Showing posts with label alhamdulillah. Show all posts
Showing posts with label alhamdulillah. Show all posts

Marhaban ya Ramadhan

Marhaban ya Ramadhan



Nothing else to say but wishing you all, my dearest Moslem sisters and brothers,  a blessed and solemn Ramadhan




Ramadhan will always be the special one.
This is one holy month which is better than 1000 other months.
This is the month when we can surrender fully to the Almighty, reading and listening to the beauty of His words in the Al-Quran and whispering those prayers to the sky and His paradise.
This is the high time to purify. To bring back our heart and soul to its blessed path.
To share kindness and patience, to forge the virtues we all hold dear in our hearts.

To me, Ramadhan is the reflection. 
Time to take the journey back to my deepest soul.
To admit my wrongdoings and refrain myself from repeating them.
To fully realize how blessed we all are.
To share more happiness and kindness to others.
To be honest and stay true to ourselves.
To set the real priorities in this so-called life.
And more importantly, the After-life.

And this year, Ramadhan is even more special, thanks to Corona virus.
No sholat jamaah, or praying together at the mosque.
No gatherings in places of worship as well as other public places.
No rituals like hunting for takjil or the special food for breaking your fasting, or buka puasa bersama, breakfasting together, except with your nuclear family. 
No mudik, going back home for Eid-al Fitr, the victory day, as we have to stay put in our home to fully observe social and physical distancing and flatten the curve, to avoid wider spread of the virus.

But that, should not dampen our spirit to seek His blessings and guidance.
To cleanse our heart and soul in this blessed month.
To return to our fitr.
To win our battle against our own demon.

In this trying time, never forget that Allah SWT will always give us the best scenario in life.


"Verily, with every difficulty, there is relief" Quran (94:5)


May Ramadhan bring you peace, pure joy and happiness, in Allah SWT's blessed path




Why I Love Blogging

Why I love blogging so much :)

Why blogging?

Or perhaps... Why I love blogging so much and can't get enough of it?

That's more like it!
And that's the first question I got for #BPN30dayChallenge and I just love to answer that.

Kalau bicara soal blogging, saya suka senyum-senyum sendiri.
Kenapa senyum-senyum sendiri?
Karena ada banyak cerita dan kenangan manis, plus teman-teman keren dan segudang manfaat lainnya, yang saya dapat sejak saya menasbihkan diri sebagai blogger!


Pic: pixabay

Kenangan saya kembali ke tahun 2013 saat saya bergabung di ASEAN Blogger Festival Indonesia.

Teman-teman ada yang sempat ikutan juga?
Well, saat itu lebih tepatnya saya bertugas sebagai salah satu wakil dari Direktorat HAM dan Kemanusiaan, Kementerian Luar Negeri,  untuk sharing dan berikan paparan tentang kebebasan berekspresi dan kaitannya dengan dunia blogging serta menjadi MC untuk acara pembukaan dan beberapa segmen lainnya. 
Saat itu saya masih polos.
Super polos bahkan, when it comes to blogging.


Although I have zero, - or even minus- experience on blogging, I was so intrigued to join this gathering and met those famous bloggers.
And surprisingly, with the permission from my superior, I decided to join this event, participated by around 250 bloggers, from all over ASEAN countries, gathered in a beautiful city of Solo, the spirit of Java!
Then from that moment on, perjalanan panjang penuh warna saya menjadi seorang blogger pun dimulai.

Mungkin banyak orang yang bertanya, blogger itu apa sih?
Kegiatan blogging itu seperti apa?
Dan apa untungnya menjadi blogger?
Bahkan teman-teman saya banuak sekali yang berkali-kali bertanya pada saya kenapa masih setia ngeblog di tengah kesibukan saya yang layaknya tumpukan cucian tidak disetrika berbulan-bulan. Bejibun! 

Why am I blogging?
That's the one-million-US-dollar question!
Dan ini jawaban versi My Purple World, mama Bo et Obi

Blogging itu seru dan 'menyehatkan'

Sering baca blog yang isinya curcol namun penuh pesan baik dan semangat untuk move on?
Atau baca blog yang berkeluh kesah tentang capeknya menjadi ibu rumah tangga dan berujung dengan sharing tips untuk memasak enak dan cepat serta membereskan rumah hingga kinclong? 
Atau kisah perjalanan yang penuh inspirasi atau pun konyol karena banyak kejadian lucu yang terjadi dan diakhiri dengan ajakan open trip dan kopdar bareng?
That's the beauty of blogging!

Buatku, blogging itu laksana sesi yoga atau Zumba yang sukses membuat saya berkeringat penuh semangat. Bikin sehat!
Awal mula saya suka blogging karena saya suka banget cerita.
I have so many stories to share!
Dan setelah ngobrol banyak dengan teman-teman maupun keluarga, ternyata banyak yang mau dan tertarik mendengarkan cerita saya, entah kenapa :).
Bukannya GR ya, tapi mungkin pengalaman hidup yang warna-warni membuat saya pernah menjalani banyak hal. Not always the good one, some bad and painful experience also enrich my life and make me who I am now.

Blogging membuat kita terus berpikir, memproses berbagai informasi yang masuk dan mengambil pelajaran darinya. Tentunya informasi bermanfaat bukan hoax ya.
Blogging membuatku berpikir positif dan konstruktif, serta terus menggali berbagai ilmu dan pengetahuan yang pada akhirnya membuat proses self development kita berjalan dengan baik.
Blogging bahkan menjadikan kita pribadi yang toleran dalam menerima pendapat dan masukan dari orang lain yang kerap berbeda, serta kritis terhadap informasi yang diterima.
Dengan 'latihan' yang intensif seperti ini otomatis kita pun akan 'sehat' jiwa dan raga kan!


Blogging sangat membuka wawasan dan pengetahuan

Salah satu manfaat utama yang kita rasakan saat ngeblog maupun blogwalking dan baca blog teman-teman adalah makin terbukanya wawasan dan pengetahuan saya, literally almost on everything!

Kalau bukan lewat blog, mana saya tau penggalan surga dan aneka tempat hits di berbagai pelosok Indonesia dan bahkan dunia yang menarik untuk dijelajahi; or jajanan dan resep-resep terkini yang membuat saya sibuk menelan ludah karena ngiler berat saat membukanya. Atau berbagai tips dan tricks bagi ibu muda, ibu menyusui, ibu dengan anak remaja, ibu dengan anak kecil, ibu bekerja dan masih banyak lagi, plus aneka tips untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Belum lagi berbagai inisiatif anak negeri yang benar-benar inspiratif dan membuka mata kita semua. Dan juga istilah-istilah muktahir yang dipakai teman-teman netizen sampai joke-joke terakhir yang bikin mesem-mesem. Selain itu, saya juga terpapar dengan berbagai technicalities mengenai blog itu sendiri, mulai dari teknik SEO yang mumpuni sampai driving traffic ke blog kita. 
Pokoknya, makin sering blogging makin pintar rasanya!



Blogging menambah banyak teman

Ini salah satu berkah blog yang paling saya nikmati.
Tambahan teman yang tidak sedikit dan menyenangkan hati.
Lewat blog, saya jadi punya banyak teman baru di tanah air maupun di belahan dunia lain yang kerap saya kunjungi blognya. 
Dan percayalah, teman itu salah satu harta berharga yang ada di dunia, jadi jangan disepelekan. 

Teman-teman blogger pun terbukti asyik di dunia nyata, bukan Hanna di dunia maya or dunka blogging. Saat saya berkunjung ke satu tempat, biasanya saya usahakan untuk bisa bertemu atau kopdar dengan teman-teman blogger. Terakhir ke Jogjakarta, saya sempat ketemuan dengan banyak blogger perempuan keren di sana. Bahkan di New York City, saya pun kopdaran dengan teman-teman blogger yang sedang mampir di the Big Apple. Bahagianya  tuh poll buangeeet bisa ketemu mereka.

Blogging menjadi sarana ekspresi dan aktualisasi diri 

This is another thing I love about blogging.
I feel like I can express myself clearly and do more in ensuring that I live to my potentials.
Lewat blogging, saya jadi tau dan semangat untuk mengerjakan hal lain yang saya sukai, tapi tidak bisa sella saya lakukan saat bekerja or bertugas. Sebagai seorang punggawa bangsa memang banyak masa di mana saya harus menempatkan diri dengan baik. Padahal saya punya sisi lain yang fun dan bahkan cenderung 'nyeleneh' hehehe.
Those sides of me can be actualised in my blog and I'm so happy to be able to do so.

Bahkan gara-gara ngeblog saya baru sadar kalau saya misalnya punya passion di bidang fashion, khususnya wastra Nusantara, dan juga beauty
Dulu saya ngga kebayang bakal review aneka macam lipstik favorit lho..soalnya kan aku tomboy abis! Tapi ternyata, time changes and so do I :)

Blogging bisa 'menghasilkan'

Kalau ini memang bukan rahasia lagi.
Blogging benar-benar bisa menghasilkan.
Bahkan beberapa waktu belakangan ini, saya melihat dunia blogging banyak dilirik oleh berbagai pihak karena dianggap menjanjikan dari segi materi. Dan di sini kita bicara mengenai uang dalam jumlah yang tidak sedikit plus aneka produk gratis, kesempatan jalan-jalan gratis, mencoba restoran dan hotel gratis, sampai hair di berbagai kegiatan sera yang juga bisa melibatkan keluarga. Belum lagi ketenaran sebagai blogger kondang yang ditanggap sana-sini karena sukses dengan blognya.

Buat saya, blogging tambah seru karena berbagai bentuk apresiasi seperti yang disebut di atas. Saya sendiri suka menerima blog post dengan bayaran Rupiah maupun US dollar, maupun aneka produk gratis yang saya suka. 

Tapi jangan lupa yaaa...mencari materi idealnya tidak menjadi tujuan utama kita nngeblog, in my humble opinion. Blogging idealnya menjadi sarana untuk berbagi hal baik  dan berzah  tutama lewat tulisan kita. Walaupun saya pribadi lebih banyak menolak sponsored post karena saya memang tidak sempat (baca; malas :)) dan tidak selalu mood untuk menulis satu tema yang sudah ditentukan, tapi saya senang melihat teman-teman yang banyak mendapat rezeki dari blogging.

Kalau sudah begini, blogging tambah menarik kan!

Blogging menjadi terapi jiwa 

Ada masa di mana blogging buat saya menjadi lebih dari sekedar platform untuk berbagai cerita,pengalaman, atau sekedar foto dan resep terkini serta lipstick favorit.
Blogging terbukti menjadi terapi jiwa! Ini saya rasakan saat saya tengah menjalani 16 kali kemoterapi dan rangkaian pengobatan yang saya lakukan sejak didiagnosa sebagai pengidap kanker payudara di pertengahan tahun 2014.

Blogging menjadi terapi jiwa untuk saya yang kesehatannya tengah terpuruk akibat proses kemoterapi yang saya jalan cukup lama. Supaya tidak down karena kondisi badan yang super duper ngga enak dan kondisi letih yang tidak memungkinkan saya mondar-mandir superti biasa, blogging membuat saya semangat untuk lekas sembuh dan kembali ke kondisi sedia kala. Thanks to blogging, saya bisa tétap mengikuti berbagai perkembangan terkini dan bahkan bisa berbagi tentang segala proses pengobatan yang saya jalani serta ternyata membawa manfaat bagi banyak orang yang tengah berjuang seperti saya.

Blogging menjadi terapi jiwa? Bisa banget!

Blogging takes me to places

Gara-gara blogging, my itchy feet pun makin merajalela dan membuat saya dan The Frakarsas, my blessed petite famille, makin semangat melanglang dunia. 
Saya jadi ngga bisa diam di rumah karena ke mana pun kita pergi pasti bisa menjadi bahan tulisan di blog LOL.  Setiap ada tempat baru atau saat pindah ke negara baru, kami pun semangat untuk menjelajahinya dan membaginya di blog. Alhamdulillah, satu per satu doa kami untuk mengeksplorasi bumi ciptaan-Nya pun dikabulkan. Hasilnya? baca di blog www.indahnuria.com ya.

Apalagi suamiku juga kan seneng banget fotografi...jadi bener-bener klop untuk aku yang suka berbagai cerita dengan ditunjang foto-foto cantik!  Beberapa kali saya pergi ke suatu tempat karena predikat blogger saya juga lho. Saya yakin, one day, saya akan pergi menjelajahi dunia lebih jauh lagi karena profesi saya sebagai blogger.
Ngebayanginnya aja udah asyik ya!

Blogging makes me happy!

Perhaps that's the most important part!
Ngeblog bikin saya super bahagia!

Saya masih belum tau persis kenapa tapi mungkin perpaduan kesenangan berbagi cerita dan rekam jejak perjalanan hidup, dipadu interaksi seru dengan teman-teman dan aneka kompensasi yang saya dapatkan dari ngeblog yang membuat saya makin cinta blogging. 
Plus aneka manfaat yang saya dapatkan, seperti dituliskan di atas.
Yang pasti, seperti layaknya cinta, I just can't explain why I love blogging but I DO feel that I love it sooo much! Dan kalau sudah cinta, pasti kita akan semangat menjalaninya kan?


pic; pixabay

You see, with all the benefits I have mentioned above, you know why I love blogging so much. 
How about you?
Do you love blogging as well?
What makes you like it?


So, for sure, in so many occasions, I proudly introduce myself.
Nama saya Indah Nuria Savitri dan saya seorang blogger!

see you on the next post!



13 years and counting



13 years ago :)

This is a super, duper late post!
Considering that we were celebrating 2 important dates of the year in the life of our family.


My hubby's birthday and our 13th wedding anniversary!

And the 'almost-the-end- of-the-year-fiasco' always takes its toll on me.
I finished writing it at the last working day of 2017, after our internal meeting at the office.

Rasanya setiap akhir tahun , kita selalu disibukkan dengan banyak hal, ini dan itu.
Di saat - saat terakhir.
Yang membuat kita melewatkan banyak hal, sengaja atau pun tidak sengaja.
Tidak terkecuali aku .

Kadang karena kesibukan pekerjaan, ada aja satu dua hal yang terlupa. 
Mulai dari lupa bayar tagihan kartu kredit (penting banget ini), tergopoh-gopoh ke dokter walaupun jadwal appointment sudah lewat, sampai sale barang inceran di online shop andelan yang terlewat or expired diskon ekstranya karena lupa. Pernah juga lupa jemput Obi yang ternyata pulang lebih cepat karena mau bagi raport. Parah abis ya #tutupmuka

Tapi aku ngga pernah lupa dengan ulang tahun orang-orang tercintaku.
My kids, my hubby, my family.
And I usually have something special or different prepared!
Aslinya kan aku memang hobi arts & crafts dan bikin yang unik-unik gitu, termasuk kalau ada acara istimewa.
Sampai akhirnya aku kecapaian sendiri dan stress! 
Dan setelah berulang kali yakinin diri sendiri kalau nothing's wrong with being realistic dan realitanya aku memang sudah kewalahan dengan banyak hal karena pekerjaan dan tanggung jawab yang makin banyak, aku pun sudah tidak memaksakan diri.
Except for birthdays of my loved ones!

Dan aku punya cita-cita sederhana untuk menghabiskan waktu berdua aja dengan Udi.
Going home early and wanna have a short date at the movie and dinner afterwards.
As simple as that.
And we couldn't do it.
Thanks to the work.
Well, we managed to have a super late dinner at the end of the day.

Makanya geregetan dan sebel berat (plus sedih banget) rasanya kalau semua yang sudah kita rencanakan,  one of of the supposedly-to-be-the-most-cherished moments in our life, harus berubah karena ada prioritas lain terkait pekerjaan.
Sudah banyak cita-cita mau ini dan itu, tapi gagal karena ada hal penting yang harus diurus dan harus diurus pada saat itu juga, bersamaan!
Well, karena ngga bisa dibahas di sini, jadi kita skip aja bagian menyebalkan itu, okay!
Dan bersyukur at the end of the day, akhirnya  bisa melewatkan waktu bersama orang-orang tercinta.

Dan itulah sinopsis cerita perayaan pernikahan aku dan Udi yang ke-13 tahun ini :).
Terus aku berpikir apa karena yang ke-13 jadi 'agak' sial begini ya?
Hush..I'm not superstitious but look at that!
13 continues to be blamed for all the bed things.

Tapi setelah dipikir-pikir, mungkin memang baiknya begitu.
Punya cita-cita menikmati 'our time' mumpung anak-anak dijagain mama yang masih ada di NYC waktu itu because I really need a break
Too many things have happened at this short period of time and we both need to chill.
But deep down I know, kami sudah sangat terbiasa ke mana-mana dan ngerjain apa aja selalu berempat. Aku, Udi, Bo et Obi.
Jadi kalau pergi berdua aja, rasanya kok ngga lengkap.
Pasti malah nanya anak-anak lagi ngapain ya. Atau udah pada makan belum ya.
Atau anak-anak mau kita bawain apa ya. Intinya, selalu inget anak-anak di rumah.
I guess all parents are like that, right!


So, that's what I have missed to share (on time).

My hubby's birthday and our 13th wedding anniversary!

December 12, 2014 was the date when we both officially became husband and wife.
Fast forward 13 years, here we are now.
Living on the other side of the world, far away from our comfort home and families, juggling to enjoy life amidst crazy works, extreme weather, and tons of fun!

And he is my rock!
I have never been imagining life without him.

Kalau tanggal 12 Desember lalu saya masih tergerus pekerjaan dari pagi hingga malam, Rudi adalah orang pertama yang memeluk saya dan bilang, "go... finish your work. It's your responsibilities. I will be waiting."
Dan saya makin trenyuh.
He is the strong person I am destined to live with.

And don't ask how he has staunchly stand by me during my, - our - darkest time as I fought breast cancer.
Mata saya akan basah mengingat itu semua.
Soalnya saya memang jadi zombie dan horrible monster thanks to all the procedures and tons of medicines I have to take. Those crazy hormone suppressor!

So, back to December 12, 2017, we did enjoy our brief moment.
I took the liberty to put my phones and laptop away so that we both could enjoy our morning candle-blowing moment; exchange cards, gifts, hugs and kisses; and sit down with our once-a-year lavish dinner :). Dinner, super late dinner (starting at 10 PM) just the two of us, which rarely happens.
After a crazy day and rush morning for another UN back-to-back and non-stop meetings, at least we could just sit down and relax.
And I am blessed!

So, 13 years and counting.

I have to admit at this point I don't know what else to say.
I guess I have said it all.
Or maybe because I'm simply not good enough to put everything in words.
To me, my hubby is more than just a husband.
We have been through a lot.
Not only the sweet moments in our lives, but also the long and winding ones.

He is my very best friend, who knows exactly what make me happy or sad or laugh or cry.
My soul mate, whom I look for the first thing in the morning and the last time at night. To whom I ask for consideration, starting from choosing a napkin to doing mastectomy or not.
My greatest frienemy who has made my life super colorful and blessed, full of laughters and crazy moments, that I look forward to living it day by day.

Here's to a loving father, fantastic husband, wonderful son, and fun uncle my husband is.
And here's to Allah SWT's blessing for our marriage.
Happy 13th and beyond, love!






Big Four Zero


“Raise your words, not voice. It is rain that grows flowers, not thunder.”― Jalaluddin Rumi



"Selamat Ulang Tahun, Mama Indah.
Wish you all the best ❤️❤️❤️"

Pesan itu masuk ke Whatsappku pukul 1.29 AM waktu New York City.
Atau pukul 12.29 PM waktu Indonesia bagian Barat.
My hubby sent me the text from Jakarta, as he went back home temporarily to visit our family and to take care of many stuff before we are heading back home next year.

Every birthday, he sweetly tries to be the first one sending me those birthday wishes, prayers, and hugs
Simple gestures, yet it touches my heart.
And I'm forever grateful for that, munch.

Walaupun saya sukses sudah tidur dengan manis saat pesan itu masuk, setelah seharian penuh sibuk dengan pekerjaan di kantor.
Yang pasti, dia orang pertama yang saya telpon di hari itu.

Tahun ini saya genap berusia 40 tahun.
Empat puluh tahun.
Big Four Zero.
So what?
Mungkin banyak yang bertanya memangnya kenapa kalau sudah berusia 40 tahun?
Obviously I am not the only one celebrating this 40 year birthday.
But I guess, it is an important turning point to have a good self-reflection.

SELF REFLECTION

Apa pula itu bah!

Refleksi diri.

Semacam pijat refleksi yang enak itu?
Bukan, bukan refleksi yang satu itu, yang sampai sekarang selalu saya rindukan karena waktu di Indonesia terbukti mampu menenangkan dan menyenangkan jiwa raga.

It's more like spending time to have a frank dialogue with yourself.
Frank dialogue with yourself.
YOURSELF.

Untuk buka-bukaan dan telanjang di depan diri sendiri.
Untuk jujur pada hati nurani.
Untuk berani 'ngaca' dan perbaiki.
Untuk tanyakan pada diri seperti apa hidupku ini.
Untuk kembali minta ridha-Nya yang suci.

What have I done?
Have I contributed to my family, my country, my community, my world?
What did I do wrong?
What good things I have done?
Can I do this and that?
What's on my lists?
Am I really me?
What makes me happy? What makes me sad?
What's next?

Saya punya banyak pertanyaan.
Banyak sekali.
Namun tidak selalu ada jawabannya.

Saat mencoba jujur, saya seperti  naik roller coaster.
Diawali dengan PD bakal berani naik, terus was-was ketika tau akan naik tinggi lalu turun, terus berpikir ulang apakah saya yakin mau naik, mulai menyesal karena ternyata rasanya ada ngga enaknya juga dan tidak bisa lagi minta turun, terus karena ngga ada pilihan lain, jadi menyiapkan diri untuk segala kemungkinan.
Lalu.... pasrah ketika kereta meluncur turun dan saya hanya bisa mengikuti euforia kegilaan yang awalnya saya pilih, menjerit sekuatnya, dan coba nikmati.
Dan terakhir...ternyata saya baik-baik saya dan bahagia.
Atas izin-Nya.

Hidup pun seperti begitu.
Dari semua pilihan yang kita ambil, selalu ada masa roller coaster yang idealnya membuat kita kuat.
Yang tunjukkan bahwa kita mampu lewati tantangan dan cobaan.
Yang meski disesali, harus selalu ada jalan keluar.
Atas izin-Nya.

Di usia ke-40 tahun, Allah SWT begitu baiknya memberi saya hidup yang penuh warna.
Keluarga penuh cinta dengan segala 'kelucuannya'.
Pekerjaan yang menyenangkan meski kadang melelahkan, namun justru menjadi ajang belajar dan menemukan potensi diri.
Teman-teman luar biasa yang kerap menjadi inspirasi, baik lewat WAG, temu muka, pekerjaan, bahkan lewat kompetisi dan negosiasi.
Hobi asyik yang bikin sehat.
Dan segala kemudahan dan rezeki dalam hidup yang saya dan keluarga saya nikmati hingga kini dan semoga nanti.
Kesempatan untuk menjadi orang yang lebih baik, lebih bermanfaat, lebih penuh cinta, lebih berbahagia.
Menjadi diri sendiri.
Menjadi orang yang lebih bersyukur.
BERSYUKUR.

Apakah saya kemudian menjadi orang yang lebih baik?
Istri, ibu, anak buah, pekerja, teman, saudara yang yang lebih baik?
Frankly, saya tidak tau.
Dan saya pun (mungkin) tidak perlu mendapat jawaban dari pertanyaan itu.
Saya hanya yakin bahwa saya akan selalu berusaha untuk  menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Apapun jalan terjal yang harus dilalui.

Saya pernah capek dengan semua yang saya jalani, lho.
Jenuh dengan orang-orang yang saya temui setiap hari.
Letih dengan ritual penting buat orang (sok) penting yang harus saya jalani,
Tidak puas dengan hasil kerja sendiri meski sudah gila-gilaan menyelesaikannya
Dan iri dengan kebahagiaan orang lain.
Yang seringkali terlihat sederhana, with no efforts, tapi begitu bahagia.
Lepas dan bebas.

Ah, manusia. Memang tidak pernah puas ya.
Termasuk saya.

Tapi jujur, semua ini justru membuat saya mencari-Nya.
Saya bukan orang yang religious.
Dan saya tidak mau,- tepatnya tidak bisa,- pura-pura menjadi orang yang religious. 
Saya mau jadi orang baik yang taat pada pilihan agamanya.
Bukan karena paksaan.
And I know it's probably one of the best way ahead.
It is.
Dan saya mau serta harus terus belajar untuk menjadi Indah yang lebih baik.
Untuk tau jalan dan skenario terbaik dari sang Gusti.
Untuk menjadi hamba-Nya yang tau berterima kasih.
Untuk selalu sabar, ridho dan ikhlas untuk segala pengaturan-Nya.

Segitu aja self-reflection-nya, Indah?
Iya.

Sebenernya masih banyak sih, tapi nanti aja deh tulisnya :).
In another chapter.
Sekarang saya mau menikmati hari nan cerah di New York City dengan mama dan Bo et Obi. Boleh ya.

So, how do you like being 40?
I will definitely enjoy the road ahead.
Happy 40th birthday, Indah.


***

Salam hangat dari Astoria, New York, yang sumuk tapi bikin happy, karena saya jadi bisa pakai baju barong Bali ungu kesayangan yang sudah bolong itu :).


Throwback Tuesday: Duomo, Firenze, Italy





Right before we were heading back to Indonesia from Geneve, we managed to have our Easter Break trip to Firenze and Pisa, Italy.
It was back in 2011.
Bo was merely 4 years old at that time and Obi, my daughter, was a happy 4-month old baby when we made this trip.

Firenze, or Florence, is indeed one of my my favorite Italian cities!
The trip in 2011 was actually my second visit to this fantastic city, as I first came here in 2004 while I was having my internship in Brussels. The magnet of the incredible history, remarkable architectures, top-notch art, delicious culinary and warm-hearted people lured me back to Firenze, this time with my petite family.

Of course, those visiting Firenze can not miss the Duomo.
Florence's most famous Cathedral Santa Maria del Fiore.

Please enjoy some photos before I share more stories and details about it.



















Here are a few family (and close up) photos we took from our hotel room in Duomo, Firenze, during the trip. We were so lucky we got this room right across this magnificent building.








So that's my little Throwback Tuesday this week.
Have you been to Italy and/or Florence?
Which one is your favorite city?

p.s : I will keep my Throwback Tuesday features but will post it every Wednesday or Thursday :).

Hanya Pada-Mu Rabb

Ramadhan has entered its 3rd week

Hopefully those who observe it will continue to have Allah's blessings and forgiveness.




Majestic sky I witnessed on my way home to Astoria, right before ifthar or breaking the fast.




Join us on Skywatch Friday and get lost in magnificent skies from different corners of the world




Marhaban yaa Ramadhan



Welcoming the holy month of Ramadhan is always such an emotional moment for me.

Ramadhan, one holy month, when the door of Jannah, heaven, is open and so is Allah SWT's forgiveness. The only thing we need to conquer is our biggest enemy, our own self.

Entah kenapa saya suka mendadak cengeng menyambut bulan suci Ramadhan.
Dada mendadak sesak karena bersyukur banget bisa bertemu lagi dengan bulan suci.
Juga rindu keluarga besar tercinta, terutama Mama.
Dan tanah air tersayang yang selalu penuh dengan cerita khas dan unik saat umat Muslim menjalankan ibadah wajib setiap tahunnya.

Kalau ingat betapa hidup penuh dengan misteri, di mana maut menjadi salah satu rahasia terbesar-Nya, kita memang tidak pernah tau kapan kita akan berjumpa lagi dengan bulan penuh berkah ini. Apalagi saya yang pernah dekat dengan maut saat mendapat pelajaran dari-Nya.

Karena itulah kesempatan untuk bisa lebih khusuk tundukkan kepala, perbanyak sujud, dan mohon ampunan-Nya  tidak mau saya lewatkan begitu saja. Sebagai manusia biasa yang penuh alpa dan jauh dari sempurna, rasanya mendekatkan diri pada-Nya hanya di bulan suci ini pun tidak akan mampu menghapus dosa yang begitu bertumpuk. Tapi kita manusia, hamba-Nya, harus selalu berupaya untuk mengejar surga-Nya, untuk tunduk dan taat akan perintah-Nya. Yang pastinya akan membawa kebaikan baik di dunia maupun akhirat nantinya.

New York City dengan segala gemerlapnya bisa membuat siapa saja, termasuk saya, lupa akan hakikat hidup yang sebenarnya. 
Betapa hidup ini hanya dari-Nya dan untuk-Nya.


Marhaban yaaa Ramadhan.
Bantu aku menjadi hamba-Nya yang lebih baik.





I can never thank my Rabb enough for the endless blessings bestowed upon me and my family all this year. Every day, since the first second we open our eyes and till the day ends.
So when we are once again given the special time to purify our hearts and souls, we should definitely take this chance.


To all my moslem family, brothers and sisters, 
wishing you all a blessed and wonderful Ramadhan.