Terima kasih, Ramadhan.
Begitu cepatnya rasanya ia berlalu.
Bulan terbaik dalam satu tahun.
Ramadhan yang selalu istimewa ini memang berbeda di tahun 2020.
Segala keriuhan, denyut tradisi dan kegembiraan Ramadhan yang biasanya menghiasi hari - hari di bulan puasa kita berubah drastis. Tidak ada sholat berjamah di masjid, tidak ada traweh bersama di masjid, tidak ada keliling - keliling mencari makanan berbuka, tidak ada sujud sungkem dan tetesan air mata saat memeluk orang tua. Tapi tidak mengapa. Sepanjang hati ini terbuka, selalu ada cara untuk berbagi maaf, cinta dan sukacita.
Dan Ramadhan kali ini tetap menjadi yang terbaik.
Bulan yang membawa segala asa, doa, dan harapan untuk menjadi hamba-Nya yang lebih baik dan baik lagi.
Menjejakkan semangat bahwa selaksa kebaikan ada di dalam diri kita.
Selalu ada.
Bahwa perjuangan menaklukkan kebhatilan dan kedangkalan hati bermula dari diri sendiri.
Bukan dari tempat atau orang lain.
Ramadhan juga mengajarkanku akan indahnya sabar.
Syahdunya menanti rahmah-Nya.
Dan betapa Allah SWT memiliki cara ajaib untuk membuka mata dan hati kita. Betapa Sang Maha Pembolak-balik hati ini sungguh penuh belas kasih bagi hamba-Nya yang bersungguh - sungguh.
Saya ditunjukkan indahnya keteguhan hati lewat seorang tukang sayur sederhana. Juga nikmatnya mencari ridho-Nya dari seorang penjaga keamanan yang selalu menjaga sholatnya. Serta ampuhnya kejujuran yang membuka rezeki dari seorang supir ojek online. Even my beautiful daughter Nadine becomes my constant reminder of how I should curb my fiery emotions. Ada anak cantik ini yang selalu tidak ragu - ragu memeluk saya dan bilang," sabar, mah.. sabar" saat suara ini sudah meninggi karena satu dan lain hal yang seringkali sepele.
Saya malu, kalau menjadi hamba-Nya yang diberi banyak kemudahan dan keringanan tidak bisa menjadi orang yang baik seperti mereka yang berjuang jauh lebih keras di luar sana. Saya sungkan mengeluh pada-Nya akan satu dua batu kecil yang saya hadapi dalam hidup ini. Saya hanya berharap Ia terus memberi kekuatan dan kesabaran kepada kami dalam menjalani skenario indah-Nya.
Semoga, meskipun dengan segala kekurangan dan beribu alasan yang ada, kita masuk dalam golongan hamba-Nya yang tidak merugi. Ketika bulan penuh rahmat ini kembali pergi, untuk insya Allah kembali lagi. Satu harapan kami ya Rabb, semoga kelak kami dipertemukan kembali.
Terima kasih, Ramadhan