Belum lama ini, kami sekeluarga merayakan ulang tahun anak-anak tercinta, Bo dan Obi.
Bo kini genap 8 tahun, sementara Obi sudah menginjak usia 4 tahun. Rasanya baru kemarin saya dan Udi terharu biru saat tahu saya hamil.
Entah kenapa, saya sangat beruntung setiap mengandung. Kenapa? Karena saya begitu menikmatinya dan menjalaninya penuh suka cita. Padahal kami berdua jauh dari orang tua dan tidak berada di tanah air. Alhamdulilaaah saya tidak mabuk plus tetap super aktif hingga saat-saat terakhir. Well, seingat saya, saya agak merasa tidak enak badan saat tahu pertama kali kalau sedang hamil!
But I have to say, pengalaman hamil dan melahirkan pertama kali memang sangat berkesan. Waktu hamil Bo, status saya adalah mahasiswa pascasarjana. Berdua dengan suami, kami tengah menuntut ilmu di Melbourne.
hamil 8 bulan dan alhamdulillah studi saya pun selesai...yaay :) |
Begitu tahu saya hamil, rasanya bahagia banget dan super was-was. Bayangin aja, kami tinggal berdua, status mahasiswa kere yang mengandalkan beasiswa, dan setelah dihitung, due date lahirnya Bo berdekatan dengan tanggal visa tinggal dan belajar kami di Australia habis dan kami harus pulang ke tanah air. Kebayang dong hebohnya hehee... Tapi saya dan Udi bermodalkan bismillahirrahmanirrahiiim saja karena yakin semua sudah diatur-Nya.
So, life went on and we continued to enjoy our cherished moment together. By the time we found out that it was going to be a baby boy, our baby got his nickname already despite the fact that we haven't decided the complete name. Bo..that's how we lovingly called him. Until now :).
hamil tapi tetep semangat kerja niih, walaupun paruh waktu :) sampai 8 bulan kandunganku lhooo... |
Rasanya benar-benar menakjubkan ketika pertama kali mendengar detak jantung Bo, melihatnya foto hasil USG sampai merasakan tendangannya saat di dalam perut.
Hanya satu masalah yang saya hadapi. Saya mengidap gestational diabetes (GD) atau diabetes selama kehamilan akibat hormon yang tidak beraturan selama hamil. Berbeda dengan diabetes melitus, GD akan hilang setelah sang bayi lahir, namun jika si ibu tidak berhati-hati dengan asupan makanannya, sang bayi akan tumbuh besar, biasanya hingga melebihi 4 kilogram. Dan di Australia, melahirkan dengan C-section adalah pilihan terakhir saat melahirkan akan membahayakan jiwa ibu dan bayinya. Dengan kata lain, saya harus melahirkan secara alami. Saya pun semangat menjalani diet dan mengikuti semua arahan dokter. Makan betul-betul diatur, asupan karbo dicermati, banyak makan sayur dan buah, serta memeriksa gula darah 6 kali sehari, yaitu bangun tidur, satu jam sesudah makan pagi, sebelum dan satu jam sesudah makan siang, plus makan malam. Repot, tapi semuanya saya tuliskan dalam tabel yang setiap minggunya harus saya konsultasikan dengan dokter . Tidak mudah lho ...dan ada masa di mana gula darah saya melonjak tinggi. Karena kebanyakan makan, atau saat banyak deadline essays, gara-gara stress :). Tapi alhamdulillaaaaah, Bo tumbuh sehat dan normal, sementara berat badan saya justru turun hingga 6 kilo. Asyiiik kan ; p.
Dan tak terasa, due date sudah lewat 2 hari. Sampai hari Minggu pagi, tanggal 17 Desember 2006, air ketuban saya pecah. It was a big gush of water and I was a bit panic. Setelah menelpon ke RS, dokter menenangkan dan meminta kami datang untuk memeriksa kondisi saya dan bayi. Dengan penuh semangat, saya dan Udi berangkat ke Monash Medical Center naik bus sambil membawa segala 'perlengkapan perang.' Tiba di RS, saya pun diperiksa dan detak jantung Bo masih baik, air ketuban pun tetap jernih. Alhasil, saya pun disuruh pulang dan kembali besok pagi. Iya, disuruh pulang, dan diminta menghubungi RS kembali jika saya merasakan kontraksi. Akhirnya kami pun pulang. Eh, belanja AC portable dulu hehehe...karena saat itu Melbourne sedang musim panas yang super panas :).
Minggu malam, saya mulai merasakan kontraksi, walaupun masih berjauhan dan tidak teratur. Senin pagi, kami ke RS lagi untuk pemeriksaan jantung Bo dan lagi-lagi kami disuruh pulang .. Kali ini, saya ngotot sama dokter minta tetap tunggu di RS. Soalnya malu juga pulang ke rumah padahal sudah dua kali bawa tas ke RS kok belum melahirkan juga, hahaha. Tapi insting saya ternyata benar juga. Sekitar tengah hari, saya sudah mulai merasakan kontraksi yang teratur dan dijadwalkan periksa pukul 5 sore.
Serunyaaaaa merasakan kontraksi demi kontraksi sambil mempersiapkan jalan lahir sang bayi. Yang terasa hanya mules, mules dan muleees :). Akhirnya, sekitar jam 4, saya bilang sudah tidak tahan lagi menahan sakitnya, walaupun dokter akan memeriksa satu jam lagi. Benar saja, setelah diperiksa ternyata saya sudah bukaan delapan. Langsung deeh saya dibawa ke kamar bersalin. Berdua dengan Udi, Dr. Kate Short duduk di ujung tempat tidur dan bilang,"Come on, Indah..you can do it..we want to see your baby." :p. dan tepat pukul 4.38 sore, Bo, yang nama lengkapnya Pramudita Darurazqi Frakarsa, akhirnya lahir dengan berat 2.95 kg dan panjang 51 cm. Alhamdulillaaaah...sungguh pengalaman berharga yang tak kan terlupa.
Welcome, baby Bo :) |
Aaaah, jadi panjang ajaaa cerita saat hamil dan melahirkan Bo :). Namanya juga pengalaman pertama yang tak terlupa. Nah waktu saya mengandung Obi....eiit, nanti aja ya lanjutannya, di postingan yang lain :).