Positivity is here to stay



"Mommy, are you going to die?"

Suara lembut putri kecilku sontak membuatku bangun dari tidur tidak nyenyak pasca kemoterapi yang saya jalani kemarin. 
Bukan, bukan sentuhan tangan kecilnya atau suara lembutnya yang membuatku kontan terjaga, tapi pertanyaan polosnya yang seolah membuat seluruh indera saya siaga. 
Detik itu juga saya hembuskan niat bahwa saya harus berjuang sekuat tenaga untuk sembuh.

***


KANKER

Satu kata yang terdengar sederhana namun bisa membuat kehidupan seseorang berubah 180 derajat. 

Dan saya tidak pernah menyangka akan menjadi salah satu orang yang disapa olehnya. Living in the fast lane, menikmati hidup dengan segala keseruan di tengah keluarga, pekerjaan penuh waktu dan karir yang terus menyita waktu, perhatian dan tenaga menjadi ritme saya sehari-hari. 
Sampai kanker datang menyapa.
Kanker payudara tepatnya.

Didiagnosa dengan kanker payudara di bulan Juli 2014 membuat roda kehidupan saya berubah. Jangan ditanya bagaimana rasanya saat tahu sel-sel kanker laknat itu sudah bermukim di tubuh saya. Rasa panik, takut, khawatir, sedih dan juga menyalahkan diri sendiri datang menerpa. 
Why me? why does it have to be happening now? What do I have to do? What about my family, my kids?

Saya beruntung karena memiliki dukungan penuh dari keluarga, kantor dan juga tim dokter yang menangani saya di NYU Hospital. Sungguh semuanya merupakan berkah luar biasa dari-Nya. Segala kebingungan dan pertanyaan yang memenuhi kepala satu per satu terurai lewat rangkaian konsultasi, diskusi, dan berbagai informasi yang saya dapat dari berbagai sumber, termasuk sumber terbuka seperti blog mereka yang tengah berjuang seperti saya maupun para survivors.

Satu demi satu rangkaian pengobatan saya jalani. Mulai dari rangkaian sonogram, mamogram dan biopsi untuk memastikan jaringan kanker di tubuh saya, mastektomi atau operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara yang terkena kanker dan segala persiapannya, kemoterapi, radiasi, operasi rekonstruksi payudara, hingga serangkaian pengobatan melalui infus dan terapi untuk menghindari lymphedema

Dan saya membagi semua perjalanan penuh warna ini di blog saya, My Purple World.
Betapa paniknya saya saat untuk pertama kalinya berbaring di meja operasi untuk menjalani mastektomi karena takut tidak bangun lagi setelah operasi.
Tidak enaknya kemoterapi yang harus saya jalani sebanyak 16 kali namun penting untuk membunuh sel-sel kanker lain yang dikhawatirkan masih bermukim di tubuh.
Ketika seluruh rambut saya rontok thanks to chemo and its horrible impacts to my body.
Saat kulit saya sontak gosong dan perih akibat deraan sinar radiasi.
Waktu saya penuh semangat bergabung dengan para survivors lainnya mengikuti Making Strides against Breast Cancer di Central  Park yang dingin. 
Juga ketika saya tidak tahan untuk tergugu karena lega ketika satu tahun berlalu dan hasil mamogram saya baik-baik saja.


Finish the fight...

Disadari atau tidak, blog menjadi salah satu channel yang saya pakai untuk terus memicu diri untuk sembuh. Untuk menyemangati diri sendiri dan yakin bahwa semua usaha yang kita lakukan tidak akan sia-sia. 
Menulis di blog membuat saya dipenuhi energi positif, yang menjadi bagian penting dalam terapi saya menuju kesembuhan. 
Seolah memiliki sahabat yang selalu ada dan siap menampung segala curahan rasa.
Yang meyakinkan bahwa saya bisa menyelesaikan perjuangan ini with flying colors.
Who whisper in my ears to fight, fight, fight. 
And all these efforts worth a share.

Saya jadi semangat untuk terus berbagi. Baik lewat tulisan di blog, status di media sosial, maupun selfie yang penuh dengan doa dan semangat untuk sembuh. 
Perhaps for some, it might be annoying, but for me, positivity is here to stay!

Dan KEB, atau Kumpulan Emak Blogger, adalah salah satu tempat saya berbagi dengan nyaman. Komunitas seru yang selalu saya rindukan ini telah menjadi wadah yang membuat saya semangat untuk terus berbagi melalui blog. 

Siapa menyangka, partisipasi saya dalam ASEAN Blogger Festival di tahun 2013 di Solo membuka dunia baru penuh warna, manfaat dan berkah. Berkenalan dengan Makpuh, Makpon dan juga Srikandi Blogger 2013 membuat saya kontan bergabung tanpa  berpikir panjang lagi. 


This is where everything started :). During our sharing session indeed :)

And look, KEB bukan hanya sekedar tempat para perempuan blogger Indonesia di mana pun berada untuk berbagi pengetahuan, ajang curhat, dan memperluas jejaring saja. It goes beyond that. Buat saya, KEB menjadi sulut yang membuat kita terus memacu diri menjadi lebih baik.   Serangkaian kegiatan yang dilakukan selama 4 tahun terakhir, mulai dari aneka kompetisi, kegiatan amal dan berbagi, sampai arisan ilmu, misalnya, menunjukkan bahwa KEB, realize it or not,  membantu perempuan Indonesia untuk terus belajar, membuka dan mengembangkan diri, merealisasikan potensi diri yang ada. 


Beberapa aktivitas KEB
Sumber foto:  koleksi pribadi dan www.emak2blogger.com

Di tengah berbagai perbedaan dan keterbatasan, justru keanekaragaman menjadi pelajaran berharga untuk terus memperbaiki diri.
Untuk terus berbagi.
This is what I need.
This is what I'm looking for.

Dan inspired by the same spirit,  saya pun terus berbagi mengenai perjalanan saya melawan kanker melalui blog. Dan ternyata, selain dukungan dan doa dari semua, banyak pesan yang  masuk lewat berbagai platform media sosial saya.

"Mba, perkenalkan saya temannya Norman di kantor. Saya juga terkena kanker payudara, mba ..."
"Mba Indah, waktu itu gejala kanker payudara yang dirasakan apa saja ya?" 
"Ndah, berapa lama ya rambutnya tumbuh setelah kemo? jadi bagus ngga?"
"Mba, punya rekomendasi dokter onkologis yang bagus di Jakarta? Mama saya positif kanker payudara tapi tidak mau kemo. Bagaimana ya membujuknya?"
"Indah, kata dokter perlu radiasi berapa kali? Sakit ngga?"
"Mba, terima kasih untuk semangatnya ya, saya jadi berani memeriksakan benjolan di payudara saya ke dokter."

Pesan sederhana yang mungkin tidak bermakna bagi orang lain, tapi terus memicu saya untuk tidak ragu menuliskan pengalaman dan membaginya. 
Besides, sharing is caring, right? 


Dan untuk KEB tercinta, selamat ulang tahun sekali lagi.
Terus menjadi inspirasi perempuan dan ada untuk berbagi, seperti semangat yang selalu dihembuskan selama ini.
Jangan surut melangkah untuk terus membawa perubahan positif.
Sekecil apapun perubahan itu, meskipun perubahan itu terjadi dalam diam tanpa kita sadari dan dimulai dengan langkah sederhana.
Saya tahu, tidak mudah untuk menjadi rumah maya yang nyaman untuk beribu perempuan Indonesia dengan segala keunikannya.

But I know, KEB can be the one.
Because positivity is here to stay!





Talam Ebi - Steamed Rice Cake with Spicy Dried Shrimp Topping

Welcoming Jonas storm with a plate of yummy food has been in my mind while reading the headline news.

And as I have been using my frying pan for too many times, I guess it's time to steam some and still enjoy a delicious 

Then let me introduce you to talam ebi, the steamed rice cake with spicy dried shrimp topping.


steamed rice cake with spicy dried shrimp topping

Back home in Indonesia, talam ebi is pretty common. We can easily find it in the bakery or food vendor, or catered during a special event. 

Talam ebi merupakan salah satu penganan yang mudah dijumpai di banyak toko kue di Indonesia. Saya paling suka kalau kue yang satu ini disajikan saat ada acara-acara khusus seperti arisan atau kumpul keluarga.

I always love the exquisite taste of steamed rice cake mixed with coconut milk, with the extra topping of spicy dried shrimp. Trust me, it's yummy.

Rasanya yang khas karena perpaduan tepung beras dan santan, ditambah taburan udang kering atau ebi pedas dan irisan kucai membuat talam banyak disuka. Dan ternyata, setelah coba browsing, cara membuatnya pun tidak sulit. Tidak perlu mixer atau perlengkapan memasak yang heboh untuk membuat talam ebi. Jadi pengen buat sendiri dan lumayan juga hasilnya :)

Ready to cook?

Here are the ingredients:

100 gr rice flour
50 gr tapioca flour
1 can/400 ml of coconut milk 
Garlic powder
Salt and sugar as desired

Bahannya juga mudah didapat kan. Yang kita perlukan adalah tepung beras, sagu, santan dan bumbu kering seperti bawang putih, garam dan gula.

For the topping:

Chives - thinly sliced. If you don't like its strong smell, you can use cilantro instead.
Dried shrimp - coarsely ground
Red pepper if desired
Salt and sugar as desired
Vegetable oil 

Untuk taburan atasnya, kita memerlukan udang kering atau ebi, irisan kucai, bubuk cabe merah kering, juga garam dan gula. Sedikit minyak sayur kita perlukan untuk mengoles kue talam sebelum diberi taburan udang kering atau ebi. Kalau tidak begitu suka ebi, taburan atas bisa diganti dengan yang lain. Saya pernah mencoba dengan abon dan juga cacahan jamur yang ditumis sebentar. Rasanya sama-sama enak.

How to cook:

Mix all the ingredients well and once ready, put it in a muffin cup (just a half of it) or anything similar and steam it for approximately 20 minutes or until it's well cook. You can check it by sticking a tooth pick and if it comes out clean that means it's ready :).

Cara memasaknya pun super duper gampang. Campur semua bahan, yaitu tepung beras, sagu dan santan sedikit demi sedikit agar adonan bisa tercampur dengan rata dan tidak ada tepung yang menggumpal. Selesai diaduk, masukan adona ke dalam cetakan plastik kecil atau seperti saya, ke dalam cetakan muffin. Tidak perlu penuh, setengahnya saja cukup. Masukkan ke dlam kukusan dan kukus selama kurang lebih 20 menit. Untuk mengecek apakah sudah matang atau belum, gunakan tusuk gigi dan tusuk ke dalam adonan. Jika tusuk gigi bersih ketika diangkat dan tidak ada yang menempel, berarti kue talamnya sudah matang.


let's steam it :)
For the topping, you just add everything except the oil. You can definitely adjust the level of spiciness as your heart desired by adding or even not using the red pepper at all. 

Untuk taburan atas, campur ebi yang sudah digiling kasar, irisan kucai, cabe merah kering, garam dan gula, Jika tidak begitu suka kucai karena baunya yang khas, bisa diganti dengan cilantro atau daun bawang. Olesi kue talam dengan sedikit minyak sayur lalu taburi campuran ini. Sudah...selesai :). Kue talam pun siap dinikmati. Mudah kan resep talam ebi ini.

Once the steamed rice cake is ready, slightly put the vegetable oil on top of it then put the topping as you like. And voila, talam ebi is ready to be devoured.

If you don't like or don't eat shrimp, mushroom can be a great alternative for the topping. You just need to slice it thinly and saute it for a while before mixing with other topping ingredients.

Hope you like this simple recipe of Indonesian food and enjoy. 

Talam Ebi is ready

Welcoming Jonas

Okay, I just can't help it.

We are sooo excited to finally see NYC turn into winter wonderland once again.
Yuuup...thanks to Jonas, soft, fluffy snow is just knocking everyone door here in the next two days.

Snow storm is definitely not a joke but once you get yourself prepared, you can definitely have a cozy session at home safe and sound.

But we got to admit that everyone got so excited this morning as the first pile of snow just stuck in our window. Kids, especially, as we haven't really get the real feel of winter this time around. 

So, Udi just unpacked our ski gear boxes, got everything out, put them on, grabbed our camera and in 5 minutes, we all were ready to hit the road :).

we're having fun, ma :)

Astoria Park, here we come...

cheeers...

cold, cold, cold

The blizzard is indeed here to stay. 
Persistently howling since the morning, we waited inside just to see when it would stop for a while so that we could go out and play.
But apparently, it was not happening pretty soon, so we just went out and tried to enjoy the snow as much as we can.




cheers...


After a while the snow gets too cold to handle and the wind really hit our face. 
So, we called it a day.
And guess what...we might come back here again tomorrow.



Stay warm, people.




Before the storm

Jonas is coming!

To you who have been following the news recently, you know exactly that I'm not talking about Jonas brothers :).

After enjoying a rather warm beginning of winter, NYC is getting the real feel of winter. Two weeks of sub zero day, the new storm, Jonas, decides to say hi to us here.

cold yet lovely :)

The forecast said that it will start in the early hours of Saturday till Sunday. Heavy snow up to one feet tall with the wind reaching 50 mph is most likely knocking on everyone's door in this neighborhood.

No wonder people are queuing up this at the supermarket and groceries this Friday just to make sure we have everything we need to stay cozily at home.

Of course I join the wagon and hit the store. It was packed alright, but I still manage to sneak out and take some snaps of the grey sky of Manhattan before the storm hit.

This is how it looks.


Still pretty peaceful, right.
Rather pretty.

And I guess, judging from my oversize grocery bags, we can welcome Jonas now :). Bismillahirrahmanirrahiim.

Join us on Skywatch Friday and sneak a peek on different beautiful skies from different parts of the world.


Main Bekel Yuuuk



"Indah, here's a little gift for you" ujar boss saya suatu sore.
"Kamu pasti suka deh, ini hadiah dari salah satu teman dari negara Pasifik" tambahnya.
Di depan saya, seuntai kalung dari kerang terjuntai dengan manisnya.


kalung kerang hadiah :)

I love it.
Kerang-kerang cantik yang berbaris rapi itu seperti tersenyum pada saya.

Dan ingatan saya pun melayang ke salah satu sudut di kompleks perumnas Langkapura, Lampung.

***
"Giliran siapa sekarang? Indah atau Rury?  
Sampai mana ya tadi.. Oh ya, buka 4.  Ayo, ayo. Jangan curang ya."
Percakapan sekelompok anak perempuan yang tengah menikmati waktu sore hari itu terngiang di telinga saya. 

Saya ingat, jaman SD dulu, kala telpon genggam dan aneka gadget masih jauh dari jangkauan, setiap sore sehabis mandi kami pasti bermain ke luar rumah dengan teman-teman di seputaran kompleks. Kebetulan memang banyak yang usianya sebaya dan kita pun punya hobi yang sama. Kaau sudah begini, biasanya kami pun mencari permainan yang menjadi kesukaan semua. Salah satunya bermain bekel. 

Ada yang tau permainan ini?

Bekel is one of the traditional game that I used to play during my childhood. I don't  really know what's the origin of this game but one thing for sure, I remember how fun it was.

Permainan seru ini biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan. Alat- alat yang dibutuhkan adalah bola bekel or bouncing ball serta biji bekel yang terbuat dari besi atau seperti saya, kerang. Seingat saya, jumlah kerang atau biji bekel beragam, ada yang 6, 10 atau 12.  


Bola bekel dan kerang yang kita punya di NYC :)

Peraturan main bekel biasanya beragam, tergantung kesepakatan para pemain. 
At least, that's what I remember. Correct me if I'm wrong ya :). Kalau tidak salah, peraturan bermain bekel yang pernah saya lakukan seperti ini :

1. Permainan dilakukan minimal berdua (kalau sendiri mah namanya latihan dong ah :). Biasanya karena bekel lumayan populer, maka satu gup bisa 4 sampai 6 orang yang bermain bersama. jangan terlalu banyak karena nanti giliran menunggunya jadi lama. Apalagi kalau ada yang jago :).

2. Urutan bermain ditentukan dengan suit atau diatur secara sukarela.

3. Permainan dimulai dengan menggenggam semua biji bekel atau kerang dan bola di satu tangan. Bola dilempar ke atas, biji bekel/kerang disebar, lalu setelah bola memantul satu kali di lantai baru ditangkap.

4. Setelah permainan dimulai, permainan bekel akan terbagi menjadi beberapa tahap.

Tahap pertama, bola dilempar dan satu biji bekel/kerang diambil. Setelah bola memantul satu kali di lantai, maka bola harus ditangkap kembali. Berikutnya biji bekel/kerang yang diambil 2, lalu 3,4,5 dan seterusnya hingga semua biji bekel/kerang diambil semua. 
Untuk mengambil biji bekel/kerang lebih dari satu, kita bisa melakukannya sekaligus atau 'dikecek'. Saya tidak tahu bahasa Indonesianya apa tapi kira-kira dengan menggunakan kecepatan tangan dan perhitungan lamanya bola memantul, kita mengambil sejumlah biji bekel/kerang beberapa kali. Misalnya, kalau biji bekel/kerang yang harus kita ambil ada 3, kita bisa mengambilnya sekaligus 3, satu per satu 3 kali, atau 2 kali dengan komposisi biji bekel/kerang 2 dan 1. Di sini keseruannya, karena kita tidak boleh menyenggol biji bekel/kerang lainnya dan kita harus menghitung waktu yang ada dari satu kali pantulan bola. Kalau sudah jago, 'kecek' 3,4,5 atau 6 sekali pun mudah :). Setelah semua biji bekel/kerang terambil semua, maka tahap satu selesai.

Tahap kedua adalah  tahap 'buka'. Buka di sini maksudnya biji bekel/kerang diatur dengan posisi tertentu seperti 'terbuka'. Posisi terbuka itu seperti ini :)


posisi terbuka :)

Jika kita menggunakan 6 biji bekel/kerang, maka akan ada buka 1, buka 2, buka 3, buka 4, buka 5, dan buka 6. Caranya, kita sebar biji bekel/kerang seperti semula, lalu semua biji bekel/kerang kita buka. Baru kemudian tahap buka 1 dimulai. Artinya, setelah semua biji bekel/kerang dibuka, lalu kita ambil satu per satu. Diikuti dengan buka 2, 3, 4 , dan seterusnya. Untuk buka 2, berarti dalam satu kali pantulan bola, kita harus bisa membuka 2 kerang sekalgus. Demikian pula untuk 3, 4, 5 dan 6. Terbayang dong, membuka 6 biji bekel/kerang dalam waktu beberapa detik saja. Pastinya tangan kita harus lincah dan cepat untuk mengatur semua biji bekel/kerang tersebut dan langsung menangkap bola :). Peraturannya pun sama. Kita tidak boleh menyenggol biji bekel/kerang lain saat menganbil biji bekel/kerang yang kita tuju. Feel free juga kalau mau 'dikecek', yang penjelasannya sama seperti di atas, tapi dilakukan setelah semua biji bekel/kerang dibuka. Oya, biasanya, agar mengambilnya gampang, saat membuka biji bekel/kerang, kita menyusunnya berdekatan. 

Tahap ketiga adalah tahap 'tutup'. Peraturannya sama seperti tahap 'buka' di atas,  hanya bedanya biji bekel/kerang yang kita mainkan diatur dengan posisi tertentu seperti 'ditutup', yang kira-kira seperti ini.


posisi tertutup :)


Setelah semua biji bekel/kerang ditutup dan diambil sekaligus hingga jumlah tertinggi, maka seluruh tahapan permainan bekel pun selesai.

5. Selama bermain, tangan pemain tidak boleh menyenggol biji bekel/kerang lain yang ada di lantai, selain yang akan kita ambil. Kalau menyentuh maka kita pun 'mati' alias stop bermainnya dan giliran bermain diberikan kepada pemain berikutnya. Demikian pula kalau pemain gagal menangkap bola atau bolanya secara tidak sengaja jatuh menimpa biji bekel/kerang di lantai. Selain itu, kita juga mati kalau biji bekel/kerang yang kita sebar tidak sengaja bertumpuk. Nah, kira-kira ini beberapa sebab yang membuat kita kehilangan giliran bermain. Teman-teman ada yang ingat sebab lainnya? 

Bagaimana? 
Ribet ngga peraturannya?
Ngga kaaan :)
Meskipun peraturannya banyak, tapi kalau sudah dimainkan tidak terlalu sulit kok. 
Dan yang pasti permainannya seru, karena selain dibutuhkan keahlian khusus untuk memastikan semua biji bekel/kerang bisa diambil dalam waktu yang sangat singkat, satu pantulan bola saja saudara-saudara. Belum lagi kalau ada yang tidak sengaja menyenggol biji bekel/kerang tapi tidak mau mengakui. Heboooh deh jadinya :).

Thanks to Mama Calvin dan Bunda Salfa, saya jadi mengingat kembali permain kesayangan saya di masa kecil ini. Bahkan saat sudah beranjak remaja saya dan beberapa teman maupun saudara memainkannya lho. 


ada yang semangaat belajar main bekel :)

Dan sekarang, saya mencoba memperkenalkannya kepada Bo et Obi. 
Karena kami tidak punya biji bekel, maka yang digunakan adalah kerang :)
Boy, how we have fun learning it. 
Mulai dari mengkoordinasikan dan menghitung saat yang tepat untuk melempar bola dan menyebar kerang, sampai menangkap bola dan membuka or menutup kerang. Belum lagi memastikan bola tertangkap setelah satu pantulan. Ternyata tidak gampang lho. 
Bo manages to play it but Obi fails miserably and she is sooo sad. 
Well, we certainly need more practices here, kiddos.

Dari sini saja kita tahu ada banyak manfaat yang kita dapatkan dari permainan tradisional ini. Selain belajar budaya sendiri yang begitu berwarna, permainan ini juga mendekatkan hubungan saudara dan pertemanan. Belum lagi keahlian motorik halus yang terlatih dan juga kejujuran saat bermain. Sedangkan keseruan dan keriaannya yang didapat saat bermain? Priceless!

Saya jadi merasa berasa bersalah karena belum sempat mengajarkan Bo dan Obi permainan tradisional Indonesia yang sebenarnya begitu banyak. Tidak bisa dipungkiri kalau era teknologi seperti sekarang seringkali merenggut kebahagiaan sederhana yang kita dapatkan dari aneka permainan tradisional Indonesia.
Ayoo ah semangaat..mari kita bermain lagi :)


"Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Permainan Masa Kecil yang diselenggarakan oleh Mama Calvin dan  Bunda Salfa"



Dinner time at Cairo Steakhouse, Astoria, NYC

Have you ever wondered how many restaurants are there here in the Big Apple? 
Being known as one of the most fantastic culinary destinations, New York City surely has a lot to offer. My recent peep in Google shows that NYC has approximately more than 16 thousands full-service restaurants and even more counter service restaurants. Not to mention bars, taverns and clubs or even food cart which will definitely add up that the list. I guess that explains why wherever you are going, you will always find one restaurant or deli to quench your hunger and thirst.

Rasanya ke mana kaki melangkah dan badan berbelok, kita bisa menemui aneka restoran, bar, pub, klub, deli, taverna, sandwicherie dan bahkan food cart alias gerobak makanan dan minuman yang tersaji di setiap pelosok kita New York. Dan saya harus akui, salah satu cara menikmati New York City adalah menelusuri beribu pilihan makanan otentik yang bisa kita nikmati dengan mudah di sini. Bahkan banyak yang bilang lebih enak dari di tempat asalnya :). Menggiurkan sekali kan. 


dinner time..
One of the lovely places we visited is Cairo Steakhouse in Astoria.
If you are looking for a spacious dining place serving yummy Middle Eastern food, this is the place :)


Boasting as "New York's First Upscale Halal- Contemporary American Steakhouse with an Egyptian Flare", as I quoted from their website, we came here for its famous kebabs and baba ganoush. So one cold evening in the beginning of winter, we went there with the kids  and enjoyed our dinner.

Tahun 2010 kami sempat mengunjungi Mesir selama kurang lebih 10 hari. Betul-betul perjalanan yang seru dan penuh kenangan, termasuk petualangan kuliner selama kami tinggal di sana. Usai menikmati piramid sambil naik onta yang bulu matanya lentik plus menengok koleksi mumi di Museum Nasional Mesir yang penuh dengan barang-barang antik yang usianya ribuan tahun, makan pun menjadi super nikmat. Salah satu makanan khas Mesir yang saya nikmati adalah baba ganoush, sementara Rudi sampai sekarang selalu terkenang dengan aneka daging panggang dan jus mangga yang memang rasanya oke banget. 

Baba ganoush sendiri sebenarnya adalah dipping, atau seperti saus yang dimakan dengan roti pita khas kawasan Timur Tengah. Saus khas ini dibuat dari campuran terong, bawang, tomat, minyak zaitun, dan aneka bumbu khas mereka yang saya tidak familiar. Don't ask me how to make because I haven't tried before :).

Waktu tau kalau di dekat tempat kita tinggal sekarang ada restoran otentik yang menyajikan makanan khas Mesir dan Timur Tengah, kami pun semangat untuk mencobanya. Apalagi sudah pasti halal kan, jadi tambah nikmat deh makannya. Dan memang betul, buktinya saya sampai minta tambah supnya dua mangkok karena anak-anak suka juga. 

So, to start with, we chose green salad and lentil soup. Love it..
Even Obi devoured the soup, which rarely happens. 
We also had baba ganoush but it was all gone before I took the picture :).

the fresh salad

lentil soup, yummy and fresh for sure :)
Done with the appetizer, we continued with the main course for the night.
And as you can see, we had fried calamari, Obi's favorite; lamb chop for Udi et mixed grill for me et Bo. And they all are yummy indeed.

the fried calamari

the steak for Udi :)

my choice that night :)..

The main menu comes with green salad and choices of side dishes, including white rice, pita bread and tahini sauce. I love the sauce as it's so fresh and delicious. And healthy as well because it's made of ground sesame seeds. My kids enjoyed the rice as well and I guess they ate more of the rice than the meat. The portion is big enough for everyone and we even had some leftovers to go.

Salah satu kelebihan makan di restoran di NYC adalah porsinya yang luar biasa besar. Well, ini bisa berbahaya buat mereka yang sedang diet. Tapi untuk saya, sisanya bisa dibawa pulang hehehe. Ngga mau rugi deh pokoknya. Dan memang to-go-bag atau doggie bag (duh, kenapa doggie ya >_<) lumrah kita jumpai saat makan di berbagai restoran di sini.

With the main dishes start from USD 18 and appetizers start from USD 5, dinner or lunch here won't cost you a fortune. With approximately USD 80, we have complete course for 4 people. Not bad for 

Another thing that I like here is the place is spacious, so it's perfect for any family gatherings or big events. The service is good and quite fast, so you won't have to wait too long. 

So, are you ready for a yummy session with an Egyptian flare? 

Cairo Steakhouse
2415 Steinway Street, Astoria 11103
Open every day from 12 PM - 11 PM







WW: the Enchanted Lawang Sewu, Semarang, Central Java

"As one thousand doors await, open yours to let the good things step in"

Some snaps I took from my previous visit to Lawang Sewu, or literally means one thousand doors, back in 2013. 
Three years ago? 
Indeed. 
And I miss my homeland and its timeless beauty more than ever. 

Some great blogging friends of mine reside in this beautiful city and it reminds me of tons of photos taken while visiting this remarkable place.

One cloudy day, one magnificent building and one unforgettable visit.


welcome to Lawang Sewu

every corner is a beauty


Famous for its "thousand" doors





And magnificent structure


The stained glass windows are still in excellent condition.

love the intricate details





Join us on (almost) Wordless Wednesday and have a lovely link up here :)




Tahu Isi - Tofu Fritters with Vegetables Filling

Another homecooking recipe delivered fresh to you all.


Tahu Isi for y'all :)

I have to admit, cold weather adds some extra urge to create something in my kitchen. And nothing comfier than the food from home, Indonesia.

This time, I have tahu isi or tofu fritters with vegetable fillings. Again, it's an uberly popular and everyday  munchies for us Indonesian, back home. So popular you can probably find tahu isi fendors easily in many corners of the street. 

Tahu isi pun populer dengan banyak nama sepertinya. Di Lampung, misalnya, biasa disebut tahu bunting or literally translated as pregnant tofu, as its veggie filling makes it look like a preggy belly. Sementara di Bandung biasa disebut gehu, dan tempat lain ada juga yang menyebutkan tahu berontak karena isinya yang banyak membuatnya seolah-olah berontak dari si tahu. Satu hal yang pasti, 

Inspired by Robonator, Bo's latest creation which combined robot, alligator and tofunator- or shall I say, tofu lover :), we recently eat a lot of tofu at home. Bo et Obi love it.
So here we go.

Ingredients:

Fried tofu - it's abit different from uncooked, white tofu. Usually brown and empty inside.
Flour
Vegetable oil for frying
Garlic powder
Pepper
Coriander powder
Salt 
Sugar

Filling:
Bean sprout
Carrots
Cabbage
Scallion
Onion - sliced
Chili - as desired 
Any other vegetables you deem fit :)

How to cook:

First, we get the filling ready.
Easy breazy.. Just briefly saute onion and all the veggies then set it aside.
Then we prepare the coating flour. Mix all the spices and flour, add water and mix it well until it's tick enough but not too runny.
Once ready, cut fried tofu in a half and fill the veggies in the middle. Dip the tofu in the coating flour then fry it until golden brown. Done.. Your fried tofu with vegetables filling is ready. Eat it with chili if you like or with warm steamed rice. Yuuuum.



Memasaknya pun super gampang. 
Cepat dan mudah saja.

fill the tofu
Pertama tumis semua sayuran dan sisihkan. Lalu kita campur tepung dan semua bumbu dan air sedikit demi sedikit sampai adonan teung menjadi kental tapi tidak terlalu encer. Potong tahu pong di bagian tengah sedikit saja untuk memasukkan sayuran yang sudah ditumis tadi. Setelah selesai, celup tahu yang sudah diisi sayuran di adonan tepung lalu goreng hingga kecoklatan.




Jadi sudah tahu isi kita :).
Tinggal ditaruh di piring atau mangkok saji dan makan dengan cabe rawit untuk mereka yang suka pedas seperti saya :p. 
Super yuuum indeed.

Hope you like it and enjoy.