Hope this piece is not that late but I still love to share it here btw...
Fun indeed, as it was the yearly event of One Billion Rising...
Have you heard of this before? Some might have, some don't..
![]() |
women are not properties! |
One Billion Rising is the voluntary movement to raise awareness toward eliminating violence against women. Voluntarily, every year, para relawan dan mereka yang peduli dengan penghapusan tindak kekerasan terhadap perempuan berkumpul di satu tempat yang disepakati. Bersama menunjukkan kepada dunia bahwa kekerasan terhadap perempuan harus segera dihentikan.
Kekerasan terhadap perempuan sendiri memang bukan isu baru, namun sayangnya fenomena ini masih marak terjadi di mana-mana dan tidak heran kalau keprihatinan pun telah lama direfleksikan dalam berbagai aksi nyata, termasuk OBR.
Kekerasan terhadap perempuan sendiri telah dijabarkan dengan jelas dalam pasal
1 Declaration on the Elimination of
Violence against Women, as quoted here:
"Violence against women" means any act of gender-based
violence that results in, or is likely to result in, physical, sexual or
psychological harm or suffering to women, including threats of such acts,
coercion or arbitrary deprivation of liberty, whether occurring in public or in
private life.” Art. 1
![]() |
poster keren ini siapa yang buat yaaa... |
Dari begitu banyak bentuk kekerasan terhadap perempuan, kekerasan
seksual adalah salah satunya bentuk terburuknya. Perkosaan, intimidasi seksual,
pelecehan seksual, prostitusi paksa hingga perdagangan perempuan adalah contoh
kekerasan seksual dari 15 kategori yang dilangsir oleh Komnas Perempuan.
Kumpulan Catatan tahunan Komnas Perempuan juga menyebutkan bahwa “dalam waktu tiga belas tahun terakhir kasus kekerasan seksual berjumlah hampir seperempat dari seluruh total kasus kekerasan, atau 93.960 kasus dari seluruh kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan (400.939). Artinya setiap hari 20 perempuan menjadi korban kekerasan seksual.”
Kumpulan Catatan tahunan Komnas Perempuan juga menyebutkan bahwa “dalam waktu tiga belas tahun terakhir kasus kekerasan seksual berjumlah hampir seperempat dari seluruh total kasus kekerasan, atau 93.960 kasus dari seluruh kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan (400.939). Artinya setiap hari 20 perempuan menjadi korban kekerasan seksual.”
Globally, it even
has a bleaker picture :(.
As you see, the
degrading effects of VaW go beyond mere physical, psychological or social
condition of those who fall as victims, which unfortunately claim many in
numbers.
So, we gotta stop it and
we gotta stop it NOW!.
And that’s why here in
Indonesia and in many parts of the world, people raise the voices and ‘move’
together. What’s unique from this movement is the way we express our supports to
all efforts aiming at eliminating violence against women through dancing! Yup,
danciiing…how I love thaaat!
And special theme for
2014 is right to justice!
Kampanye
kali ini juga ditujukan untuk memberikan dukungan kepada para korban, agar
mereka berani melaporkan tindak kekerasan yang terjadi pada mereka sehingga
pelakunya bisa dihukum setimpal. Dan semua bisa berpartisipasi....jika tidak bisa ikutan langsung hadir, karyamu pun bisa menyemarakkan kampanye ini, seperti poster-poster di atas...
Thanks
to Mak Pungky Prayitno et Mak Alaika Abdullah yang mengingatkan saya akan
kegiatan ini. Well, sebenernya sih Mak Pungky nitip liatin poster hasil
karyanya mejeeeng ngg di Monas, hehehe…walaupun orangnya sedang ngupil cantik
di Purwokerto hehehehe…Tapi beneran, posternya jeng Pungky kereeeee sangat memang :).
Btw,
tahun ini, acara diselenggarakan di Lapangan Monumen Nasional (Monas), tepatnya
di sisi barat. Berhubung acara dijadwalkan pukul 2 siang hingga 5 sore, saya
sempet maju mundur untuk hadir karena jamnya masih terhitung jam kantor. Padahal
acaranya kereeen lhooo…mulai dari latihan flashmob One Billion Rising,
penampilan istimewa Opi Andaresta, belly dancing , dan masiiih banyak lagi.
Tapi
setelah melihat workload kantor yang
tidak terlalu heavy dan bisa
dititipkan ke teman #jangandicontohya, akhirnya saya pun capcuuuus ke Monas.
Berhubung dekeeeet dari kantor, jalan kaki deeeh kita, walaupun matahari sedang
cantik-cantiknya.
sangking panasnya sampe gelaaap... |
Ternyata,
karena masuk dari pintu selatan, pintu barat jauh pemirsaaaa….perasaan udah
jalan 15 menit kok ngg sampe-sampe :D. Dan lapangan terbuka yang rasanya
panaaas ajaaah kaya oven sukses meluluhkan diriku #tsaaah. Setelah lumayan
jalan cepat biar cepet sampe, sayup-sayup saya mendengar musik riang dan suara
MC yang memanggil-manggil. Oooh, sepertinya saya sudah (hampir) telat…Dan bener
aja, sekitar 100 meter lagi tiba di tekapeeeh, musik pun sudah diputar dan
fashmob OBR pun dimulaiiii…Baiklaaaah, batinku, yang mulai lari-lari mendekat
sambil nari-nari kecil (kalau besar kayak apa yooo ). Untung juga udah sempet
ngintip di YouTube sebelumnya jadi ngg buta-buta amaaat walaupun ngg lancar.
Beberapa
teman lain yang bergabung rata-rata datang bersama komunitasnya, keliatan dari
kaos seragam yang mereka pakaian. Mungkin tahun depan lebih banyak teman-teman yng
bisa bergabung. Aku sendiri komplit dengan seragam dress batikku dan tas Buna
orange karena langsung dari kantor, yang ternyata nyaman juga untuk dipakai
jejingkrakan.
![]() |
semangaaaaat..... |
Selesai
ngobrol-ngobrol cantik sana-sini, saya pun ngg mau ketinggalan menulis pesan
dan kesan, plus our thoughts on the
elimination of violence against women. Beragam yang ditulis teman-teman yag hadir, termasuk saya, seperti yang bisa dilihat di foto ini.
Dan
setelah break sebentar, sesi belly dancing alias tari perut pun dimulai. Aaaah,
sesi ini seru bingit singit #apasiiih. Sama serunya dengan fashmob sebelumnya.
come one everyone...let's danceee.... |
hip ke kanan, hip ke kiri... |
everyone is having fuuuun... |
Yang
pasti, semua yang berpartisipasi kembali saling mengingatkan bahwa kita semua
bisa menghentikan kekerasan terhadap perempua, So, semoga perhelatan tahun ini
bisa kembali membuka mata dan hati semua, baik perempuan dan laki-laki akan
pentingnya untuk menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. Masih
banyak PR untuk kita semua guna mewujudkannya.
For sure, nothing funny is coming
out of it! Break the chain of silence!
So again, we got stop it and we gotta stop it now!
References:
http://www.komnasperempuan.or.id/
http://www.onebillionrising.org/
http://www.onebillionrisingindonesia.org/2014/02/rise-for-justice/
wah,mbk indah jadi ke monas ya...seru bangetttt acaranya,pesan lewat posternya juga nyampe,punya mbk pungky keren juga,eh mbk al juga ikutan to...meluncur ah.... :D
ReplyDeletejadi mak Hanna....puanaaas tapi seruuuuu :D....
ReplyDeleteWooww...posternya mak pungky keren :)
ReplyDeleteMantaaaaaaaaaaaapppp... bikin siriknya total banget euuuuh :(((
ReplyDeleteNgebayangin jejingkrakan Mak Indah pakai gaun batik itu :D
ReplyDeletehebat, tetap semangat membela perempuan, walau matahari menyapa dengan teriknya.
ReplyDelete^_^
Ya ampun pemimpin belly dancingnya ndut hihihiii *lospokus... Pungky hobinya ngupil ya? Eniwai, that's why I really admire at you. Sempeeeet gitu dg acara2 spt ini. You have lots of good deeds mak
ReplyDeleteMemprihatinkan sekali.
ReplyDeleteBangsa Indonesia yang berPancasila seharusnya menjadi contoh dalam hal kecintaan dan kasih sayangnya kepada sesama makhlouk Tuhan. Tapi faktanya tindak kekerasan masih terjadi secara sporadis di sana-sana.
Hukum harus ditegakkan, kesadaran masyarakat dibidang hukum harus terus ditumbuhsuburkan.
Terima kasih artikelnya
Salam hangat dari Surabaya
Acara nya keren pisaann... Potter Pungky jg keren bgt n penulis postingan jg ga kalah keren krn mdh nyenpetin datang, jln kaki pula. :)
ReplyDeleteStop violance against women. Stand up for ur rights women!!!
Setuju perempuan bukanlah properti, tapi tidak sedikit perempuan yang ingin diperlakukan seperti properti.
ReplyDeleteBtw, saya paling takut berkunujung di blog ini, soalnya ada bahasa londonya....susah komennya..
walaupun panas, wajahnya mbak indah teteap ceria
ReplyDeleteposter2nya keren sekali.. pesan yang disampaikan melalui acara ini juga keren.. Break The Chain!!
ReplyDelete