Lebaran@NYC: Halal bihalal

Rasanya...lebaran tanpa halal bihalal laksana sayur ketupat tanpa santan...Ngg komplit :)!

Begitu juga untuk kami di sini :). 


Being away from home does not stop us from continuing this wonderful tradition. 


Well,  who would say no to a lovely gathering with people you know or even meeting exciting new friends with the flow of  super delicious Indonesian food? With a bonus of perfect weather and fashion parade of colorful attires?


I won't miss it for the world :)..

So, days after Eid AL-Fitr, we gathered at New Rochelle mansion and  enjoyed beautiful day in the green lush surroundings.






And the food? It's awesome....
Let me try to recall what we have at that day...


We had a buffet of Indonesian traditional cuisine...a pure taste of home. I miss it dearly and how glad I am to find them there on that beautifully-adorned-with-batik main dining table...

We had sayur asem - Indonesian most-sought sweet and sour vegetable stew; ayam goreng lengkuas - fried chicken with that special hint of galangal; daging serundeng - marinated beef with spicy grated coconut; ikan asin - salted fish; teri kacang - spicy fried anchovies with peanuts; and tempe goreng - fried soy bean cake. All my fave! I know back home this might be considered as the 'usual' food, but here in New York, it's a treasure :). aah...and one more thing...kerupuk! That crunchy crackers will never be forgotten..so Epic :)






For the dessert, a wide range of Indonesian traditional delicacies were also served. Starting from Lapis Surabaya - Indonesian layer cake; centik manis - sweet rice flour steamed cake; to the savory risoles - salted crepes with beef bacon, mayo and eggs; lemper - chicken-filled steamed sticky rice; and kue talam - steamed rice flour cake garnished with dried shrimp and chilli. Oh yuuum yuuum...Not to forget nastar and kaastengels - the famous pineapple - filled and cheese cookies. I sincerely hope my tummy won't hurt me from eating too much :)...





Later that evening, we also managed to meet at Greenway South for another soiree of friendship and fun. 


Here, the menu was fantastic as well...another display of Indonesian fantastice cuisine...starting from Rendang, our one-of-a-kind spicy beef curry slowly cooked with Indonesian herbs and coconut milk. Then Ikan Pesmol - Indonesian fried red snapper fish with spicy turmeric sauce and vegetables. 
For sure, sweets and savory delicacies were part of the menu as well...where we have lumpia and layer cakes as well here...





So, all in all..it was a lovely day. Surely the fun goes beyond the fantastic food being offered, but for the ambience of friendship, love and forgiveness.
Eid Mubarak, people...


WPC: Zig-zag

For this week's Weekly Photo Challenge, zig zag is the theme...

So I was thinking of this..










Simply no or little straight lines..and that's zigzag for me..
All the masterpiece of the genius Gaudi, taken during our visit to Barcelona back in 2010..
So out-of-this-world, brilliantly one-of-a-kind..



Lebaran@NYC...

Alhamdulillaaaaah. ..

Tak terasa setelah 29 hari berpuasa, akhirnyaaa hari kemenangan pun tiba.
Gema takbir pun berkumandang, walaupun hanya di lingkungan rumah kami saja.

Lebaran kali ini, kami sekeluarga kembali menikmatinya di negara orang. 

Nothing to complain...ini bukan kali pertama kami harus terpisah jauh dari orang tua dan keluarga besar. Rasanya memang jauh berbeda dibandingkan di tanah air, terbersit rasa rindu akan lingkungan keluarga yang hangat dan suasana lebaran yang meriah. Hebohnya berbelanja untuk hari raya dan meresapi malam-malam terakhir Ramadhan di masjid dekat rumah. Belum lagi sujud sungkem, pelukan hangat, serta jabat tangan saat bermaaf-maafan...

Well....but life must go on :)

Alhamdulillah kemajuan teknologi juga sangat membantu memperlancar komunikasi dengan orang tua, keluarga besar dan teman-teman di tanah air. Mulai dari urusan tanya resep kue, titip bayar zakat, sampai ukuran baju bisa langsung diselesaikan via facetime, line or tango :). Nikmatnya teknologi terkini terasa sekali...

So, dengan niat dan tekad bulat untuk menikmati hari kemenangan, kami sekeluarga pun bersuka cita menyambutnya. Including here in our new home.

Usai taraweh terakhir, kami pun berbenah rumah. Kebetulan barang barang kiriman dari Indonesia baru tiba. Penuh semangat kami membongkar box-box tercinta. Tujuan utama, cari mixer hehehe..biar bisa bikin kue :). Mencoba realistis, saya hanya buat kue keju yang memang jadi kesukaan anak-anak dan ibunya. Jadilah ngadon dan manggang sampai jam 1 pagi sajaaa ♡♡. Karena semangat, rasanya ngg capek tuh, walaupun suami sudah bolak-bolak mengingatkan kalau besok sholatnya pagi-pagi di masjid :).


kaastengels...favorite keluarga :)
Siangnya, untuk buka puasa terakhir, sambal goreng ati dan sayur santan pun sudah siap. Yah, Hawa lebaran mulai terasa memaaang... Walaupun sempat berpikir untuk tidak memasak makanan lebaran, rasanya kok ada yang kurang. Apalagi menengok kulkas yang isinya masih penuh aja, jadilah ati ayam, kentang, buncis, wortel dan bahan lainnya disulap menjadi dua makanan favorit kami ini.


si sambal goreng ati nan bersahaja...
ada yang ikut begadangan malam takbiran :)...
Pagi harinya, bergegas kami menuju Masjid Al-hikmah, yang didirikan oleh komunitas Indonesia di NY. Dari pengumuman yang disampaikan di website masjid ini, kami tau bahwa sholat akan dimulai pukul 9 pagi waktu NY. Pukul 8.45 pagi kami tiba di area seputar masjid dan perjuangan mencari parkir pun dimulai :). Bukan rahasia kalau urusan parkir memang tidak mudah. Untungnya 2 blok kecil dari masjid kami dapat satu spot parkir. Tinggal satu spot dan sepertinya memang rezeki Bo et Obi. 

Saat berjalan menuju masjid, kami pun mengumandangkan takbir. Rasanya sesak..karena kembali rindu akan semua dan merasa begitu kecil di hadapan-Nya. Semoga bisa bertemu di Ramadhan berikutnya.

Tiba di masjid, tempat sudah penuh sesak dengan umat muslim dari berbagai penjuru dunia. Walaupun masjid ini didirikan oleh komunitas Indonesia,  Namun jamaahnya beragam... Paling tidak saya bertemu rekan- rekan muslim dari Bangladesh, Pakistan, Mesir, Maroko, Turki, bahkan Ukraina di tempat ini. Luar biasa melihat semua keragaman yang tunduk pada kuasa-Nya. Saya dan Obi kebagian di basement, sementara Bapak dan Bo di atas.

salam dari Obi :)
Tepat pukul 9 pagi..sholat dimulai dan dilanjutkan dengan khotbah Idul Fitri yang kembli mengingatkan bahwa hari kemenangan harusnya dapat membuat kita menjadi orang yang lebih baik sepanjang tahun, sepanjang masa...

suasana menjelang sholat..di basement...

Seperti di Indonesia, usai sholat pun kotak amal diedarkan di antara jemaah. Namun satu hal yang yang berbeda, di sini anak-anak yang ikut sholat mendapat goodie bag :). Yuuuup...isinya banyaaaak aja..berbagai penganan kecil yang disuka anak-anak terutama. So Bo et Obi pun happy :)..

kok obi manyun yaaaa....
basement pun dibuka...
Selesai sholat dan khotbah, kami pun saling bermaaf-maafan. Kenal tidak kenal, jabat tangan dan ucapan maaf serta Eid Mubarak terus bertebaran. Alhamdulillah. .bertambah teman dan keluarga di hari yang fitri.


tapi itu belum selesai lhooo.....karena di area belakang masjid, panitia sudah sibuk menggelar makanan khas hari raya. Ya, ada lontong dan gulai kari ... plus kerupuk. Beberapa meja di gelar untuk semua umat yang hadir. Sayang kami tidak sempat mencicipi, karena akan segera lanjut ke acara open house di Konsulat Jenderal RI di New York.



 

Di KJRI,  kami pun merasa seperti di rumah sendiri :). Kembali bertemu dengan wajah-wajah familiar, juga teman lama dan teman baru. Bahkan saya reuni dengan teman SMP di sini...padahal waktu di Indonesia mau ketemu susahnya minta ampun :)..





Menu yang disajikan pun akrab di lidah...ada sayur godok, rendang, opor ayam, bakso, asinan jakarta dan kue-kue. Pokoknya bahagiaaaaa dan rasa kangen akan rumah sedikit terobati :). 

Tidak terasa, hari sudah merangkak sore...Silahturahmi yang seru memang membuat waktu berlaku dengan cepat. Walaupun tergoda untuk berpiknik ria di Central Park yang  hany 2 blok dari KJRI, namun kami memilih pulang karena Bo et Obi sudah capek ikut keliling sejak pagi. Dan besok, sudah banyak rencana untuk menikmati libur lebaran :).



Tak lupa...photo session ;)

Yuuuup...foto sana, foto sini, senyum sana senyum sini...pokoknya cerah ceriaaaaa :)




our mini reunion @ NYC :)

Alhamdulilaaah. ..it was a wonderful Eid Al-fitr for us.
Wherever we are
, akan selalu ada keluarga dan teman-teman tercinta untuk merayakan hari nan fitri ini.  And that's one of the the essences of celebrating this glorious day with your loved ones..
Lebaranmu bagaimana? Pasti seru juga kaaaan...

Turnamen Foto Perjalanan Ronde 47: Jendela

Jendela....

Dari balik jendela Tongkonan, rumah khas Toraja yang berdiri gagah di kawasan TMII :).

I remembered our visit to this lovely Indonesian Miniature Park back in 2011 with the kids as we have just arrived back home after being away for years...

It's always good to back..






Ikutan yuuuk...
Turnamen Foto Perjalanan Ronde 47: Jendela ...check the link for more info :)

WW: Obi in green...


One bright and sunny day by Way Ngison river, Kota Agung, Tanggamus, Lampung, Indonesia...

How we miss home....



Come and join me on Wordless Wednesday...


Have a glorious Eid Al-Fitr..

Dear family, friends and colleagues,

On this glorious ccasion of Eid Al-Fitr on 1 Syawal 1435 H, allow me and my family to humbly request for your forgiveness ...

Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin..

Hopefully we all will always be blessed with love, peace and prosperity. .

Have a solemn Eid Al-Fitr with your loved ones...




Nelson Mandela International Day

I learned that courage was not the absence of fear, but the triumph over it. The brave man is not he who does not feel afraid, but he who conquers that fear.


I guess most of us have heard or even known better this incredible and eminent person.

Being a true fighter, with courage, strength and endless wisdom has made his name not only famous among his fellow countrymen but also admired by many of us worldwide. Such a sterling example of how a true leader should be...

Yuuup...I'm talking about the late Nelson Mandela...

Every 18 of July,  we, at the United Nations, celebrated Nelson Mandela International Day. And this year I was honored to be able to join this solemn celebration. Since 2009, through the General Assembly resolution 64/13, Nelson Mandela's incredible passion and values for humanity, justice and freedom is celebrated by real actions that truly bring impact on the ground. His struggle towards democracy and freedom for his country is indeed a true legacy that gives a new meaning to the fight against discrimination and oppression while at the same time preserving culture of peace.   

It's in our hands....



The General Assembly meeting took place in Trusteeship Chamber, gathering representatives from almost every Member States of the UN. Each coordinator of Regional Groups as well as individual country made their statements, highlighting the valuable lessons and values shared from Mandela's dedicated life that has changed the course of a nation and the world. 


The meeting took place at the Trusteeship Chamber, UN HQ...


In times of recent troubles, where human lives seem to be easily and sadly wasted, where power and greed triumphed over humanity, I sincerely hope Nelson Mandela will remind us the true goodness of mankind and ...the esteemed values of love and freedom. 

Rest in Peace, Madiba...


A good head and a good heart are always a formidable combination.

Obi@NYC: at Rockaway Beach, Queens

More sunshine @NYC and we have been trying to maximize it...just before the cold wind starts blowing :)...

One of the closest beaches near our house is Rockaway Beach, at Jacob Riis Park, Queens.

It took around 1 hour to go here through Brooklyn and with the traffic, but it was a lot faster when we came back home. Be back with more details on the next post :)

A lovely day to play with sand under the sun...by the beach... 



Obi wore pinky Winter Water Factory butterfly organic cotton dress 
with Disney's Princess Sofia pink sandals.

why are you grinning like that :)....

WW: Happy Indonesian Children Day...

To play and to release their true potentials are just a few rights our children deserve to enjoy...

Cheer up kiddos...and hopefully we all live in a world fit for children...
Filled with love and hopes for a better future...




Don't be afraid, love...

just do what you love...

be happy ....

for always...

Come and join us on Wordless Wednesday :)


Dunia yang layak untuk anak...

I love you, ma.....


Setiap hari, kalimat pendek ini yang  diucapkan oleh Bo dan Obi setiap saya berangkat atau pulang ke kantor, menelpon mereka,  selesai memasakkan makanan kesayangan mereka atau memakaikan baju kesayangan mereka usai mandi. 

Such a simple expression, yet it moves the world for me...

Anak memang anugerah...

Anugerah luar biasa dari Sang Maha Pemberi Kehidupan bagi kita orang tua dan individu yang dipercaya untuk menjaga mereka, mencintai mereka, tumbuh bersama mereka dan belajar mengenai kehidupan bersama mereka.

Kesederhanaan dan kepolosan anak-anak, paling tidak anak-anak saya, seringkali mengingatkan saya untuk selalu bersyukur. Juga sabar dan ikhlas. 
Betapa sering anak-anak mengingatkan bahwa bahagia itu sederhana.

Bisa tertawa lepas sambil bercanda dengan adik dan teman-teman...
Bisa bebas mandi sambil gosok gigi dan bernyanyi riang...
Bisa berlari ke sana ke mari sambil menjerit gembira...
Bisa duduk manis mewarnai gambar dan belajar menulis di kertas, buku, dan entah di mana mereka suka...
Bisa main games dan ngalahin Bapak :)..
Bisa bantuin mama buat kue dan masak nasi telur..
Bisa menikmati sekolah dengan damai...

Alhamdulillah...

Tapi saya tau, dunia tidak selalu semanis madu. 
Tidak juga selalu ramah dan aman untuk malaikat-malaikat kecil kita.

Masih segar dalam ingatan, betapa kita semua begitu tersentak dengan (lagi-lagi) berita megerikan mengenai kekerasan seksual yang menimpa anak-anak. Ya, saya yakin teman-teman tahu berita apa yang saya bicarakan. Rasanya kita semua menjadi marah, geram, sedih dan miris membaca berita pelecehan seksual yang terjadi di dalam lingkungan keluarga maupun komunitas yang begitu dekat kita, termasuk lembaga pendidikan.

Belum lagi fenomena anak jalanan yang masih menjadi isu besar untuk negeri kita tercinta ini. Eksploitasi anak dalam berbagai bentuk, termasuk prostitusi dan pekerjaan yang tidak layak, masih menjadi momok untuk sebagian anak-anak Indonesia.  Pendidikan dan akses kesehatan dasar seringkali masih menjadi barang mewah untuk mereka.  Belum lagi catatan berbagai tindak kekerasan dan pelanggaran yang dialami anak-anak Indonesia..

Jangankan untuk menyuarakan pendapat, memiliki akte kelahiran saja belum tentu terpenuhi. Jangankan untuk bermain, bisa bertahan hidup dari hari ke hari saja sudah menjadi perjuangan yang luar biasa. Jangankan untuk sekolah, bisa duduk tenang dan menikmati segenggam makanan saja sudah bersyukur...

Belum lagi jika kita melihat ke dunia luar sana...
Berapa banyak anak-anak yang menjadi korban perang, kekerasan dan kebrutalan konflik antarnegara, antarbangsa, antarsuku dan antaragama?
Berapa banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah, mendapat fasilitas kesehatan atau hidup di rumah yang layak?
Berapa banyak anak-anak yang kelaparan dan kurang gizi karena 
Berapa banyak anak-anak yang tersia-sia karena tidak ada yang memperhatikan nasib mereka....

Begitu banyak...masih terlalu banyak...

Padahal Konvensi Hak Anak telah disahkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa sejak tahun 1989 dan berlaku sejak tahun 1990.  Bahkan konvensi ini menjadi salah satu intrumen HAM internasional yang paling banyak diratifikasi oleh negara-negara anggota PBB dan paling cepat mendapat persetujuan serta pengakuan dari komunitas internasional
Padahal Indonesia sudah menjadi Negara Pihak untuk Konvensi Hak Anak sejak tahun 1996. Padahal Indonesia juga sudah punya UU Perlindungan Anak sejak tahun 2002. 
Padahal kerangka normatif itu telah pula dilengkapi dengan berbagai kebijakan dan rencana aksi, plus pembentukan Komisi Nasional Perlindungan Anak.

Dunia memang tidak semanis madu dan tidak sesederhana kebahagiaan anak-anak.

Apakah memang sesulit itu untuk memastikan hak-hak anak dapat terpenuhi? Apakah memang mahal sekali harga kebahagiaan yang bisa kita berikan kepada anak-anak kita? Apakah memang berat perjuangan yang harus dilalui untuk memberikan perlindungan bagi bocah-bocah lugu itu?

Saya tidak mungkin menafikan segala upaya yang telah dilakukan, baik di tingkat internasional, kawasan, dan nasional, untuk memenuhi segala hak dan kebutuhan anak-anak. Tapi harus diakui masih ada banyak sekali pekerjaan rumah untuk kita semua untuk memastikan anak-anak bisa selalu tersenyum menjalani hari-harinya. 

Dan itu semua harusnya membuat kita, terutama orang tua, menjadi lebih semangat untuk memberikan yang terbaik bagi buah hati kita. Banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan, seperti menghormati pilihan anak-anak, memastikan pendidikan dan kesehatan mereka, memberikan mereka kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan mendengarkan harapannya, mencintai mereka apa adanya...melewati waktu dan momen berharga dengan mereka...

Jangan pernah lupa...terlepas dari tugas negara untuk memenuhi berbagai kewajiban akan pemenuhan hak anak, kita pun punya kewajiban untuk mencintai mereka sepenuh hati.

Demi senyum dan masa depan bangsa juga dunia.. 

Demi sebuah dunia yang layak untuk anak.

Selamat Hari Anak Nasional

Penuh cita dan cinta untuk anak Indonesia...

Bo et Obi's Diary: Ramadhan @NYC

Alhamdulillaaaaah...

Bisa bertemu dengan bulan suci Ramadhan sungguh merupakan suatu berkah untuk umat muslim di mana berada. 

Kami sekeluarga pun menyambutnya dengan penuh suka cita. Plus banyak pertanyaan dari Bo dan Obi :)...

Buat Bo, ini bukan kali pertama berpuasa. Sejak TK, Bo sudah mulai menjalani ibadah puasa. Apalagi Bo sekolah di TK berbasis Islam yang mendukung anak-anak untuk berlatih menjalankan puasa dan kwajiban lainnya. Meskipun belum selalu penuh, tapi Bo sudah mulai terbiasa untuk menahan lapar, haus, dan emosi. Juga latihan shalat dan menghapal doa ayat-ayat pendek dari juz-amma. Mungkin karena lingkungan yang mendukung, Bo pun lumayan cepat hapalannya.

Kurang dari dua bulan di New York, Ramadhan pun tiba. 
Tentunya kami semua berpuasa, termasuk Bo. Dan kali ini, lebih banyak yang diajarkan selain tidak boleh makan dan minum.

"Emosi itu apa sih ma?", tanya Bo belum lama ini. "Itu lho Bang... Ngg boleh marah, kesel, sedih, nakal ... ngejailin Obi juga Bang .. " jawab saya. Yang terakhir harus saya tambahin karena Bo memang super jail sama adiknya, walaupun jailnya masih kategori 'jail sayang' :). 

Duo jail kesayangan saya :)
Terus pertanyaan anak-anak sedunia #lebaymodeon seperti "udah boleh buka belum ma? Sekarang jam berapa? Berapa lama lagi bukanya?" Juga sering ditanyakan :). 

Atau kalau sudah mendekati jam berbuka, biasanya Bo bakal mengajukan menu komplit untuk berbuka :). "Ma, nanti aku mau nasi telur, sayurnya carrot aja" (menu andalen iniii : p) atau "Ma, nanti buatin lumpia ya... Sama hotdog juga." Cobaaaa...banyak aja kan. Aplagi kalau setelah makan dan sholat maghrib, Bo akan tanya lagi boleh minum susu ngg...Terkadang saya bingung itu makanan ditaruh di mana ya :)...

Sementara Obi memang belum puasa. Setiap dibangunkan sahur, cueeek aja :)...


Ini lhooo...anak cantik yang ngg mau bangun sahur :)

Walaupun kalau ditanya Obi akan jawab "Obi kan puasa.. Tadi aja abis minum susu" :). Walaupun sudah dijelaskan konsep dasar puasa, tapi tampaknya memang belum ngeh aja putri kecilku ini. Yang pasti, kalau azan maghrib berkumandang, Obi yang paling semangat bilang "boleeeeeh makaaan, boleeeh minuum" sambil joget-joget :).

Satu lagi, sejak bulan Ramadhan ini saya jadi seriiing berkreasi di dapur.
Dan berhubung anak-anak juga libur, jadi mereka pun ikut sibuk dengan saya di dapur. 
They are willing to help...walaupun seringkali jadinya berantakan aja hehehe...

bahagiaaaa mau makan coklat :)
Tapi mereka seneng bangeeet lho waktu saya ajak memanggang chocolate cookies kesukaan mereka..malah ditambahkan m&m's segala...jadi bonus tambah manis dan coklat deh. 

tuuuh...animal-shaped cookies :)

Atau saat saya mempersiapkan lumpia, yang juga menjadi kesukaan mereka. Biasanya Bo akan membantu mengambilkan sayur-sayuran dari kulkas dan asyik nonton sambil mandorin mamanya. 


tuuuh...si maniiis :)...
Selain belajar menahan lapar, haus dan emosi, anak-anak juga makin giat belajar sholatnya. Sedikit demi sedikit kami mencoba memperbaiki bacaan dan hafalan sholat anak-anak. Kalau sudah begini, biasanya Bapak yang paling mantaap...mama mostly membantu di akhir pekan.

Obi dan Bapak...

Well..ini cerita kami ber-Ramadhan jauh dari tanah air....Semoga selalu diberi kemudahan oleh Sang Maha Pemurah...
Ramadhan teman-teman bagaimana?

New York, Juli 2014