family..how much time do I have left....how long can I live...

Satu pertanyaan dengan beribu pertanyaan lanjutan...

Tak terasa, sudah 7 minggu saya selesai menjalani mastektomi. 


Checkin' in....

Yuuup...mastectomy.  
For those who miss the first two parts of my stories, including steps on early detection of breast cancer,  feel free to click them here

Saya sempat share awal terdeteksi kanker payudara dan beberapa langkah awal pencegahan di sini dan di sini

Diagnosed with breast cancer in July 2014, I have to to go through series of procedures to prepare for my mastectomy. As yo know, surgery is one of the most common treatment for breast cancer. Either removing part of or the whole breast, surgery is done to take out all the cancer cells.

For me, mastectomy is the choice. Although my breast cancer is detected quite early, I have 3 spots with 2 cancer cells and 1 pre-cancer cell on my right breast.

Mastektomi sendiri adalah tindakan operasi yang mengangkat seluruh bagian payudara...untuk saya di sisi kanan saya yang terdeteksi terkena kanker. Karena ada dua sel kanker yang ketahuan dan satu pre-cancer cell yand sudah siap berubah menjadi sel kanker, mastektomi yang menjadi pilihan. Selain mastektomi, ada pula metode lumpectomy, di mana operasi yang dilakukan hanya sebatas sel kanker yang yang terdeteksi dan area sekitarnya, sehingga bagian lain dari payudara yang tidak terkena dapat tetap dipertahankan. Mengingat saya memiliki 3 spot yang menyebar di payudara kanan, dokter menyarankan mastektomi dan it proved to be the right decision

Pasca operasi,  tepatnya minggu keempat, saya sudah kembali beraktifitas seperti biasa. Saya sudah masuk ke kantor dan kembali aktif dengan sidang dan proses negosiasi di PBB. Alhamdulilaaah. ..proses rekuperasi berjalan lancar dan semangat saya untuk sembuh terus membara. Rasanya lega bahwa satu proses sudah berhasil dilalui, walaupun my road to recovery is still long and winding :)

Saya masih ingat saat duduk berkonsultasi dengan Dr. Amber Guth, M.D, Associate Professor at the NYU Hospital,  breast and surgical oncology Associate. Wit my initial pathology report from the biopsy, we discussed a lot about my situation, possible treatments that I might have and the way forward.  It all was based from my USG, mammogram, biopsy and pathology test.

Again, I was diagnosed with invasive moderately differentiated duct carcinoma with focal micropapillary features. 

Rasanya masih tidak percaya bahwa saya menderita kanker payudara. 
Betapa benjolan kecil itu benar-benar merubah hidupku.

Sebelum saya menjalani operasi, beberapa tahapan pemeriksaan harus saya lalui. Termasuk CT-scan dan MRi. Semua itu dilakukan untuk mengetahui apakah ada penyebaran sel kanker ini ke bagian tubuh saya yang lain. Rasanya gimanaaa waktu mendengar ada kemungkinan penyebaran yang tidak diketahui. Saya hanya bisa memohon yang terbaik pada-Nya, agar saya diberikan kekuatan untuk menghadapi ini semua.

Hasil CT-scan yang baik membuat saya lega...namun saat pihak RS mengabarkan bahwa ada sel yang mencurigakan di payudara kiri saya selesai melihat hasil MRi, saya pun hanya bisa istighfar. Karena sisi kanan saya positif terkena kanker, saat hasil MRi menunjukkan spot yang mencurigakan di sisi kiri, pihak dokter pun tidak mau mengambil resiko. Sangat masuk akal mengingat jika memang ternyata sisi kiri pun terdeteksi, maka operasi yang dilakukan bisa sekaligus. Saya sempat mempertanyakan mengapa hal ini tidak terdeteksi saat saya mamogram. Dijelaskan bahwa MRi memberikan hasil yang lebih akurat karena foto yang dihasilkan benar-benar hingga tingkat sel tubuh. Akhirnya, saya pun menjalani MRi-guided biopsy di payudara sisi kiri. Karena letaknya yang jauh di dalam dan tidak terlihat oleh sonogram, maka metode ini yang dipakai. 

Bayangkan saja...saya harus telengkup di mesin MRi, difoto dan ditandai bagian yang dicurigai dan biopsi diakukan dengan bius lokal. Karena posisi telungkup untuk MRi, jarum yang dipakai kurang lebih panjangnya 15 cm untuk mencapai sel yang mencurigakan itu. Alhasil, kedua payudara saya bengep berwarna keunguan...just like my favorite color :). Alhamdulillah, hasil biopsi menunjukkan bahwa sel tersebut bukan sel kanker, hanya pengapuran atau calsification. Tidak henti-hentinya saya bersyukur...


Dan tanggal 14 Agustus, 3 hari setelah merayakan ulang tahun yang ke-37, saya pun siap diperasi.
my operating procedure sheet...

Operasi dilakukan di NYU Langone Medical Center, located on 55o First Avenue, NYC. I will be operated by Dr. Amber Guth, and Dr. Nolan Karp, my breast surgeon, as I also opt for breast reconstruction. 


Day surgery floor at the NYU Langone Hospital...

Malam sebelumnya, saya sudah mulai puasa dan hanya boleh minum air putih sampai pukul 6 pagi. saya dijadwalkan dioperasi pukul 10 pagi, setelah sebelumnya saya harus menjalani lymphoscintigraphy, yang merupakan bagian dari nuclear medicine procedure karena lymph nodes atau kalenjar getah bening saya yang ada di ketiak pun akan diperiksa dan diambil sampelnya. Cairan nuklir yang aman tersebut disuntikkan ke tubuh untuk membantu menandai bagian tubuh yang terdeteksi dengan sel kanker maupun hal lain yang mencurigakan. Selain itu, seluruh vital sign pun diperiksa, mulai dari tekanan darah, detak jantung, kadar oksigen di dalam tubuh, dan lain sebagainya.

Setelah itu, saya pindah dan menunggu di ruang day surgery. Sempat berfoto dengan Bo et Obi, saya dan Udi tidak hentinya meminta kepada Yang Kuasa agar apa pun yang dilakukan hari ini dapat berjalan lancar.


cheeers....
Saat menunggu, saya diminta untuk berganti pakaian operasi dan menyimpan seluruh barang-barang saya. And you know what, this hospital is mostly adorned with purple things...Makes me feel at home indeed :)



It's purpleeee....

getting myself ready....on my operating gown...
While waiting for everything to be ready, my kids were taken care of by my friends from the office. Thanks a million, Dodo, Nona et Yvonne :). I have explained to them that I will have to stay in the hospital for one night and Bo was not so happy about it. But I said they can see me here so they were not that sad anymore. I also managed to consult my breast surgeon and doctor handling my anesthesia. Everything is explained in details, including all the risks of the procedure I have to go through that day.

Then it's the time. 
I was wheeled to the operating room and had a nice chit chat with my doctor. I admired her lovely earrings and she was happy to see me look great with my lipstick on for the operation :). Well, I need to feel good about everything...She also explained in details what we would go though that day...

After the happy juice, I mean the anesthesia :), kicks in,  I just simply prayed and left it the hands of my Creator and my doctors. Then I'll come back with more stories after I woke up, okay :). Masih banyak yang ingin saya share dari proses ini...terutama setelah alhamdulillah operasi mastektomi saya berhasil. Saat ini saya juga saat ini mencoba pengobatan herbal dengan minum air rebusan daun sirsak sambil menjalani kemoterapi. More details are certainly coming here :)

I know we have so much information we need to know about cancer, particularly breast cancer. Google it..it all is just a click away. Kecanggihan ilmu kedokteran saat ini sudah benar-benar membawa kemajuan yang luar biasa bagi pengobatan kanker. Namun ini semua tidak langsung mengurangi kerisauan saya akan segala proses yang harus saya jalani. 

So I guess sharing my own experience will hopefully bring some personal insights that might be missing from those technical pages we found online. And I found that all my personal consultations, comforting chats or phone calls from all those brave fighters and survivors of breast cancers I've met in such a short course of time have helped me endured this painful journey.

My fear, my worries, my restless nights as well as my hopes and prayers for the nearest future are here..

And I will continue my fight..

Related post:

And I'm a fighter
Early detection...as easy as 1,2,3