Dalam perjalanan menuju kantor, di sela-sela deru kereta subway yang membawa saya ke Manhattan dan cuaca mendung New York yang melegakan, saya tau hari itu lain dari biasanya.
Hari itu adalah hari terakhir Ramadhan...
Ya Gusti... Semoga saya bisa menjadi salah satu dari hamba-Mu yang tidak merugi...
Yang bisa menghiasi hari-hari penuh berkah-Mu dengan melafazkan keagungan-Mu selalu. Yang penuh syukur atas segala rezeki dan karunia yang Kau selipkan di setiap hela nafasku. Yang penuh khidmat memohon ampun untuk segala dosa hanya pada-Mu, ya Rabb...
Yang bisa menghiasi hari-hari penuh berkah-Mu dengan melafazkan keagungan-Mu selalu. Yang penuh syukur atas segala rezeki dan karunia yang Kau selipkan di setiap hela nafasku. Yang penuh khidmat memohon ampun untuk segala dosa hanya pada-Mu, ya Rabb...
Seperti biasa, di akhir Ramadhan, selalu ada haru yang terselip di hati.
Betapa pemurahnya sang peniup roh kehidupan padaku. Pada keluargaku..
Teriknya matahari Kota New York yang betah berlama-lama tidak menyurutkan niat kami menunaikan ibadah puasa ini. Dan semua berkat rahmat-Nya yang tak terputus.
Jauh dari keluarga besar justru membuat kami lebih dekat, berkat teknologi yang memfasilitasi.
Juga ada sesal yang menyeruak, ketika hari-hari di bulan yang lebih baik dari seribu bulan ini akan segera lepas dari genggaman. Diri dipenuhi tanya, sudahkah Ramadhan benar-benar menjadi penawar segala dosa dan membuat kita menjadi hamba-Nya yang lebih baik? Saya sadar, betapa lemahnya saya sebagai manusia, yang penuh excuse dan alpa untuk tidak segera bersimpuh saat adzan memanggil, atau tenggelam dengan kesibukan kantor dan keriwehan dunia yang tidak berkesudahan. Aaah...dunia. Semoga gemerlap dan rodanya tidak terus menggerus kita.
Betapa pemurahnya sang peniup roh kehidupan padaku. Pada keluargaku..
Teriknya matahari Kota New York yang betah berlama-lama tidak menyurutkan niat kami menunaikan ibadah puasa ini. Dan semua berkat rahmat-Nya yang tak terputus.
Jauh dari keluarga besar justru membuat kami lebih dekat, berkat teknologi yang memfasilitasi.
Juga ada sesal yang menyeruak, ketika hari-hari di bulan yang lebih baik dari seribu bulan ini akan segera lepas dari genggaman. Diri dipenuhi tanya, sudahkah Ramadhan benar-benar menjadi penawar segala dosa dan membuat kita menjadi hamba-Nya yang lebih baik? Saya sadar, betapa lemahnya saya sebagai manusia, yang penuh excuse dan alpa untuk tidak segera bersimpuh saat adzan memanggil, atau tenggelam dengan kesibukan kantor dan keriwehan dunia yang tidak berkesudahan. Aaah...dunia. Semoga gemerlap dan rodanya tidak terus menggerus kita.
Tidak terasa, saya sudah sampai di NYU Clinical Cancer Center. Pagi ini, agenda pertama saya adalah periksa darah, konsulatsi onkologist dan infus Herceptin. Kegiatan rutin yang selalu saya jalani per tiga minggu, paling tidak sampai Oktober ini. Alhamdulillah semua bisa saya lalui dengan lancar, pun ketika jarum infus kembali menghiasi lengan saya. Di bulan Ramadhan ini, 2 kali saya harus menerima Herceptin, obat terapi hormon untuk para penderita kanker payudara Dan saya tetap menjalankan ibadah puasa sebagaimana biasa.
Seperti biasa, seluruh tim yang merawat saya begitu atentif dan telaten, satu lagi berkah dari-Nya yang membuat saya semakin ringan menjalani semua rangkaian pengobatan ini. Dan kurang dari 2 jam, saya selesai mendapat 'doping' menjelang hari raya. Alhamdulillah...
Di sela-sela infus, saya menyempatkan diri facetime dengan mama..yang kebetulan sedang kumpul dengan keluarga besar yang sudah banyak berdatangan dari Jakarta, Palembang dan juga Lampung. Serunyaaa...
Berat rasanya ngobrol rame-rame terpisah ribuan kilometer, tapi keceriaan yang membalut suasana di rumah keluarga besar langsung menular ke saya yang masih mojok di sudut Infusion Center NYU Clinical Cancer Center. Hangatnya menjalar hingga ke hati, meskipun mata berkaca-kaca :).
Kalau sudah begini, rasanya mau segera pergi ke bandara dan pulang ke tanah air :).
Tapi tugas dan kewajiban di NYC masih menunggu, jadi harus sabaaaar dan juga ikhlas berlebaran jauh dari keluarga besar, yang memang bukan untuk pertama kalinya. Semangaaat...
Dan sambil menyusuri tepi jalan Murray Hill, Manhattan menuju kantor, mata masih meremang mengingat dalam hitungan jam Ramadhan akan segera berakhir.
Ya Allah, ampuni hamba-Mu yang masih jauh dari sempurna dalam memenuhi semua perintah-Mu. Satu doa terselip di dalam hati, agar diberi kesempatan bertemu kembali dengan bulan suci ini kelak.
Untuk yang selalu kami rindu...Till we meet again, Ramadhan
Di sela-sela infus, saya menyempatkan diri facetime dengan mama..yang kebetulan sedang kumpul dengan keluarga besar yang sudah banyak berdatangan dari Jakarta, Palembang dan juga Lampung. Serunyaaa...
Berat rasanya ngobrol rame-rame terpisah ribuan kilometer, tapi keceriaan yang membalut suasana di rumah keluarga besar langsung menular ke saya yang masih mojok di sudut Infusion Center NYU Clinical Cancer Center. Hangatnya menjalar hingga ke hati, meskipun mata berkaca-kaca :).
![]() |
kangen mamaaaaa :) |
Kalau sudah begini, rasanya mau segera pergi ke bandara dan pulang ke tanah air :).
Tapi tugas dan kewajiban di NYC masih menunggu, jadi harus sabaaaar dan juga ikhlas berlebaran jauh dari keluarga besar, yang memang bukan untuk pertama kalinya. Semangaaat...
Dan sambil menyusuri tepi jalan Murray Hill, Manhattan menuju kantor, mata masih meremang mengingat dalam hitungan jam Ramadhan akan segera berakhir.
Ya Allah, ampuni hamba-Mu yang masih jauh dari sempurna dalam memenuhi semua perintah-Mu. Satu doa terselip di dalam hati, agar diberi kesempatan bertemu kembali dengan bulan suci ini kelak.
Untuk yang selalu kami rindu...Till we meet again, Ramadhan
Semoga kita semua di pertemukan kembali dengan ramadhan berikutnya. Amiiin...
ReplyDeleteAamiiin yra...
Deleteaamiin mbak, semoga cepat sembuh juga mbak :)
ReplyDeleteTerima kasih banyaaak mba Titis..
DeleteThanks Yogi :)
ReplyDeleteSemoga rindu pada tanah air terobati via facetime dengan keluarga tercinta ya Mama Bo.
ReplyDeleteMet lebaran Mr & Mrs Frakarsaa + Bo + Obi... warm regards from Semarang :)
salam kangeeeen juga dari NYC mak Unieeeek..
Delete:") mama pasti senang bisa facetimeman yo mba
ReplyDeletesemangat mba indah..semoga lekas sembuh...dan kita bertemu lagi di ramadhan taun taun depan...
aamiin
met lebaran mama boobi muahh
makasiiih ya Echaaa...iya, semangaaat...sembuh. sembuh, sembuuuh...met lebaran juga buat echa dan keluargaa..
Deletegk rela rasanya ramadhan berakhir, aku begitu mbak..
ReplyDeletejd pgn facetimean sm ibuk, tp caranya gmn yak hehe...*ketahuan gaptek... : )