Alhamdulillah..
Kewajiban saya sebagai Warga Negara Indonesia sudah saya penuhi.
Demikian pula hak sipil dan politik saya, plus kebebasan memilih dan berekspresi with my full consent.
Jadilah ..karena menunggu kurang lebih 2 jam, kami main dulu ke Central Park yang memang hanya 2 blok dari KJRI New York, sampai jam 5.30 sore :). Bo et Obi deeh yang semangaaaat ..sementara mama dan Bapak masih berpuasa. Bo juga siiih :)...
It took a while before we could actually vote, but why not, I don't mind waiting..
This vote won't happen again any time soon, at least after 5 years, and I won't miss it for the world :).
So, finalement, the vote was casted...
Saya sudah mantap memilih! Dan saya sudah menggunakan hak pilih saya..rugi dong, kalau sampai golput!
Apa pilihannya? rahasia dooong :)...
Segala doa dan harapan untuk Indonesiaku! Semoga pemilu di tanah air tanggal 9 Juli nanti juga bisa berjalan lancar seperti di sini. Bukan tidak mungkin banyak pihak yang akan memanfaatkan pesta demokrasi terbesar di negara kita tercinta.
Untuk indonesiaku tercinta!
Kewajiban saya sebagai Warga Negara Indonesia sudah saya penuhi.
Demikian pula hak sipil dan politik saya, plus kebebasan memilih dan berekspresi with my full consent.
Yes!
Mohon izin kami nyoblos duluan di sini...tanggal 5 Juni 2014 tepatnya :)
Mohon izin kami nyoblos duluan di sini...tanggal 5 Juni 2014 tepatnya :)
Rasanya lega dan penuh harap agar Pemimpin Indonesia yang akan terpilih nanti mampu membawa segala kebaikan untuk tanah air tercinta. Pemimpin yang bukan hanya berperan sebagai Presiden, tapi benar-benar yang bisa mengayomi dan membawa perubahan positif through his real actions and good deeds.
Terus terang, hati, tangan, dan mulut ini rasanya sudah 'gatal' ingin mengomentari segala kegaduhan dan hiruk pikuk politik yang beredar di media sosial entah sejak kapan. Segala jenis kampanye, mulai dari yang santun, informatif, hingga si kampanye hitam yang penuh tipu daya, manipulatif dan waaaay beyond imagination selalu saya ikuti (abis penasaraaan sih :)). Yah, paling tidak diintip-intip di sela-sela kesibukan dan kewajiban lain yang saya harus penuhi. Apalagi my munchkin, yang setiap saat selalu mencari berita terbaru dan paling gress soal pemilihan presiden dan wakil presiden yang baru lewat segala media yang dia miliki, tidak lupa untuk berbagi dengan istrinya yang sok sibuk ini.
Terus terang, hati, tangan, dan mulut ini rasanya sudah 'gatal' ingin mengomentari segala kegaduhan dan hiruk pikuk politik yang beredar di media sosial entah sejak kapan. Segala jenis kampanye, mulai dari yang santun, informatif, hingga si kampanye hitam yang penuh tipu daya, manipulatif dan waaaay beyond imagination selalu saya ikuti (abis penasaraaan sih :)). Yah, paling tidak diintip-intip di sela-sela kesibukan dan kewajiban lain yang saya harus penuhi. Apalagi my munchkin, yang setiap saat selalu mencari berita terbaru dan paling gress soal pemilihan presiden dan wakil presiden yang baru lewat segala media yang dia miliki, tidak lupa untuk berbagi dengan istrinya yang sok sibuk ini.
Gregetan? Pasti...
Sebel? Bangeeet... Apalagi kalau timeline sudah penuh dengan segala 'kelucuan' yang seringkali lebih banyak hebohnya daripada benernya.
Terganggu? Hmmm.. Kadang iya kadang ngga..
Lha wong dinamikanya memang luar biasa. Satu informasi muncul, akan disusul dengan informasi tandingan yang kadang jauh ke bedug dengan sebelumnya (you know what I mean, rite ;) ). Kadang tidak habis pikir aja kok bisa-bisanyaaa membohongi publik. Dan entah keabsurdan apalagi yang muncul sampai saya capek sendiri mengikutinya. Pokoknya media sosial jadi porak-porandaaaa dibuatnya :) #lebaymodeon..
Toh saya mencoba menyerap semua itu dengan hati dan pikiran terbuka. Tidak mudah lhoo.. Di tengah gempuran media yang tiada habisnya dan tidak lagi jelas mana yang benar or yang salah. Plus yang lucu-lucuuu dan menghibur hati, yang untungnya juga lumayan banyak :). Benar-benar seru memang...
Saya berprinsip bahwa hanya dengan pikiran yang jernih plus hati nurani, saya bisa mantap menentukan pilihan.
Sebagai seorang PNS, orang 'dalam' tingkat kroco yang menjadi bagian dari mesin pemerintahan, saya mendapat kesempatan untuk menyaksikan sendiri, merasakan dan ikut berpartisipasi (meski dalam skala kecil) dalam berbagai implementasi kebijakan pemerintah. Pengalaman saya yang tidak seberapa itu tentu saja membawa banyak pembelajaran untuk saya. Apa yang harus dibenahi, apa yang menjadi kendala, apa yang menghalangi sampai berbagai best practices alias contoh bagus yang perlu dilestarikan dan bahkan disebarluaskan. Tidak jarang saya juga melihat kesalahan yang sama terulang dan kesombongan yang menjadi ganjalan kemajuan. Well, hidup memang keras, jenderal!
Buat saya, segala kebijakan yang dibuat atas nama rakyat, belum akan menjadi kebijakan dan tidak akan membawa kebaikan jika rakyat tidak menikmatinya. Segala pemikiran strategis dan rencana aksi yang begitu rinci akan sia-sia belaka kalau implementasinya bolong-bolong dan hanya berbasis proyek saja.
I'm saying this not because I have perfectly done my jobs or flawlessly fulfill all my obligations. No.. I'm just a humble servant who happens to be merely human :).
Tapi seorang punggawa seperti saya perlu contoh yang bisa selalu mengingatkan bahwa kita bekerja untuk rakyat Indonesia. Bahwa masih ada banyak PR yang hanya bisa diselesaikan jika kita serius dan berniat sungguh-sungguh untuk menyelesaikannya. Teladan sederhana yang melakukan aksi nyata untuk membawa perubahan nyata pula.
Someone who takes real actions and brings real impacts!
Dan alhamdulillah, dengan penuh semangat kami berangkat dari rumah naik subway menuju Konsulat Jenderal RI di New York ...
Untuk mendaftar dan memilih calon presiden dan wakil presiden yang sesuai dengan pilihan hati dan akal sehat kami.
Ramai jugaaa yang hadir..
Seneng deh melihat antusiasme warga negara Indonesia di sini untuk menggunakan hak pilihnya. Bahkan ada yang tidak nyoblos waktu pileg, tapi tidak mau ketinggalan untuk pilpres ini...
Seneng deh melihat antusiasme warga negara Indonesia di sini untuk menggunakan hak pilihnya. Bahkan ada yang tidak nyoblos waktu pileg, tapi tidak mau ketinggalan untuk pilpres ini...
Walhasil...panitia cukup sibuk melayani para WNI yang hendak nyoblos maupun yang memiliki beberapa kendala dan pertanyaan seputar pemilu ini..
Tiba di KJRI pukul 3.30 siang, kami langsung mendaftar.
Usut punya usut, karena kami baru pindah ke New York 2 bulan lalu dan tidak membawa surat pindah dari Jakarta, kami masuk daftar tambahan dan dijadwalkan nyoblos pukul 6 sore. Soal surat pindah, sebenernya saya dan suami sempat meminta kepada Sekretaris RW yang juga menjadi Panitia Pemilu di rumah kami di Jakarta. Namun entah kenapa, waktu itu ybs bilang ngga usah bawa juga oke, tinggal menunjukkan ID or KTP.
Nyatanya, saat kami mendaftar di NY, banyak teman-teman WNI, terutama yang bermukim di Indonesia dan negara lain, namun tengah liburan di New York, yang juga tidak bisa mendaftar karena tidak membawa surat keterangan atau yang disebut formulir A5. So, solusi yang ditawarkan adalah mereka yang membawa ID, baik KTP maupun paspor Indonesia, di data ulang di tempat dan masuk dalam daftar tambahan, untuk kemudian memilih pada 2 jam terakhir setelah para pemilih yang telah terdaftar selesai, yaitu pukul 6 - 8 waktu setempat. Tentu saja dengan catatan surat suara yang dibutuhkan tersedia untuk semua.
Dari obrolan saya dengan PPLN New York, terdaftar kurang lebih 11.000 orang WNI yang ada di New York dan beberapa negara bagian di sekitarnya. Mereka yang eligible untuk memilih, akan mendapat surat undangan untuk pemilu seperti foto saya di atas, lalu mengirimkan kembali kepada PPLN untuk mengkonfirmasi apakah akan datang dan memilih di TPS atau mengirim via pos. Sayangnya, banyak dari teman-teman yang tidak mengirimkan kembali undangan berbentuk kartu pos tadi sehingga tidak terdaftar ulang. Banyak juga yang saat datang melapor ke KJRI bilang bahwa mereka tidak menerima undangan sebelumnya, namun karena memang mereka pindah alamat dan belum sempat menginformasikan. Well, intinya di lapangan banyak kendala seperti itu. Kebayang kaan pusingnya PPLN :).
Usut punya usut, karena kami baru pindah ke New York 2 bulan lalu dan tidak membawa surat pindah dari Jakarta, kami masuk daftar tambahan dan dijadwalkan nyoblos pukul 6 sore. Soal surat pindah, sebenernya saya dan suami sempat meminta kepada Sekretaris RW yang juga menjadi Panitia Pemilu di rumah kami di Jakarta. Namun entah kenapa, waktu itu ybs bilang ngga usah bawa juga oke, tinggal menunjukkan ID or KTP.
Nyatanya, saat kami mendaftar di NY, banyak teman-teman WNI, terutama yang bermukim di Indonesia dan negara lain, namun tengah liburan di New York, yang juga tidak bisa mendaftar karena tidak membawa surat keterangan atau yang disebut formulir A5. So, solusi yang ditawarkan adalah mereka yang membawa ID, baik KTP maupun paspor Indonesia, di data ulang di tempat dan masuk dalam daftar tambahan, untuk kemudian memilih pada 2 jam terakhir setelah para pemilih yang telah terdaftar selesai, yaitu pukul 6 - 8 waktu setempat. Tentu saja dengan catatan surat suara yang dibutuhkan tersedia untuk semua.
Dari obrolan saya dengan PPLN New York, terdaftar kurang lebih 11.000 orang WNI yang ada di New York dan beberapa negara bagian di sekitarnya. Mereka yang eligible untuk memilih, akan mendapat surat undangan untuk pemilu seperti foto saya di atas, lalu mengirimkan kembali kepada PPLN untuk mengkonfirmasi apakah akan datang dan memilih di TPS atau mengirim via pos. Sayangnya, banyak dari teman-teman yang tidak mengirimkan kembali undangan berbentuk kartu pos tadi sehingga tidak terdaftar ulang. Banyak juga yang saat datang melapor ke KJRI bilang bahwa mereka tidak menerima undangan sebelumnya, namun karena memang mereka pindah alamat dan belum sempat menginformasikan. Well, intinya di lapangan banyak kendala seperti itu. Kebayang kaan pusingnya PPLN :).
Jadilah ..karena menunggu kurang lebih 2 jam, kami main dulu ke Central Park yang memang hanya 2 blok dari KJRI New York, sampai jam 5.30 sore :). Bo et Obi deeh yang semangaaaat ..sementara mama dan Bapak masih berpuasa. Bo juga siiih :)...
seneeeengnyaaa yang main di Central Park :) |
It took a while before we could actually vote, but why not, I don't mind waiting..
siap-siap ke bilik suara :) |
This vote won't happen again any time soon, at least after 5 years, and I won't miss it for the world :).
So, finalement, the vote was casted...
Saya sudah mantap memilih! Dan saya sudah menggunakan hak pilih saya..rugi dong, kalau sampai golput!
Apa pilihannya? rahasia dooong :)...
Segala doa dan harapan untuk Indonesiaku! Semoga pemilu di tanah air tanggal 9 Juli nanti juga bisa berjalan lancar seperti di sini. Bukan tidak mungkin banyak pihak yang akan memanfaatkan pesta demokrasi terbesar di negara kita tercinta.
Jangan sampai hak pilihmu tidak digunakan ya.. Karena sekecil apapun kontribusi kita, it does matter!
Untuk indonesiaku tercinta!
saya sudah memilih lhoooo :) |