Ramadhan cooking with the Frakarsas |
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
I hope your Ramadhan goes well and this blessed month will give us ample time to reflect and revisit our journey in this life, so that we can be a better person.
Ramadhan has always successfully brought my family together. I manage to go home early, prepare the meals with my hubby and my kids, and as much as we can, we always pray together in jamaah. The sense of togetherness and family spirit really brings us together and that what makes Ramadhan special.
Ramadhan cooking with the Frakarsas |
Salah satu kegiatan favorit yang kerap saya lakukan bersama anak - anak dan juga suami adalah berkreasi di dapur.
Entah kenapa, saat Ramadhan, kami sering sekali berkumpul di pojok ini sambil memikirkan apa yang akan disiapkan dan dimasak. Mungkin karena saat Ramadhan jam kerja kantor juga lebih pendek sehingga bisa pulang lebih awal atau karena menahan lapar, jadi berbagai kreatifitas dan keinginan memasak pun muncul. Entahlah. Yang pasti, kami berempat menikmatinya dan saat di dapur ini pun kami banyak bertukar cerita, sharing berbagai hal termasuk hal - hal penting dalam Islam dan dalam berpuasa, maupun bercanda sambil menunggu waktu berbuka.
Saat berada di Indonesia, kita seringkali dimanjakan dengan berbagai kemudahan, termasuk jajan takjil atau makanan berbuka. Bahkan sampai makanan utama pun banyak yang menjualnya dan rasanya enak serta harganya juga bervariasi. Tapi saat di luar negeri, seperti di New Zealand, kami seringkali membuat sendiri makanan yang ingin kita makan, terutama makanan Indonesia. Memang ada yang menjualnya atau membuka PO, tapi biasanya harganya lumayan banget dan juga tidak selalu ada. So, pilihannya adalah masak sendiri deh.
Nadine was preparing for kaastengels |
Biasanya kami masak setelah selesai sholat Ashar berjamaah. Atau kalau di waktu weekend, selesai dzuhur bersama, kalau ada masakan atau kue yang akan dibuat, kami pun mulai memasaknya bersama. Tidak jarang kami recook atau memasak ulang beberapa resep keluarga yang banyak diwariskan dari mama saya ataupun almarhumah mama Rudi, my hubby. There are times when we called our family back home just to have a chat or ask about the recipes. It was fun indeed!
Karenanya, saya jarang berbuka di luar rumah selama di Wellington. Selain sulit memastikan makanan yang kita beli dan santap 100% halal, berbagai restoran di Wellington tidak memiliki tempat sholat. Bahkan di mall sekalipun, yang hanya ada satu di antero kota Wellington (nanti saya cerita lebih banyak lagi ya :)), tidak ada mushola atau tempat untuk sholat. Well, tidak heran sih karena memang Wellington dan New Zealand pada umumnya memang negara sekuler. Pilihan berbuka di rumah, atau bersama komunitas muslim adalah yang paling tepat memang.
Here are some of the food that The Frakarsas managed to cook during this Ramadhan. Can you guess what they are?
Pastel for Ifthar |
Besides the food for our sahoor and ifthar, we had cooked some cookies for Lebaran or Eid al Fitr as well. We usually cook kaastengels or the cheese cookies, nastar or the pineapple jam cookies, and putri salju or cookies with icing sugar.
our favorite kaastengel.. |
don't you just love the chilies! |
And psst, my hubby is a great cook as well. He got so excited in creating his late mom's recipes that we all miss from home. Sometimes he checks the Cookpad and YouTube as well to get some inspirations. I love working with him in the kitchen. He can be super meticulous (and noisy) but the results are usually superb as well. Thanks, love!
can you guess what he was making? |
Udi really loves meat.. so he's very good at preparing them |
So, that's a little story from our family in this Ramadhan. We are truly enjoying our family time in the kitchen. But of course we didn't spend the entire time in the kitchen as Ramadhan is the perfect month to enhance our observance, worship and prayers to the Almighty.
Do you love cooking as well? Any particular dishes you and your family love to make during Ramadhan? Share the stories with us at the comment ya.
See you on the next post!
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Ramadhan buat saya jadi makin rajin masak, buat takjil dan waktunya ngobrol lama di meja makan sambil menunggu buka puasa. Berasa banget quality timenya
ReplyDeleteiyaa bener mbaaa
DeleteWah kompak banget sekeluarga yah, kalau masak di dapur bareng itu memang memiliki kesan tersendiri, btw jadi mba Indah lebaran nya di luar negeri ya?
ReplyDeleteIya mba... saya sedang tugas dan tinggal di Wellington, Selandia baru. INi sudah tahun kedua hehe :)
DeleteKeren keluarga nih. Semuanya pandai memasak. Sajian yang istimewa terhidang sungguh bikin lafar haha ...
ReplyDeletealhamdulillah dari doyan makan jadi doyan masak juga
DeleteHarus pandai-pandai berarti ya kak di negeri orang untuk berbuka puasa, bisa di rumah atau bareng komunitas muslim setempat biar terjamin kehalalannya
ReplyDeleteKak Indah dan keluarga kompak sekaliii..
ReplyDeleteAku suka lihat dapurnya.
Ada pemandangan ke halaman.
Dan masak sendiri di bulan Ramadan, selain bisa explore resep baru, juga bonding sama anak-anak yaa.. kak Indah.
Semoga sehat dan bahagia selalu.
Lancar shaum Ramadannya hingga meraih kebahagiaan di Eid al-Fitr 1444 H.
Bener deh lebih mudah dan banyaaak dg bikin sendiri daripada beli hehe. Dapurnya asyik banget menghadap ke yg ijo2 mba. Seneng ya bs masak bareng suamiku. Klo di rumah seringnya aku yg masak krn katanya my cook is better than him. Merasa disanjung to capek jg semua sendiri di dapur 😂
ReplyDeleteSerunya kegiatan masak bareng keluarga begini ya, Mbak Indah. Ngomong-ngomong itu Golden Churn Butter enak banget buat bikin kue. Dulu pernah dibawain oleh-oleh sama adik soalnya. Lebih harum juga
ReplyDeleteseru banget yaa masak bareng keluarga. kegiatan seperti ini, selain menyenangkan juga bisa mempererat hubungan anak dan orang tua, serta pasangan juga
ReplyDeletewaaa srrunyaaaa
ReplyDeleteaku jg suka masak masak bareng kluarga nih mba
makasi sharing nyaa
vibesnya ramadan dan lebaran banget mak Indah, masak dan bikin kue bareng sekeluarga gini emang seru banget, aku pun sebenernya pengen bikin kue kering bareng anak2, tapi apa daya badan lagi ga bersahabat, jadinya beli deh kukernya
ReplyDeleteWah, kreatif sekali mbak Indah sekeluarga menyiapkan menu berbuka puasa dan kue-kue lebaran di New Zealand. Oh, ternyata memang cukup sulit ya menemukan makanan halal dan jenis penganan yang kita inginkan. Mantap deh pasti bangga nih mbak, anaknya sudah pandai bikin ini-itu ya. Mau dong cobain hehehe :D
ReplyDeleteWalau di sini tiap sore banyak yang jualan takjil dan aneka lauk, saya pun lebih suka masak sendiri buat berbuka puasa mbak. Apalagi kalau masaknya sambil melibatkan anak-anak.
ReplyDeleteTapi kalau bikin kue, ini nggak termasuk. Kalau kue saya mending beli
MasyaAllah, mbaaak. It looks so yumm!!! Nemu ada bihun goreng, pastel, dan kayaknya kroket ya (?) selain kue kering. Mana itu anak gadis slay sekali gayanya meski lagi di dapur. Keren!!
ReplyDeleteSeru banget yaa lebaran di negeri orang meski sedih jauh dari keluarga besar. Jadi makin jago masak yang jelas karena nggak akan nemu makanan khas lebaran kaya di Indonesia.
Can't wait to read the story of Wellington & New Zealand ied fitri, anyway...
Momen memasak bareng keluarga memang seru ya, Mbak. Sambil masak kita bisa ngobrol bareng sekaligus meningkatkan bonding antar keluarga.
ReplyDeleteWah, kastengel buat lebarannya udah siap ya... manteep!
Jadi kangen masa pandemi baca postingan ini. Bahkan tadi sore ngomong juga ke Keke. Sekarang udah mulai pada sibuk dengan aktivitas masing-masing. Jadi, kembali saya yang menyiapkan urusan memasak. Waktu pandemi dilakukan barengan sekeluarga.
ReplyDeleteI just wondering, when you found out that Wellington doesn't have a prayer room! It's a bit sad if you go to the mall and suddenly magrib for example, ya Mbak Insav?
ReplyDeletebtw I guess it is bihun goreng - kroket - lasagna - pastel (or panada?) - kastengel - delicious yet spicy sambal, am I right?
oya minal aidin wal faidzin yaaaa
Momen seperti ini tuh menyenangkan sekali, karena jadi salah satu kenangan juga untuk anak kita ya mak. Wah ternyata butter kita samanih, aku juga selalu pakai itu mak Indah.
ReplyDeleteMasya Allah, Mba Indah. Super banget. Bisa masak masakan banyak begitu. Jadi, meskipun Ramadan di negeri orang, tetap bisa menikmati hidangan lokal ya, Mbak. Malah seneng bisa masak sendiri bareng keluarga.
ReplyDeleteDuh jadi ngiler wkwkwk, tinggal di luar negeri paling aman masak sendiri ya meskipun di beberapa negara sudah banyak juga restoran dan supermarket yang menyediakan bahan makanan dan menu makanan halal. Salfok sama Royco-nya, andalan banget sih kalau masak menu makanan yang ada unsur gurihnya.
ReplyDeleteDuh, terlihat enak-enak banget sih mbak majanannyaa.. Emang sulitnya gitu yaa kalau di luar negeri. Tapi jadi momen sendiri dan momen bersama ya akhirnya, ihihi.
ReplyDeleteWah serunya, ramadhan memang moment yang pas untuk eksplore resep dan mempraktekkannya, wah keluarga mbak indah udah siap aja tuh kue lebaran, aku model tunjuk
ReplyDeleteSenang ya bisa masak bersama kek gini. Seruuuuu....apalagi ketika hasilnya enak. Bagian mana yang adalah bonus, masakan enak atau bonding antar anggota keluarga? Btw, bertahun-tahun tinggal di kompleks yang dinding dapurnya berimpit dengan dapur tetangga, suka banget lihat ijo2 di balik kaca dapur mb indah :).
ReplyDeleteSeru banget kalian Mbak. Terlihat kompak. Suaminya juga bisa ya bebikinan makanan.
ReplyDeleteSeru yaaaa masak sama keluarga tuh.. kalo saya jarang sik,biasanya masak sendiri dan anak-anak tinggal makan karena anak anak sibuk semua.. wahhh mbak jago bener bikin kuenya
ReplyDeleteSalah satu kebahagiaan adalah kumpul keluarga sambil masak begini ya mba Indah. Aku pun senang bikin masakan barenga whole family. Rasanya lebih enak pasti karena dibikin pakai cintaaah
ReplyDeleteHappy banget bisa nyiapin makanan bareng ya Mba. Kebiasaan saya sih seringnya ngabuburit sambil beli buat takjil. Jajan aneka makanan bareng anakku.
ReplyDeleteWah, banyak banget yang di masak mbak
ReplyDeleteMemasak bersama keluarga ini emang seru ya mbak
Masak sendiri selalu lebih memuaskan yaa, kak Indah.
ReplyDeleteRasanya semua yang diinginkan jadi sesuai selera.
Sambalnya kak Indah, waaah.. menggoda sekali.
Cool banget kegiatan masak bersamanya, kalau saya suka memasak juga sih mba,biasanya kegiatan memasak bersama lebih ke takjil, yang simpel dan mudah aja bikinnya
ReplyDeletekeren deh Mbk masak bareng, semua turun tangan dan pastinya bisa mencoba berbagai resep kalau merantau, pengalaman aku dulu kangen masakan A langsung bikin karena gak ada yang jual.
ReplyDeleteSeruuuu banget bisa masak bareng keluarga gini mbak. Looking forward to my kids getting older so I can cook together with them hehe
ReplyDeleteMasak bareng keluarga memang selalu menyenangkan ya, btw aku salfok sama makanannya. Enak bgt kayaknya.
ReplyDeletekastengelnya terlihat sangat menggoda deh mbak, kejunya cantik banget, tapi masak bareng keluarga emang seru ya mbak walaupun kadang terasa lebih lama dan lebih berantakan :D
ReplyDelete