One Billion Rising Indonesia 2014: Break the chain!

Last Friday, I had a great time in National Monument Park or Monas!
Hope this piece is not that late but I still love to share it here btw...

Fun indeed, as it was the yearly event of One Billion Rising...

Have you heard of this before? Some might have, some don't..


women are not properties!


One Billion Rising is the voluntary movement to raise awareness toward eliminating violence against women. 
Voluntarily, every year, para relawan dan mereka yang peduli dengan penghapusan tindak kekerasan terhadap perempuan berkumpul di satu tempat yang disepakati. Bersama menunjukkan kepada dunia bahwa kekerasan terhadap perempuan harus segera dihentikan.




Kekerasan terhadap perempuan sendiri memang bukan isu baru, namun sayangnya fenomena ini masih marak terjadi di mana-mana dan tidak heran kalau keprihatinan pun telah lama direfleksikan dalam berbagai aksi nyata, termasuk OBR.

Kekerasan terhadap perempuan sendiri telah dijabarkan dengan jelas dalam pasal 1 Declaration on the Elimination of Violence against Women, as quoted here:

"Violence against women" means any act of gender-based violence that results in, or is likely to result in, physical, sexual or psychological harm or suffering to women, including threats of such acts, coercion or arbitrary deprivation of liberty, whether occurring in public or in private life.” Art. 1

poster keren ini siapa yang buat yaaa...
Dari begitu banyak bentuk kekerasan terhadap perempuan, kekerasan seksual adalah salah satunya bentuk terburuknya. Perkosaan, intimidasi seksual, pelecehan seksual, prostitusi paksa hingga perdagangan perempuan adalah contoh kekerasan seksual dari 15 kategori yang dilangsir oleh Komnas Perempuan.  

Kumpulan Catatan tahunan Komnas Perempuan juga menyebutkan bahwa “dalam waktu tiga belas tahun terakhir kasus kekerasan  seksual berjumlah hampir seperempat dari seluruh total kasus kekerasan, atau 93.960 kasus  dari seluruh kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan (400.939). Artinya  setiap hari 20 perempuan menjadi korban kekerasan seksual.” 

Globally, it  even has a bleaker picture :(.

As you see, the degrading effects of VaW go beyond mere physical, psychological or social condition of those who fall as victims, which unfortunately claim many in numbers. 


So, we gotta stop it and we gotta stop it NOW!.

And that’s why here in Indonesia and in many parts of the world, people raise the voices and ‘move’ together. What’s unique from this movement is the way we express our supports to all efforts aiming at eliminating violence against women through dancing! Yup, danciiing…how I love thaaat!

And special theme for 2014 is right to justice! 




Kampanye kali ini juga ditujukan untuk memberikan dukungan kepada para korban, agar mereka berani melaporkan tindak kekerasan yang terjadi pada mereka sehingga pelakunya bisa dihukum setimpal. Dan semua bisa berpartisipasi....jika tidak bisa ikutan langsung hadir, karyamu pun bisa menyemarakkan kampanye ini, seperti poster-poster di atas...

Thanks to Mak Pungky Prayitno et Mak Alaika Abdullah yang mengingatkan saya akan kegiatan ini. Well, sebenernya sih Mak Pungky nitip liatin poster hasil karyanya mejeeeng ngg di Monas, hehehe…walaupun orangnya sedang ngupil cantik di Purwokerto hehehehe…Tapi beneran, posternya jeng Pungky kereeeee sangat memang :).

poster juara mak Pungky :D...


Btw, tahun ini, acara diselenggarakan di Lapangan Monumen Nasional (Monas), tepatnya di sisi barat. Berhubung acara dijadwalkan pukul 2 siang hingga 5 sore, saya sempet maju mundur untuk hadir karena jamnya masih terhitung jam kantor. Padahal acaranya kereeen lhooo…mulai dari latihan flashmob One Billion Rising, penampilan istimewa Opi Andaresta, belly dancing , dan masiiih banyak lagi.

Tapi setelah melihat workload kantor yang tidak terlalu heavy dan bisa dititipkan ke teman #jangandicontohya, akhirnya saya pun capcuuuus ke Monas. Berhubung dekeeeet dari kantor, jalan kaki deeeh kita, walaupun matahari sedang cantik-cantiknya.

sangking panasnya sampe gelaaap...


Ternyata, karena masuk dari pintu selatan, pintu barat jauh pemirsaaaa….perasaan udah jalan 15 menit kok ngg sampe-sampe :D. Dan lapangan terbuka yang rasanya panaaas ajaaah kaya oven sukses meluluhkan diriku #tsaaah. Setelah lumayan jalan cepat biar cepet sampe, sayup-sayup saya mendengar musik riang dan suara MC yang memanggil-manggil. Oooh, sepertinya saya sudah (hampir) telat…Dan bener aja, sekitar 100 meter lagi tiba di tekapeeeh, musik pun sudah diputar dan fashmob OBR pun dimulaiiii…Baiklaaaah, batinku, yang mulai lari-lari mendekat sambil nari-nari kecil (kalau besar kayak apa yooo ). Untung juga udah sempet ngintip di YouTube sebelumnya jadi ngg buta-buta amaaat walaupun ngg lancar.



Tiba di tekape ngos-ngosan, saya langsung gabung jejingkaran dengan mereka-mereka yang sudah dateng duluan. Berhubung flashmobnya ngg terlalu panjang, jadinya diulang 2 kali deeeh, walaupun buatku masih belum cukup hehehehe. Sangking serunya ngedance, sampai ngg sempet tengok kanan-kiri lagiiii or kenalan dengan teman-teman baru itu. Setelah selesai baru deeeh ngobrol-ngobrol lucu dengan dua cewek muda (dibandingkan dengan diriku J ) yang ikutan acara hari itu setelah mengecek twitter di @OBR_Indonesia .






Beberapa teman lain yang bergabung rata-rata datang bersama komunitasnya, keliatan dari kaos seragam yang mereka pakaian. Mungkin tahun depan lebih banyak teman-teman yng bisa bergabung. Aku sendiri komplit dengan seragam dress batikku dan tas Buna orange karena langsung dari kantor, yang ternyata nyaman juga untuk dipakai jejingkrakan.

semangaaaaat.....

Selesai ngobrol-ngobrol cantik sana-sini, saya pun ngg mau ketinggalan menulis pesan dan kesan, plus our thoughts on the elimination of violence against women.  Beragam yang ditulis teman-teman yag hadir, termasuk saya, seperti yang bisa dilihat di foto ini.





Dan setelah break sebentar, sesi belly dancing alias tari perut pun dimulai. Aaaah, sesi ini seru bingit singit #apasiiih. Sama serunya dengan fashmob sebelumnya.

come one everyone...let's danceee....

hip ke kanan, hip ke kiri...

everyone is having fuuuun...



Yang pasti, semua yang berpartisipasi kembali saling mengingatkan bahwa kita semua bisa menghentikan kekerasan terhadap perempua, So, semoga perhelatan tahun ini bisa kembali membuka mata dan hati semua, baik perempuan dan laki-laki akan pentingnya untuk menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. Masih banyak PR untuk kita semua guna mewujudkannya. 

For sure, nothing funny is coming out of it! Break the chain of silence!
So again, we got stop it and we gotta stop it now!


References:
http://www.komnasperempuan.or.id/
http://www.onebillionrising.org/
http://www.onebillionrisingindonesia.org/2014/02/rise-for-justice/


WW: Bo at Bogor Botanical Garden

How I love taking pictures of my kids..I guess every parents do feel the same :D

Looking at their faces and expressions through lenses really give me joy...
These ones were taken in Bogor Botanical Garden, Indonesia, after a cycling session around the lake...

pouting face....

taraaa..missing some tooth here...




Got Wordless Wednesday to share? Come join me and link up here ...




Bo et Obi's Diary: Obi's second month...

Aaaand February has almost calmly reached its end ...

Well, not calmly though, as heavy rain keeps coming back and forth in Jakarta, causing flood, traffic congestion here and there, plus flu and annoying cough for me.

One day, heavy rain started from 4am and horrible headache really put me down. So, I decided to skip the office and asked for sick leave 💊.

It proved to be a blessing in disguished...That day, Jakarta had a tremendous rain and the city was basically paralized temporarily. Well, flood and traffic were the demons, as always.

So, while trying to rest and get better, I also managed to take Obi to PAUD or her pre-school. As I told  you previously here, PAUD Anggrek (or orchid in English) is only 3-minute walk from out house.

And every Wednesday, Obi is scheduled to learn Iqro. It's the introductory part of learning Al-Quran, the holy Koran. We use a special book which helps kids learning it step by step, as learning Arabic, particularly the beautiful language of Al-Quran, requires extra attention and practices.


getting ready...siap-siap nih mamaaaa..


So, there we were... Only a few students as heavy rain hindered some kids to come to school.

While waiting for more students coming, the kids were playing freely for a while. Obi's fave is puzzles :D..


puzzle time first...


The class started with the reciting of Al Fatihah, and Surah Al-Ashr, loudly together. Then the following is a short before studying prayer. All this time, Obi and the students were guided by Ibu Diah, one of the lovely teachers there, while parents were waiting outside.

Done with the drilling, the kids took their tables and bag, then took out their Iqro. 


Obi et her Iqro...



Obi just finished the first few pages and she continued spelling Arabic. A.. Ba.. Ta.. Tsa..repeatedly in different turns, teaching Obi to memorize the differences among Arabic letters and saying it correctly as well. 


the more practice the better...took the photo from outside the classroom...

Softly, but clearly, I heard Obi's voice reciting those lines of simple Arabic.. Masya Allah, it was such an incredible feeling of how blessful I am. Tears were hangin'on my eyes, feeling so proud of my bebe Obi. 

Alhamdulillah, we still have the opportunity to learn more and get ourselves closer and closer to the Almight God, the Merciful, in many ways. Abang Bo has started learning it earlier and  now they learn it together at home. It may seem so simple for others, but for us it's precious! To me, this exercise ia more than just a regular reciting drill, but more of a concrete step towards knowing and loving our Creator.

I have to admit, working 9 to 5 or even more, makes me miss some of my kids' activities and growing process. Sad? Of course... Regretful? Most of the time..

But I sincerely hope I can always share and accompany them in their colorful path of lives. As much as I can...

Bravo kiddos!

Weekly Photo Challenge : Treasure

So, treasure huh..

This week weekly photo challenge really put me in awe..as the theme is treasure..

Which treasures..as we treasure many in in this life, at least in my case :D..

But then, I undoubtedly believe that my treasure is my family, whom I love dearly...

I just love playing with the sand....


Their smiles and happines really warm my heart..


Bo and Udi, my munchkins....having fun in the snow. @Coles des Mosses..


So, here are strings of cherished photos from my beloved family, from different points of time..



Bo et grandma Lilis..one hillarious day in Fantasy World, Jakarta...

my princess Nadine...a k.a. Obi :D..



Of course, we have the big family photos, but that will be too 'usual', don't you think :D..




can anybody guess who's heartly giggling here :D...


Join us on Weekly Photo Challenge.....as easy as one, two, three...click HERE for more info...


Selembar surat merah jambu....

Dua minggu terakhir ini, saya lagi 'rungsing'...

Hahaha, sebenernya mau bilang saya lagi 'galau'..tapi kok kayaknya alay ngg banget deh, malu sama umur dan penampakan :D. Temen-temen tau kan rungsing teh naon? Kalau belum tau, google-in aja yaaa hehe..

Well, semua berawal dari selembar slip merah jambu...
Bukaaan...ini bukan tentang valentine, yang heboh dirayakan banyak orang..buat saya, setiap hari adalah hari kasih sayang, so no need to have a special day for that.


si surat cinta....


Ini tentang selembar kertas warna pink yang ternyata cukup sakti untuk merubah hidup saya, my munchkin, plus Bo et Obi.
Sehari menjelang keberangkatan saya ke Yangon untuk perjalanan dinas,
 saya terima selembar kertas ini dengan perasaan campur aduk.

Sejak awal memilih pekerjaan ini, saya dan keluarga memang harus siap ditempatkan di mana saja, any parts of the world. Dengan segala konsekuensinya, kami menandatangani kontrak seumur hidup (insya Allah) untuk memastikan sang merah putih terwakilkan dengan baik. 

Dulu, tak pernah terbersit betapa perjalanan hidup di career path ini akan begitu emosional. Bukan hanya urusan pekerjaan dan substansi saja, tapi justru the side effects. Terutama untuk suami tercinta dan anak-anak. Sejak awal, saya dan my munchkin sudah bicara pahit-pahitan (you know what I mean, right...) tentang rencana hidup ke depan. Bahwa saya akan ditugaskan berpindah-pindah dalam beberapa periode tertentu dan saya berharap kami bisa selalu bersama. Well, I just can't imagine living without him...or away from him. Apalagi dengan 2 bocah cintaku ini. Dan alhamdulillah, he decided to quit the work and totally support me. Betapa saya tak henti-hentinya bersyukur untuk itu. Buat saya, ini adalah berkah luar biasa dari Yang Maha Penyayang. Well, that's one thing.

And now we have the kids...Bo et Obi juga bagian terpenting dalam keluarga kecil kami. Saat mereka masih bayi, kami berdua bisa leluasa membuat berbagai keputusan. Sekarang, tunggu dulu. Harus pandai-pandai menjelaskan situasi dan pilihan sebelum kami setuju untuk memutuskan sesuatu. Mulai dari urusan sekolah, pilihan rumah, sampai kegiatan hari-hari. Seruuu, kalau tau-tau Bo dengan manisnya bilang kalau dia ngga mau sekolah di satu tempat karena gurunya suka marah...atau ketika ia dengan berkaca-kaca bilang kangen  main salju dengan teman-temannya di Meyrin (tempat kami tinggal di Jenewa, Swiss dulu) ketika saya sedang ngepak koper untuk perjalanan dinas ke sana. 

Dan kembali ke selembar slip merah jambu yang jauh dari romantis ini...

Setelah menikmati tanah air selama 2.7 bulan, kini kami harus siap untuk memulai episode baru di negeri orang. New York is the city....  And we have to be ready in March
Ya ampun, itu kan tinggal 1 bulan lagi...

Tentu saja di satu sisi saya sangaaat bersyukur...
Alhamdulillah, mendapat kepercayaan besar untuk menjalani tugas di Perutusan Tetap Indonesia untuk kantor PBB di markas utamanya. Sudah terbayang dinamika pekerjaan yang intensitasnya tinggi.

Selesai bersyukur, realities set in
Kami harus mempersiapkan segalanya dalam waktu 1 - 2 bulan. Huaaaaaaaa......baru saya menjerit (dalam hati aja siiih) dan menarik nafas panjaaang (banget). Belum habis kardus-kardus di kamar depan dibongkar, belum genap 1 tahun Bo menikmati indahnya SD Negeri di tanah air, belum penuh diving log saya, belum banyak trek downhill yang dijejaki my munchkin, belum banyak lembar buku iqro yang dipelajari Obi, belum  banyak ketemu dengan teman-teman blogger yang super kereeeen, belum ajeg #MyItchyFeet di bumi nusantara, belum kenyang makan tempe dan oncom, belum..... 

Aaah, kalau mau dituruti, hati lara terus....
Tapi sekarang waktunya untuk move on...hope I don't sound so lebay...
Simpan sedu sedan itu..kalau kata Pakdhe Guslik dan Om NhHer...
Semangaaaat...
Pasti banyak hikmah dan pelajaran baru yang bisa kami dapat dari episode teranyar ini.
Belum lagi teman baru, keluarga baru, ilmu baru...

Bismillahirrahmanirrahim...
Proses persiapan panjang pun dimulai...dan semoga semesta serta Sang Maha Segala meridhoinya..

Doakan kami ya teman-teman...

WW: Singkawang, West Kalimantan, Indonesia

As I post this WW from Yangon, Myanmar, I have seen so many Buddhist temples, monasteries and 'dragons' in this golden land.


I instantly remember my visit to Singkawang, one of the big cities in West Kalimantan, Indonesia. 

Although not pretty much the same as the shiny temples in Yangon, but the vibrant colors really caught my attention...

 
Tri Dharma Bumi Raya Temple, Singkawang...






Got Wordless Wednesday to share? Come join me and link up here ...




Unconditionally....

Entah mengapa....dalam 1 bulan terakhir, saya 'dikepung' oleh cinta :)

Ya, cinta...lagi-lagi cinta...

C I N T A ...   

Rasanya semua orang pernah mengenalnya, mendengarnya, merasakannya...Apalagi banyak yang mengasosiasikan bulan Februari dengan cinta dan kasih sayang. Jadi jangan bosan kalau cinta akan kembali mendominasi hari-hari kita.

Besides, who can live without love?  Not me, for sure...as love is in my blood, my heart and my soul...

In fact, love is everywhere...cinta ada di mana-mana. 

Di udara yang kita hirup, dalam semangkok bakso yang kita makan, secangkir kopi yang dihidangkan pasangan, pun dalam setumpuk pakaian yang tersetrika rapi.

Cinta yang membangunkan kita sebelum fajar menyingsing untuk bersimpuh di hadapan-Nya dan cinta yang menidurkan sang bayi dalam dekapan hangat sang ibu. Cinta juga yang tertuang dalam pinggan berisi makanan favorit untuk keluarga tercinta, dan ketika sang adik menyemangati kakaknya yang sedang bertanding bola.

Cinta juga yang terbuncah saat prioritas nasional dipertaruhkan dalam forum multilateral, dalam berbagai perdebatan maupun pertemua tete-a-tete antarkepala negara. Lagi-lagi cinta yang membawa para penjaga bangsa di perbatasan berdiri tegak maupun para pembuka gerbang di sudut kota untuk memastikan siswi-siswa memasuki sekolah.

Aaaah, masih banyak sekali bentuk cinta di sekitar kita.

Dan menurut saya inilah cinta tanpa hiatus ...
Cinta yang tak terputus, tak lekang oleh waktu..
Cinta yang bergulir dengan indahnya, tanpa embel-embel, tanpa banyak menuntut, tanpa syarat...
Cinta yang menjejakkan kebesaran Sang Maha Pencipta Cinta itu sendiri...

Seringkali, kita terlalu terbelenggu dengan nafsu untuk menguasai sang cinta itu sendiri. Membatasi diri dan memacu jiwa untuk mengorbankan banyak hal dan pada saat bersamaan, penuh harap akan mendapat balasan yang sama atau bahkan lebih besar. Pamrih, atas nama cinta, seringkali justru menimbulkan luka.

Indahnya dunia jika dipenuhi cinta tanpa hiatus...

Tapi manusia tetaplah manusia....yang selalu siap bergelimang duka dan air mata demi cinta...

Are you one of them? Unfortunately, I am....



Penuh cinta tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Cinta tanpa Hiatus

Yangon, 2014 
In my coffee break 

#MyItchyFeet: Up Close and Personal with Shwedagon Temple, Myanmar

Aaaaaand I am back to the Golden Land of Myanmar...

Lucky me...




Although it is a business trip, I still try to devour the very soul of this country.
Not easy as always, as I am mostly trapped in the meeting room and indulged in never ending discussons.

But one lovely afternon, I was revisiting  Shwedagon Temple and was having fun with fish eye application in my smartphone. I was a bit tired after non-stop meetings but just simply didn't want to miss the chance to come to this majestic pagoda. So using my smartphone, this application is really a big help.



it was getting more and more crowded in the evening.....

Check out the story from my first visit to Myanmar here :D

And while waiting for more photos being transferred from my DSLR and digging up more stories from this richly historical land, come scroll down and see some snapshots from my brief visit to this famous Pagoda. Feel free...

can you see the diamond on top? ...

My narcistic me...

at the golden hour....

serenely praying....amidst flocks of people coming for the same purpose or tourists like us...

as the fire flickers and goes up to the sky, so are our prayers...




Saat cinta datang menjelma...


L O V E...

What do you have in mind when you hear this word?

There is one famous song from Nat King Cole...I guess most of you have heard it before..

"L is for the way you look at me..
O is for the only one I see..
V is very, very extraordinary..
E is even more than anyone that you adore..."

Saat saya menulis ini, I was awaaay my loved ones karena sedang menjalani tugas. 

Strolling around in the vibrant streets of Yangon, I softly hear the song above in one of the cafes...Jadi tambah kangen...dan membuat saya bertanya, what is love to me? to you...

Seperti lagu itukah cinta di matamu? Atau... ada sensasi lainnya .....

Pipi bersemu merah jambu? dag dig dug tidak bisa tidur? resah dan gelisah menunggu? pasrah dan menerima gelombang cinta? 

Atau justru posesif? mendadak romantis? semangat tinggi unjuk diri? kalahkan yang lain...  

Well, love and its countless manifestation is indeed complicated

Kalau disuruh menjelaskan tentang cinta, saya pasti nyerah :D..
Saya hanya 'jagoan' merasakannya...
Dan mungkin karena saya orangnya ekspresif dan ekstrovert, saya mencoba menyerap sensasinya dan merefleksikannya kembali  kepada orang-orang yang saya cintai :)

Cinta memang memiliki banyak bentuk....
Ada cinta kepada Yang Kuasa, kepada orang tua, pasangan, tanah air, dan pekerjaan ..belum lagi cinta monyet, cinta platonis, cinta ini dan itu..

Cinta juga memiliki banyak dampak, baik positif dan negatif.... mulai dari semangat memperbaiki diri, mempercantik raga, hingga berjuang hingga titik darah terakhir. 
Intinya, kalau bicara tentang cinta, mungkin ngobrol 2 hari ngg cukup :D...

But one thing for sure, buat saya, cinta memiliki kekuatan dasyat untuk menggerakkan hati, jiwa dan raga. Secara positif ya...dan ini yang saya rasakan dalam mengarungi pernikahan dengan pilihan hati.

Saya dan suami sudah kenal dekat selama kurang lebih 9 tahun sebelum kami berdua memutuskan untuk menikah.  Kami benar-benar menikmati masa 'penjajakan' ini..tanpa terburu-buru, kami saling mengukur, merasa nyaman satu sama lain.... bukan hanya dengan sang belahan jiwa, tapi juga keluarga, teman, dan hal-hal lain di seputar kita. Apalagi, kami berdua jelas-jeas memiliki karakter yang berbeda. Bumi dan langit, A to Z... but the opposite attractions justru berlaku untuk kami. 

Tapi mungkin itu pula yang membuat kami cocok. 

Terus terang, saya dan suami perlu waktu banyak dan panjang untuk saling mengerti, saling belajar memahami satu sama lain. Again, karena saya asli ekspresif, apa-apa pasti langsung saya utarakan :D...sementara, suami justru kebalikan dari karakter saya...pendiam dan observer berat! Jadi kalau ada apa-apa, tunggu dulu, dicerna, baru dibahas jika hati sudah sejuk...Demikian pula jika ada satu kejadian. Saya biasanya reaktif, sementara suami lebih tenang dan menunggu. Belum lagi beberapa kebiasaan kecil sehari-hari yang belum tentu pas untuk kami berdua. Misalnya, suami biasa menaruh kunci dan barang  yang habis dipakai di mana-mana, sementara saya sibuk memungutinya dan mengembalikan pada tempatnya. Saya punya kebiasaan menyimpan barang, termasuk punya suami, dengan rapi. Sangking rapinya saya suka lupa hahaha.. Saya juga orangnya super romantis, sementara suami ngga sama sekali. Terkadang,  istrinya suka ngambek kalau ingin dimanja tapi suaminya cuek bebek :p. Belum lagi saya yang biasa multitasking, kebalikan dari suami yang selalu fokus pada satu hal, seringkali juga menimbulkan 'pergesekan' "D. Well, ini hanya beberapa sisi sederhana dari lika-liku hidup kami berdua.

Tapi itulah hebatnya cinta...semua perbedaan ini justru membuat kami saling melengkapi, saling mendukung, saling mengingatkan...mungkin itu bentuk nyata cinta kami. Dan semua ini teruji saat kami berdua harus menjalani hidup dengan mandiri, jauh dari tanah air, orang-orang tercinta dan segala kenyamanan yang ada di Indonesia.


my munchkin and I...

Suamiku rela bangun tengah malam dan menggantikan popok anak-anak karena istrinya tertidur kelelahan. The same person dengan sabar memenuhi jadwal mencuci kami setiap Rabu malam sementara istrinya belum pulang kantor. Saat istrinya sibuk memasak, my munchkin, panggilan sayang saya untuk misua tercinta, siap mencuci piring. Saat sang istri asyik lari sana lari sini, one short text in my phone will remind me that people I love are waiting at home.

So simple, yet I strongly feel his unconditional love. LUCKY ME!


il volto e la farvalla...

Tentu saja, saya juga rela berkorban untuknya. Mungkin tidak saya ceritakan di sini, karena again 2 hari 2 malam tidak akan cukup,  but I do love him unconditionally as well.

Saya sering berpikir..how can I do that? Saya yang keras hati dan keras kepala, kalau sudah punya mau tidak bisa dicegah, kok bisa 'tunduk' pada pria pendiam yang juga sama keras hatinya. Pun dirinya, bisa dengan sabar meladeni saya dan segala kehebohannya dengan sabar.

Lagi-lagi jawabannya cinta. 

Satu pelajaran penting yang saya dapat dari my munchkin.....
Try to put yourself in one's shoes. Have the empathy
Jika kita tidak suka disepelekan, ya jangan menyepelekan pasangan. Kalau kita bisa marah besar kalau merasa dibohongi, maka jangan mengulang perbuatan yang sama jika tidak ingin pasangan kita marah. Juga jika kita mencinta dengan tulus ikhlas, insya Allah sang Maha Pengasih akan membalasnya melalui pasangan kita. Beneran deh....it's not rocket science but once you do it, you'll benefit from it.

I know, easy to say but not that easy at all when it comes to implementing it.  Well, no one said it will be easy anyway . But love will help us finding the ways...

So, saat cinta datang, just be cool
Take your time, feel the vibe, and enjoy the ride....
Shall we...



Yangon, middle of the night




Weekly Photo Challenge: Selfie

Frankly, I found myself grinning widely when I noted that this week photo challenge’s week is selfie. Yup, selfie..

Obi et I ....


The photo of yourself taken by yourself. How cool is that :D…
 It is becoming a worldwide trend that even the Presidents and celebrities do that, let alone us.

But apparently, I don’t have many! As much as I love taking pictures here and there, I don’t really consider selfie as a good way of taking my pictures. Or in short, I just couldn’t get a good angle of myself :D.

So, here’s my entry…


one hot afternoon at Balak Island, Lampung...



Come and join us on weekly photo challenge…check the link here.

Hobi jadulku...

Postingan mak Idah Ceris beberapa waktu yang lalu  sukses membuatku teringat dengan hobi lama, tapi tetap kusuka hingga kini..

Koleksi kartu pos dan perangko!
Love it...collecting postcards and stamps is really my cup of tea :D


hasil dari saling kirim-mengirim kartu pos.....

Ayooo ngaku, siapa juga yang punya hobi yang sama denganku...

Kayaknya banyak juga deeeh...iya kan..#maksaiiih...

Mungkin sebagian dari kita langsung berpikir....Jadul banget sih hobinya hihihihi...


Well, sebenarnya ngg juga sih....untuk urusan hobi, pasti everlasting karena urusannya dengan hati :D. Maklum, hobi kan tidak kenal waktu, usia, gender, pekerjaan dan berbagai batasan sosial yang ada. Once you like it, you will dedicate your time and energy for it :D.

So, again thanks to mba Idah Ceris, saya jadi asyik beberes sambil ngepak buku-buku dan barang-barang. Dilalahnya, ketemu deeh koleksi kartu pos dan prangko yang saya kumpulkan dari 4 tahun terakhir.

Saya sendiri mulai mengumpulkan kartu pos sejak SD. Saat itu, Tante Mira, salah satu tante saya yang menikah dengan orang asing, rajin sekali mengirimkan kami kartu pos kemana pun ia pergi. Mulai dari Singapura hingga Spanyol dan AS. Girangnyaaa bisa mendapat kartu pos plus perangko dari berbagai negara. Apalagi tante saya selalu cerita beberapa hal yang khas di tempat-tempat itu, entah itu makanan, kostum, bahasa atau festival-festival khusus.






Warna-warni gambar dan potongan foto dari berbagai tempat cantik, orang asli dan kebudayaan khas negara-negara tersebut sukses membuat saya semangat untuk belajar tentang negara-negara tersebut, find them out in the world map :D. 



Berbekal peta dan RPUL (masih inget buku ini ngga" :D), paling tidak saya tahu nama ibukota, mata uang dan bahasa asli. Lumayan membantu pelajaran geografi dan IPS lho...Terbersit pula dalam hati doa dan cita-cita untuk bisa langsung mengunjungi tempat-tempat tersebut. 



Beberapa kartu pos juga berisi tulisan, slogan or informasi yang berharga. Intinya, ini hobi yang menyenangkan dan 'menggugah'..at least in my case


tuuuh...beneeer kan kata kartu pos ini :D...one of my fave...

Ada masa di mana saya 'serius;' mengumpulkan prangko dari berbagai negara, bahkan lengkap dengan first day issue atau Sampul Hari Pertama (SHP) kalau edisi Indonesianya. 


some of the stamps I have from the African countries...

Untuk beberapa koleksi prangko Indonesia, saya memang suka membeli SHP untuk prangko yang lucu-lucu..biasanya untuk event atau perayaan tertentu. Sayangnya, sampai saya menulis cerita ini, mama dan adikku masih belum berhasil menemukan koleksi lama saya, baik prangko dan kartu pos :(. Mama sih optimis, katanya pastiiii ada di salah satu kardus yang ada di rumah...dan kardus di rumah, terutama kardus saya, ada buanyaaaaak "D.


koleksi prangko dari UN :D.....lucu-lucuuu...
I just love the color et design



Dan hobiku ini terus berlanjut…hingga sekarang, setiap saya mendapat kesempatan untuk melihat negeri orang, saya pun meneruskan tradisi mengirimkan kartu pos ini kepada orang rumah dan keluarga. Tidak sedikit juga kartu pos yang saya beli sebagai suvenir ..apalagi sekarang kartu pos makin lucu-lucu dan kereeen. So, kartu pos memang menjadi pilihan favorit karena keren dan relatif murah :D.




Walaupun sekarang sudah makin sedikit yang mengirim kartu pos dan kartu ucapan karena lebih gampang mengirim e-card ataupun e-postcard, but to me, nothing beats receiving postcards from different parts of the world complete with  its stamps:D. Dan saya sukses menularkan hobi saya ini ke salah satu teman baik saya yang juga bertugas di tempat yang sama. So, setiap dia pergi ke suatu tempat, saya dikirimi kartu pos. Pun ketika saya yang sedang jalan ke suatu tempat, then daftar kartu pos yang saya kirimkan jadi bertambah banyak. Sampai sekarang kami masih saling mengirim kartu pos lhooo, wherever we go! Yang paling jauh saya pernah terima adalah dari Ghana ... Again, ini hobi yang menyenangkan :D.








So, teman-teman ada yang mau tukeran ngga dengan saya? Jadi semangaaat lagi, hehehe... kartu pos boleeeh, perangko boleeeh :D.....yuuuuk, yuuuuk....

WW: Prambanan Temple, Jogjakarta

And the ancient verses echoed between its majestic walls...
whispering prayers, hopes and love...
wrapped in legendary tales and everlasting stories...

Prambanan Temple, Jogjakarta



one cloudy day....

Bo et obi...enjoying Prambanan Temple in 2013...

Got Wordless Wednesday to share? Come join me and link up here ...