Showing posts with label cancer. Show all posts
Showing posts with label cancer. Show all posts

Music that Heals at NYU Clinical Cancer Center

I believe you all agree that music heals.
Yup, music does heal :).

I personally love music. Love it so much, to be exact :).

I love singing, playing guitar, listening to all kinds of music and not to forget, watching music concerts. My hubby loves it, too. Well, he's an avid bassist, guitarist and drummer. And we do sing and play music together. Perhaps, I guess music brings us together since the very beginning as I joined his band before we were dating :). Aaaah...such sweet memories :).

Musik memang selalu memiliki efek menenangkan dan menyenangkan buat saya.
Rasanya bahagia. Kalau bisa bermain musik, bernyanyi sesuka hati...apalagi kalau duet dengan suami :).

Lately, I have been visiting NYU Clinical Cancer Center on daily basis.
Every day, from Monday to Friday, for my radiation therapy.
I am obviously tired, but I have to go through this therapy uninterruptedly. 
And amidst my fatique thanks to the radiation and the trip I have to make, nothing makes me feel more relaxed than sitting down at the lobby for a while and enjoying some cool, refreshing music.

Truly Music that Heals :).
Co-founded in 2007 by Kathy Lord and Susan Weber, both are musicians, Music that Heals has inspired seriously ill adults and children in 25 hospitals, clinics, and various health facilities all over New York City, in its 5 boroughs. My Clinic at the NYU has them, too. Involving professional performers from a wide range of music genres, they have brought joy, happiness and pleasant environment to patients and those around them amidst the rigorous treatments and procedures that we have to go through.

And I am lucky. During my painful chemotherapy, I managed to get a chance to enjoy those mini concerts from Music that Heals. 

One Wednesday, I saw this cool lady with her guitar playing all those great songs from John Denver, Stevie Wonder, and many more. I was transfixed to her alluring melodies although I just have some doses of Taxol and Herceptin. So cool...

Sayang saya terlewat namanya. Tapi dia sempat memperkenalkan diri dan bilang kalau dia sering bermain musik di subway, Dan sumpah,,,suaran, gaya dan pilihan lagunya keren bangeeet. Just exactly like what I love :)




Then the following visit,  I enjoyed this classic performance. 
Meskipun hanya berdua, tapi musik klasik yang mereka tampilkan sangat berkelas.



Aren't they great?
Well, I only have these two videos and I would definitely make some more if I got to see them. 

Feel free to check their website and you can support them by donating or becoming volunteer to one of their programs, too.

Really enjoy Music that Heals. And I do sincerely hope it will help me through my ordeal :).




WW: World Cancer Day

Let there be light...and hope.
Always...

#worldcancerday #fightingcancer #breastcancer

image is taken from here

image is taken from here




After the Mastectomy...what's next?

Hello, everyone...

Good to be back on my feet, at least for a while :)


By the time I wrote this, I just finish my third chemo and it was quite a hard blow.


I know it's November already. As October, the cancer awareness month, is behind us, I still pledge myself to keep sharing my experience and stories of the process. Meskipun bulan Oktober sudah lewat, izinkan saya untuk terus berbagi cerita yaaa...terutama tentang perjalanan dan berbagai prosedur pengobatan yang harus saya jalani.


Sounds so serious :)

Well, it is a serious matter by the way...dan semoga apa yang saya sampaikan membuat teman-teman menjadi lebih mengerti mengenai kanker payudara, prosedur apa saja yang biasanya akan dilewati oleh penderita  kanker payudara. Well, at least based on my own experience :). 

Yang pasti, saya akan share pengalaman pertama saya dioperasi :)

Bener..seumur hidup, saya baru kali ini dioperasi. Waktu melahirkan kedua anakku, semuanya melalui prosedur normal. Jadi kebayang dong rasanya seperti apa :). Deg-degan ngg karuan pokoknya.

So, I have shared my chapter on the preparation of mastectomy before.. 

Then being on the operation table on August 14, just three days after my birthday..
Yah, itung-itung hadiah ulang tahun...sel kankernya dibuang dari tubuh..
Awesomeee kan :).

Seperti yang saya ceritakan sebelumnya di sini, pagi itu saya siap untuk dioperasi.

Well, siap ngg siap sih sebenernya, karena biar bagaimana pun juga operasi yang pertama ini bukan operasi main-main...dengan bius total dan minimum 2 - 3 jam, karena selain mastektomi, lymph nodes atau kelenjar getas bening yang ada di ketiak aku pun akan dibuka dan jika ditemukan sel or pre cell di sana, maka akan diangkat juga.
Pheeew...sounds so complicated, rite...but that's exactly what I have to go through. Mastectomy and lymph nodes

Selesai persiapan, saya didorong ke kamar operasi dengan ditemani suamiku tercinta. Bo et Obi sudah diungsikan, sementara bermain dulu di tempat teman kantor yang kebetulan rumahnya tidak terlalu jauh dari RS. Makasiiiih ya Om Dodo, Tante Nona, Om Simon et Miles.


My hubby was so cool. Well, he seemed to be cool, but I know he was as scared as I was :). But again, that was it..the time to get rid of those cancer cells and be faithful to my Creator.


Saat sudah di meja operasi, yang bisa saya lakukan adalah berdoa, minta yang terbaik pada Penguasa Hidupku :)..


Setelah happy juice alias obat bius bekerja dengan baik, saya pun tertidur dengan nyenyak. Dan operasi pun dimulai. Eng ing eeeng....


................................


Tiga jam kemudian...

Akhirnya saya terbangun dengan manisnya...maksudnya diberi senyuman manis dari suamiku, hehe..

Rasanya legaaaa banget saya bisa buka mata kembali.

Tau ngg, ketakutan saya yang terbesar adalah jika saya tidak bangun pasca operasi, terus my soul was wandering around udah kayak di film-film horor itu. It might sound silly, but I gotta admit that's exactly what I felt...



Alhamdulillaaaah operasi berjalan lancar. Saat menanti di ruang tunggu, suami diinfokan bahwa semua sel kanker yang terdeteksi di payudara kanan saya sudah diangkat semua, termasuk jaringan payudara kanan. Di ketiak, ada satu pre cancer yang sudah ngendon dan sudah diangkat juga. Semua sel yang diangkat tadi akan dikirim ke laboratorium patologi untuk dicek lebih lanjut. So at least at this moment, I am free from cancer cells. Yaaaaay....

Well, that's the sunny side of it, but that's not all of course. Sekarang saya harus fokus pada penyembuhan luka operasi saya dan prosedur pengobatan berikutnya akan dilanjutkan setelah luka operasi saya sembuh.


Naaah, saat itulah saya baru sadar kalau operasi bukan hanya sekedar operasi, tapi ada luka besar di tubuh yang harus dirawat dengan baik. Sampai situ saya masih belum ngeh juga dengan dampak operasi, hingga saya merasa ingin ke kamar kecil dan dengan entengnya mencoba bangun sendiri dari tempat tidur.


Dan ternyata saudara-saudaraaaa....saya ngg bisa...

Bukan hanya ngg bisa bergerak, tapi bahkan saya langsung mengaduh kesakitan karena dada kanan saya rasanya sakiiiit kayak dipaku (bukan paku di kepala yaaa...:) #abaikan) dan kepala langsung pusing 14 keliling #efeknyadobel :)
Frankly, I didn't expect that...saya yang masih operation-virgin #apasiiih alias belum punya pengalaman operasi ini memang udah main grasak-grusuk ajaaa kayak ngg ada apa-apa.
Akhirnya suami saya sambil senyum-senyum bilang kalau mau bangun harus pelan-pelan, tempat tidurnya dinaikin, miringin dulu badannya, terus turunin kaki satu-satu dan panggil suster, karena tangan saya pun masih diinfus. Rasanya jadi malu sendiri hehehe...tapi mau-ngg mau saya memang harus dibantu oleh suster untuk ke kamar kecil.

Setelah itu, saya baru sadar bahwa badan saya rasanya remuk dan daerah seputar operasi rasanya memang aduhai nyut-nyutnya hehe. Masih bisa ditahan sih sakitnya karena masih ada efek obat penghilang rasa sakit pasca operasi, tapi you know it's there :). Saat saya bergerak, termasuk kalau bangun, mau makan dan menggeser tubuh, rasanya cihuy. Makanya kerap kali suster saya dengan sabar tanya apakah saya baik-baik saja, apakah sakitnya managable, dan perlu pain killer tambahan ngg. Sempet tergoda juga minta medical marijuana hehehe...#justkidding




Herannya, saya hanya diopname di RS satu hari saja lho...tepatnya satu malam.
Jadi, tidak lama dan selama ada di RS ada beberapa dokter, dokter jaga, intern, pekerja sosial, terapist dan entah siapa lagi yang datang dan memeriksa saya atau sekedar ngobrol. 

Untuk yang pekerja sosial, saya ngobrol banyak deeeh...saya ditanya apakah saya menyalahkan diri sendiri atau Tuhan karena penyakit saya dan siapa yang akan menjaga anak-anak dan mengurus rumah saat saya sakit ini. I said no, I don't blame anybody, including myself, nor God for what happen to me. I just like to focus on the treatment, get everything done and be well. 

some of my pain killers...

Sementara dari terapis, saya diberi contekan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelah saya pulang dari RS. Yang pasti, tangan kanan dan sisi kanan tubuh saya harus dijaga dengan baik, mengingat luka operasi yang cukup besar. Infeksi harus dihindari dan tangan kanan tidak boleh dipakai untuk yang berat-berat, bahkan mengangkat tangan lebih tinggi dari bahu juga tidak boleh. Well, I can't do that either btw, at least it was weeks after the operation. Obat-obatan yang diberikan ada 3 macam, yaitu obat anti-sakit atau pain killer dan antibiotik untuk mencegah infeksi. 


Saya sempat heran juga, kok bisa hanya di RS satu malam untuk operasi besar yang harus saya lalui. Ternyata pulang ke rumah saya membawa oleh oleh lhooo...wound drainage reservoir, alias penampung luka...


ini dia wound drainage reservoirku :)

Sorry if it might sound a bit gross but tabung ini ditempel dan dijahit ke badan saya untuk menampung darah segar yang banyak keluar dari luka operasi saya. Bentuknya seperti piring kecil tapi tabung, dengan kemampuan untuk menyedot darah dari luka bekas operasi saya. Konsekuensinya, saya harus rajin memeriksa dan membersihakn darah kotor tersebut. Rasanya nyeri-nyeri sedap dari  luka operasi plus penampung luka ini. Yang pasti, kalau tidur harus hati-hati, supaya sang tabung tidak banyak bergeser karena pasti ngilu :). 


Gaya duluuuuu :)

Well, walaupun repot, tapi saya lega bisa pulang ke rumah. Dengan segala kenyamanannya dan dekat dengan anak-anak. Kalau ada apa-apa, saya bisa telpon visiting nurse to help me out. So comfortable...





Next, saya harus melanjutkan prosedur untuk rekonstruksi payudara. Yuuup.. breast reconstruction. What is that? Apalagi itu rekonstruksi payudara?
Allow me to come back with that story on the next posting, okay...
Meanwhile, take care...

WW: The D-day for Making Strides against Breast Cancer

Such a glorious day for all survivors (and those who are still fighting, including me) of breast cancer and those affected by it :)

#MakingStridesAgainstCancer

at Central Park, New York

♡♡♡♡

cheeeeers...with my friend Rima

My DreamTeam, IndonesiaCeria & Beyond

Join us on Wordless Wednesday...


WW: Making Strides against Breast Cancer, TL kit :)

My team leader kit, for Making Strides against Breast Cancer, has arrived...
Yaaay...

IndonesiaCeria...let's walk together..


bismillahirrahmanirrahiiim...I wish God grants me enough strength to join in :)

Join us on Wordless Wednesday...
Easy breezy, just link up with me here...


Making Strides against Breast Cancer...

Hello, October...

Feels like ageees ;)

When I started this draft, it was October the 1st on the dot. And now it's the 7th already.
In case you are interested to know, many things have take turns in my revolting, yet still colorful life :)

Now that we have entered the 10th month in the calender, it's the month for breast cancer awareness as well...
Hurray for that, as I have soooo many plans and things to share about my own fight against breast cancer. Drafts were made and I just need more time, and extra energy, to finish them.

And in the same month I will start my chemotherapy, too :)
Yup...have started I my chemotherapy on October 2nd.

After recovering well (I can say ...) from mastectomy that I got last August, my oncologist came up with the plan for 4-time chemotherapy for my poorly-differentiated cancerous cells. It was quite a surprise for me and my family as my initial pre-surgery pathology test show that I can continue to be treated only with radiology and hormone therapy. But, voilaaaa...as the mother of the cells were taken out from my body, they showed their true color...They are poorly differentiated, meaning that they have grown far far different from the normal cells and in alarming speed. The fact that one cell in my lymph nodes is ready to transform confirms the need to proceed with chemo.

Well, I'll share more of that soon...
But now, I would like to happily share with you all that I'm Making strides against breast cancer!

Yuuup...I'll be joining the famous annual walk for a world free of breast cancer. 
In fact, I'm the team leader here :)...

And guess what's the name of team? 
IndonesiaCeria...
thanks to dearest Nona for inspiring me with the name :)
Imagine all cheerful friends and family of mine, Indonesians and beyond, walking hand-in-hand in pink and show it to the world how we all share the same fight :)


photo taken from American Cancer Society

The walk will take place in Central Park, East 72nd St Bandshell, on Sunday, October 19, 2014. 

To those who would like to join me and my team, come and click this link, my dashboard
You can join the walk, make donation, or support us any way you like..

This is what has been  sent from my email , I just copy paste them:

Hello!
I'm so excited about an event I just signed up for - the American Cancer Society Making Strides Against Breast Cancer walk. I know, I know, there are a lot of breast cancer events out there. But I'm walking and fundraising for the American Cancer Society because they are the leader in the fight to end breast cancer - doing the most in every community to help women with breast cancer today and working tirelessly to find cures to end the disease tomorrow.
Why am I telling you this? Because I would love for you to join me! There are two ways you can help:
  • Join me as a walker in this non-competitive, three-to five-mile event
  • Help me reach my goal by donating $5, $25, $50, or more
Thanks in part to the American Cancer Society, and people like you who signed up to fundraise or made a donation and supported the cause, breast cancer death rates have dropped over the last 20 years. In fact, women are 34 percent less likely to die from breast cancer today than they were in 1989.
There’s still so much work to do. Please consider joining me or supporting me with a donation.
Frankly, after the effect of my first chemo, I am a bit worried whether I can make the walk. My second chemo is scheduled on October 16, just 3 days before the walk. I guess I will talk to my doctor and get it a bit earlier than scheduled :). I also spoke with the event organizers that if I'm too weak to walk, I can still be there as the volunteers and my team will walk for me. How cool is that :)...

I have to say, I get so excited and I can't wait to join this noble cause.
For the world free from breast cancer...
For more birthdays and longer time to see my kids grow up :)...

Making strides against breast cancer !

Early Detection...as easy as 1,2,3...

Healthy food, regular exercise and no stress....
Sounds familiar?
It's the super recipe for a healthy life...

"Jangan lupa jaga makanan...olah raga yang rajin, dan jangan stress ya..."

Rasanya hampir semua orang sering mendengar nasihat yang sama. Mau itu dari keluarga, teman kantor, kekasih, atau dokter. 

Seandainya  dunia ini sempurna...Rasanya kita semua ingin hidup sehat, makan teratur, menikmati olah raga dan hidup tanpa stress! Dan saya, pasti udah duluan daftar di dunia ideal ini.:)...

Tapi, nothing is perfect...Although we have strived to life better and better everyday, but anything can happen.  That includes my new fight with cancer. 

Meski hidup penuh dengan pilihan yang bijak dan benar, seringkali kita memilih yang rute yang 'salah' simply karena kita pengen aja. Makan sembarangan, menggampangkan olahraga dan seringkali larut dengan pekerjaan yang berbalut stress.

Well, setelah sedikit intro dari saya mengenai 'kado' teranyar dari Penciptaku, bahwa saya positif menderita kanker payudara, life must go on!

Of course it will...Life must go on...
With or without my breast cancer,  I will continue to embrace it with hope, love and joy ♡♡♡. Nothing works better and magical than having the positive energy from within and your surrounding. And for that, I am totally blessed with such supportive family, encouraging friends and colleagues as well as people around me. Alhamdulilaaah. ..

But  before I continue my story on a rather painful tone towards recovery - remember, no pain no gain :) - perhaps its good to share some early detection steps this time.




Never forget, cancer can happen to anyone, any women.


Bukan bermaksud menakuti-nakuti, tapi kanker payudara memang bisa terjadi pada setiap perempuan. Walaupun perempuan dengan sejarah kesehatan dan kondisi tertentu biasanya memang memiliki resiko lebih tinggi.

Beberapa perempuan yang memiliki resiko tinggi terkena kanker payudara antara lain:

- perempuan dengan sejarah keluarga dekat (ibu, tante, wa, nenek dan keluarga dekat yang menderita kanker payudara, serviks, maupun kanker lainnya dari keluarga dekat laki-laki.

- perempuan yang memiliki inherited changes or keturunan pada gen yang terkait dengan kanker payudara (biasanya disebut gen BRCA 1 dan BRCA 2)

- perempuan dengan breast tissue yang padat atau memiliki kondisi tertentu sehingga terjadi pertumbuhan sel yang berlebihan pada breast tissues

- perempuan yang pernah terkena kanker dan kankernya tumbuh kembali atau menyebar ke daerah lain.

- perempuan yang pernah melakukan terapi radiasi di daerah dada sebelumnya

- perempuan yang menjalani terapi hormon pasca menopause jangka panjang dengan menggunakan estrogen dan progesteron (bias dikenal sebagai kombinasi PHT).

Beberapa faktor yang dianggap turut meningkatkan resiko kanker payudara adalah:

- perempuan yang memulai sirkulasi mens di usia muda
- perempuan yang mendapat menopause di usia relatif senja 
- perempuan yang tidak memiliki anak 
- perempuan yang mengalami kehamilan pertama saat usia di atas 30 tahun
- perempuan yang kelebihan berat badan
- perempuan dengan gaya hidup tidak sehat (junk food lovers, merokok, minum alkohol, stress)

Namun demikian, ini hanya indikator yang kerap menjadi pola yang menentukan rendah atau tingginya resiko seorang perempuan terkena kanker payudara. Banyak kasus di mana faktor-faktor di atas tidak selalu terpenuhi, namun tetap terkena kanker payudara.

Then can we prevent it? How to detect it at the earliest stage?

Apakah kita bisa mencegahnya? Bagaimana mendeteksinya sejak dini?

Ada beberapa langkah yang bisa diambil tentunya.
And prevention - or at least early detection will always be best!

Pertama SADARI...atau periksa payudara sendiri. 
Breast self-exam will be a great help! Check your own breast. 
Frankly, I've seen the leaflet and postur of this in many hospitals and clinics. 

Tapi jujur saja, saya hanya baca sepintas dan tidak selalu mempraktikkannya. 
Padahal sederhana teman....Saat mandi atau menjelang tidur, raba PD dengan jari sambil merasakan apakah ada benjolan atau jaringan padat yang lain dari sekitarnya. Memang seringkali terlewat karena kita pikir hanya jaringan otot biasa atau kalau teman-teman yang pernah menyusui, rasanys seperti kelenjar susu namun agak padat dan tidak berpindah. 

Posisi untuk memeriksanya akan lebih mudah jika kita berbaring  dan tangan diangkat ke atas. Check all areas, termasuk seluruh bagian PD, menuju ke arah leher, ketiak,  bagian tengah dada hingga sisi dekat tulang rusuk. Payudara memang dekat dengan berbagai posisi kalenjar getah bening, salah satunya di ketiak, yang berpotensi membawa sel2 berbahaya ini ke daerah lain di tubuh kita.

The reason why I got suspicious is because I find one lump on my right breast, but none in my left one. Kalau kanan ada tapi di kiri ngg, or the other way around or even both, berarti lebih baik periksa lebih lanjut.

So next, contact you doctor for a breast exam. Periksa ke dokter atau klinik. Jika dokter spesialis susah jadwalnya, dokter umum pun bisa membantu memeriksa. Jika berusia 40 tahun ke atas, periksa setiap tahun. Jika berusia 20an or 30an, periksa setiap 3 tahun. Dan biasanya, jika ditemukan benjolan atau sel yg mencurigakan,  Maka akan direkomendasikan untuk dirindaklanjuti.

Beberapa pertanyaan yang diajukan ke saya saat dokter melakukan breast-exam antara lain:

- apakah saya baru selesai menstruasi atau akan segera memulai siklus menstruasi? ini penting karena payudara cenderung membengkak karena ada perubahan hormon sehingga bisa memberikan hasil yang kurang akurat. Jadi lebih baik memeriksa di saat sedang tidak menstruasi. Namun jika benjolan tetap terasa sesudah maupun sebelum mentstruasi, lebih baik segera diperiksa.

- apakah benjolan yang dirasakan menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman? jika menimbulkan rasa nyeri atau sakit, diindikasikan ada sesuati yang serius. Dalam kasus saya, saya tidak merasa sakit atau nyeri sama sekali, hanya terasa ada benjolan atau penebalan.

- apakah sering merasa cepat letih atau gampang capek padahal tidak melakukan kegiatan berat? ini merupakan salah satu tanda-tanda adanya perubahan sel tubuh. Saya sendiri tidak merasa ada perubahan yang berarti dan tetap sehat serta segar menjalani kegiatan sehari-hari.

- apakah ada cairan atau discharge yang keluar dari puting? Jika ada, ini juga merupakan gejala yang perlu diwaspadai. Saya sendiri tidak mengalami hal ini.

- apakah ada perubahan warna (menjadi kemerah-merahan) atau tekstur kulit  (berkerut seperti kulit jeruk misalnya) di sekitar daerah benjolan atau payudara secara umum? Ini pun menjadi salah satu gejala yang perlu diwaspadai. Lagi-lagi, saya tidak mengalami hal ini meskipun benjolan terasa di payudara kanan.

Another step that can help is take mammogram.  Biasanya, perempuan tanpa keluhan atau kondisi khusus seperti di atas disarankan untuk mamogram setelah usia di atas 40 tahun. Di bawah usia itu, jaringan massa di PD memang lebih padat dan mammogram menggunakan radiation tingkat rendah jadi tidak diajukan kecuali memang perlu. 

The good thing about mammogram is that it can detect even a very small lump or cancer. Bahkan pre cancer cell.  Ini yang membedakan mamogram dengan USG atau sonografi. Seringkali kita baru bisa merasakan benjolan jika ukurannya sudah agak besar dan semakin besar ukurannya, semakin tinggi resiko yang dihadapi.

So, those where some steps that we can take to detect Breast Cancer at the early stage.

As I quoted up there on our best defense, "when breast cancer is found in its earliest stages, the chance for successful treatment is greatest." 

And I will soon be back with my own my breast cancer story.
Meanwhile, stay healthy people..
Enjoy life and be grateful :)..




Artikel ini diikut sertakan pada

Written from various resources and booklets from American Cancer Society, including my own experience.

And I'm a fighter...

Hidup memang penuh dengan misteri...


Kokak, panggilan sayang kami untuk kakek dari pihak papa, punya suara yang serak-serak basah. Khas sekali. 

Ketika kecil, kami yang hidup dekat dengan kokak seringkali merasa ngeri kalau mendengar kokak bicara. Karena terkesan galak...ditambah dengan profesi kokak yang memang tentara, anggota Angkatan Darat. Salah satu anggota barisan pejuang kemerdekaan RI yang turut bergerilya dengan Pak Karno dan para pejuang lainnya di tanah Jawa.

Indah kecil selalu ceriwis bertanya. Kenapa kokak suaranya serak seperti itu? sementara kok papa suaranya bagus dan pinter nyanyi? 
Beragam jawaban didapat...Karena kokak pernah dioperasi..karena kokak perokok berat...karena kokak terkena kanker pita suara. 
Dan layaknya anak kecil, pertanyaan lanjutan pun muncul..
Kanker itu apa? kenapa bisa begitu? apakah kokak sudah sembuh dari kankernya? terus kita bisa ketularan ngg? can we live with it...


Berpuluh tahun kemudian, Indah kecil - yang tidak lagi kecil dan telah tumbuh dewasa - kembali mendengar penyakit yang lama terlupa di keluarga besar yang lebih familiar dengan riwayat diabetesnya.

Kanker...

Dan kali ini, pertanyaan itu ditujukan kepada dirinya sendiri...

Tidak lama setelah tiba di tempat baru bersama keluarga untuk menjalani tugas berikutnya, saya menyempatkan diri untuk periksa ke general practicioner  di NY. Sudah menjadi bagian dari kebiasaan kami untuk selalu melakukan general check-up saat tiba di tempat baru. Selain cek kesehatan biasa, kali ini saya khusus berkonsultasi karena merasa ada benjolan di payudara kanan. Saat di Indonesia, saya sudah merasakan ada yang lain di bagian tubuh tersebut dan baru sempat menjalani pemeriksaan dengan sonogram atau USG yang memang mengkonfirmasi bahwa ada sesuatu di sana. Meanwhile, I feel perfectly okay, nothing else to complain...everything is normal.



Setelah di NY, saya melanjutkan proses pengecekan dengan GP. Pemeriksaan fisik dokter kembali menemukan benjolan tersebut, sehingga saya direkomendasikan untuk  melanjutkan pemeriksaan dengan USG dan mamogram. Mungkin teman-teman sudah pernah mendengar atau melakukannya. USG kurang lebih sama dengan yang kita lakukan saat sedang hamil untuk melihat dan mengetahui kondisi bayi. Hanya kali ini, pemeriksaan difokuskan di daerah payudara. Sementara mamogram dilakukan dengan alat khusus, menggunakan low-energy x-ray yang dilakukan dengan meletakkan payudara di plat film untuk difoto. Banyak yang bilang mamogram sakit karena payudara kita ditekan sedemikian rupa untuk mendapat hasil foto x-ray yang sempurna. Tapi buat saya, sepanjang kita mengikuti instruksi technologist yang mengoperasikan alat ini, rasa kurang nyaman tidak begitu parah kok. Beneran :)..

Meskipun agak jauh dari kantor, pemeriksaan saya lakukan di sela-sela jam istirahat. Hanya satu kali naik subway dari Grand Central, saya tinggal jalan 2 blok menuju Lenox Hill Imaging Center tempat sonogram dan mamogram akan dilakukan.

Enaknya, radiologist yang stand-by di imaging center tempat saya melakukan USG dan mamogram bisa langsung melihat hasil foto dan merekomendasikan langkah selanjutnya. Dan saya hanya perlu menunggu kurang lebih 10 menit setelah mamogram dan USG. Radiologist saya langsung bilang bahwa mereka melihat perkembangan yang mengkhawatirkan dan menyarankan untuk melakukan biopsy atau pengambilan sampel sel yang dicurigai karena bersifat abnormal tersebut. 

hasil mamogram payudara kanan...did you see the bright spots? those were the abnormal cells...
Diindikasikan ada 3 area yang mencurigakan. Saya sempat kaget, karena yang terasa hanya satu, tapi setelah dicek ternyata ada 3. Duh gusti, dari situ saya sudah merasa khawatir. Sempat terpikir apakah karena ada jeda 1.5 bulan sejak saya pertama merasa ada benjolan dengan saat saya memeriksanya. Apakah secepat itu penyebarannya? berarti selnya ganas? berarti..... Begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk dan semuanya saya tanyakan kepada radiologist saya tersebut. 

And this is what I really appreciate from him. Semua pertanyaan saya dijawab namun tetap menenangkan. Ditekankan bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan apapun sebelum seluruh rangkaian pemeriksaan dilakukan. Saya pikir, diplomatis sekali jawabannya...tapi memang benar, lebih baik dicek dan dipastikan dengan baik daripada menduga-duga.

Dua hari kemudian saya melakukan biopsi di tempat yang sama. Kalau teman-teman yang tau seperti apa biopsi, mungkin sudah terbayang ya. Saya belum pernah :)...jadi saat persiapan usai ganti baju dengan hospital gown, saya dijelaskan prosedur biopsi. 

Intinya, area di payudaya yang dicurigai diberi tanda, lalu dijelaskan bahwa saya akan di berikan anastesi lokal dan alat-alat yang akan digunakan di tunjukkan pula. Ada semacam alat suntik besar yg digunakan untuk mengambil sel, sifatnya seperti vacuum. Panjang jarum ada 3 macam, termasuk yg paling panjang sekitar 20cm. Nyeremin yaaa...tapi saya santai aja, karena yakin anastesi atau bius lokal akan bekerja. Sayang saya ngg sempat foto:). Yang pasti biopsi dilakukan bersama dengan ultrasound yang memastikan posisi sel. Sebentar saja biopsinya..Tidak sampai 30 menit, biopsi di 3 area selesai.  Saya pun diinformasikan bahwa akan ada rasa tidak nyaman setelah biopsi, bruises atau memar, dan tidak boleh mandi dengan menggunakan shower hingga besok harinya. Saya juga diberikan ice pack dan di ingatkan bahwa kalau perlu meminum obat penghilang rasa sakit, saya hanya bisa meminum Tylenol karena obat lain di khawatirkan justru akan memperparah pendarahan. 

Dan, menunggu hasil biposi pun tidak lama. Dari 3 hari maksimal yang dijanjikan, 24 jam kemudian saya mendapat telpon dari GP saya. Yang mengabarkan bahwa saya positif menderita kanker payudara.

Kanker payudara...


Hari itu, 11 Juli 2014, saya dinyatakan positif menderita kanker payudara.

Breast Cancer...

What do you have in mind when you heard those words? 


Let me get back to you and share my story...


Artikel ini diikut sertakan pada