|
Happy 77th Anniversary of Indonesia's Independence from Aotearoa New Zealand |
๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ M E R D E K A..
๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ๐ฎ๐ฉ
Happy 77th Anniversary of Indonesia's Independence.
Auguat 17th, 2022.
I woke up feeling so excited.
Wellington has been freezing, windy and wet for the last 2 weeks.
Well, probably for the last 2 months, as winter hit this capital city.
There was no wind outside at 6 AM so I thought we would be able to celebrate the 77th Anniversary of Indonesia's Independence outside, with flag-hoisting ceremony.
I had everyone woke up and got ready to head to the Embassy, where the celebration would take place. Breakfast was ready, so were all the uniforms, kebaya, and suites for my gentlemen.
Yet, at 7 AM, it started drizzling and the rain got harder by the time we arrived at the Embassy at 8.30 AM. Nevertheless, our spirit is still soaring high as this is the day when we celebrate the 77th Anniversary of Indonesia's Independence!
Di KBRI Wellington, Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-77 pada tanggal 17 Agustus 2022 berlangsung secara khidmat dan meriah. Meskipun Wellington diguyur hujan dan angin dingin sejak pagi, namun itu semua tidak mengurangi semangat kami untuk datang dan menghadiri upacara penting ini. Demikian pula beberapa masyarakat yang bahkan datang dari tempat yang lumayan jauh seperti Whanganui, Tawa, dan sekitarnya. Sayangnya, karena hujan, upacara yang biasanya dilakukan di luar terpaksa dilakukan di dalam ruangan untuk tahun ini.
Acara syukuran kali ini memiliki makna yang istimewa karena merupakan acara syukuran yang digelar untuk pertama kalinya bagi Dubes Fientje Suebu sejak beliau menjabat di awal tahun 2022.
Untuk kami The Frakarsas, acara kali ini pun super istimewa karena selain ini kali perdana kami merayakan hari jadi Indonesia di Aotearoa, tahun ini my baby bunny Nadine terpilih menjadi salah satu anggota PASKIBRA or pasukan pengibar bendera. Bangga rasanya melihat gadis kecilku terlihat gagah dan penuh konsentrasi saat latihan menjadi Paskibra. Way to go, Obi!
Being chosen as one of the members of the flag raising troupe is indeed an honor and it requires a lot of discipline, responsibilities and perseverance. Together with 2 other boys, Herald and William, the three of them have undergone quite a rigorous training in order to prepare for the big day. So kudos fo you three!
Too bad due to the unfriendly weather, we did it in the room instead of outside. We had the practices outside and the general rehearsal had been done outside as well. Nevertheless, it's been a rewarding experience for Nadine and us all.
|
my baby bunny Nadine |
Sebanyak kurang lebih 100 peserta yang terdiri dari WNI dan sahabat Indonesia di Selandia Baru turut meramaikan jalannya acara. Cukup banyak yang datang dan banyak yang hadir dengan mengenakan busana bernuansa merah putih. Warna sakral bagi bangsa Indonesia.
Aku sendiri untuk upacara bendera mengenakan kebaya brokat merah kutu baru hiasan mote yang dipadu dengan selendang warna emas dan kain Songket Bali.
Later, I changed my top with Batik Chic's elegant embroidery top in royal blue. I reall love it!
Usai upacara peringatan detik - detik proklamasi yang berlangsung kurang lebih 30 menit, acara dilanjutkan dengan syukuran. Awalnya, kami merencanakan untuk menyelenggarakan Pesta Rakyat dengan menghadirkan banyak pertunjukan dan hiburan, termasuk Band KBRI yang baru dibentuk dan beranggotakan keluarga besar KBRI Wellington. Namun mengingat KBRI masih dalam suasana berduka karena kehilangan salah satu anggota keluarganya, maka pesta rakyat pun disederhanakan dan acara hanya fokus pada perayaan detik - detik proklamasi dan syukuran bersama.
|
tumpeng of the day |
Acara syukuran diawali oleh pemotongan tumpeng yang diberikan kepada 3 wakil sesepuh yang tinggal di Wellington dan para anggota Paskibra. Selain itu, ada pertunjukan Tari Persembahan dari Bali yang ditarikan dengan gemulai oleh mba Putu Evie Suyadnyani dan penampilan Tari Sajojo oleh Perwakilan Masyarakat Indonesia di Whanganui. They are indeed amazing! Mba Evie, my dance mentor and gamelan guru, gracefully performed Tari Persembahan which marks the special occasions, while Sajojo dance, one of the popular social dance from Papua, the homeland of our Ambassador, were energetically performed by 5 members of Indonesian communities and their Kiwi families from Whanganui. Senang rasanya bisa berkumpul dan melihat antusiasme masyarakat yang cukup tinggi dalam mensukseskan jalannya acara dan menunjukkan kebanggaan mereka terhadap budaya dan keindahan tanah air.
Meskipun singkat, acara makan siang bersama dengan nasi kuning komplit dan kue - kue khas Indonesia seperti pastel, lapis ketan, lemper dan kue ku membuat suasana menjadi makin istimewa.
So, in a more serious note, 77 years of Independence and we are progressing!
The pandemic has been a huge stumbling block for everyone but we sincerely hope we can continue to fight, recover stronger and prosper together.
77 tahun and masih banyak pekerjaan besar yang menanti untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, sentosa dan maju sebagaimana dicita-citakan para leluhur dan pejuang yang telah mendahului kita.
Bangga bisa menjadi bagian dari bangsa besar ini… menjadi salah satu punggawa penjaganya hingga titik darah penghabisan.
Semoga cinta, semangat, dan pengabdian kita semua bisa memberi manfaat untuk bangsa dan tanah air tercinta, INDONESIA ๐ฎ๐ฉ.
Dirgahayu, Indonesiaku ๐ฎ๐ฉ