WW: Balinese hand-woven fabrics

My love to #WastraIndonesia

Tenun Rangrang, Endek Kamen with gringsing pattern and Songket Bali..

All made with love from the amazing artisanal from the land of the God, Bali, Indonesia..








Join me on Wordless Wednesday...check the link down hereee


Bo et Obi's Story: My Angel...

Ini judulnya bongkar-bongkar dan liat-liat file foto lama...

Terus ketemu fotonya Obi, my daughter, di FB :D....
Ini seri foto favoritku , karena waktu photo session Obi kooperatif bangeeet dan senyuum teruuus :D..

Well, I guess she's pretty much enjoying the whole clicking and giggling during that day..sampai ngencees hihihi...

Here are some of the results, taken with love by my hubby, Udi..

cheeeers....

tuuuh kan..ngencees :D...

so bubbly :D...

Sang pelita harapan....


Siang itu terik ...

Teng jam istirahat makan siang, saya buru-buru keluar kantor, langsung naik taksi, dan cuuuus menuju venue tempat satu seminar hari itu diadakan, demi bertemu si Kartini yang satu ini :). 

Setelah melewati sedikit macet, tiba di tempat, ternyata yang bersangkutan sudah pergi...

Entah mengapa, mungkin hari itu Tuhan Maha Baik sedang ingin menguji keteguhan kami berdua...

Setelah tidak berhasil ketemuan di venue seminar, saya pun beraksi dengan semua alat dan media komunikasi. Whatsapp, telpon dan FB, yang sejatinya menjadi media penyambung rendez-vous, belum berhasil menemukan kami berdua. Bahkan saya sempat tanya di salah satu group ada yang tahu ngg ke mana gerangan ibu cantik satu ini. Setelah hampir 40 menit menunggu tak jelas dan komunikasi tidak berhasil, saya pun naik taksi menuju kantor. Dilalahnya, dan untungnya, belum jauh taksi berjalan, pesan pun masuk untuk bilang bahwa kita akan ketemuan di salah satu mall yang baru saja saya lewati.

Yeees...akhirnya...taksi pun berbalik dan setelah sampai di mall, akhirnyaaaa...aku pun bisa ketemu langsung dengan emak mungil nan cantik yang satu ini di toko mainan ...ngobrol cantik sambil berselfie ria, di tengah keasyikannya memilih mainan-mainan yang edukatif untuk putri kecilnya.


kopdar yang nyaris bataaal :D...


Btw, ini intro panjang ajaaa yaah :))....

Tapi saya memang keukeuh janjian ketemu karena saya punya satu janji pada sosok penuh inspirasi ini.

Sosok yang mencuri perhatian saya. 
Karena semangatnya, karena cita-citanya, karena tekad bajanya...

Masih muda, namun kaya pengalaman hidup.
Punya semangat tinggi dan selalu ingin berbagi.
Lucu imut berponi namun penuh kasih suci.
Bak pinang dibelah dua dengan sang belahan hati Ubii.

Sudah tau kan siapa dia?

Dia adalah Gracie Melia...
Biasa dipanggil mak Gees oleh kita-kitaa..atau mommy Ubii...

And this is how she described herself on twitter..


foto ini juga dipinjam dari blog Gracie Melia


Founder  | Author Letters to Aubrey (coming soon) | Emak Blogger | Crafter | 's proud wifo | Mother of a daughter named Ubii





Kala perdana saya mengenalnya di dunia maya adalah ketika surat berantai penuh cinta Dear Daughter and Dear Son menjadi proyek bersama para emak di Kumpulan Emak Blogger. Surat Mak Ges untuk Ubii yang bertajuk Dear Mommy's 10 MO daughter sukses membuat saya sangat tersentuh, kalau tidak bisa dibilang nangis bombay :). Begitu kaya cinta,  seperti nama lengkap Ubii.

Dengan dua blog yang diasuhnya, http://letters-to-aubrey-with-rubella.blogspot.com/  dan  http://gimmegaiety.blogspot.com/Ges banyak berbagi cerita yang bermanfaat, terutama tentang pengalamannya menjadi ibu dari seorang anak yang menderita Congenital Rubella Syndrome.


foto ini dipinjam dengan penuh cinta dari blog Gracie Melia 

Kondisi Ubii yang luar biasa dan membutuhkan perhatian khusus disampaikan Gracie dengan proporsional sehingga siapa pun yang membacanya pasti salut dengan keteguhan hati dan cinta tak terbatasnya untuk sang putri. Dan semua ini yang membulatkan tekadnya untuk selalu berbagi, baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Menjadi pelita yang membawa harapan...  


salah satu ruang cantik  Ges berkarya..



Buat saya, Mak Ges adalah Kartini masa kini, yang menjalani kisah hati penuh makna dan cinta dengan keluarga kecilnya, sambil terus berbagi cahaya bagi orang lain.

Saya salut dengan semangatnya untuk menyebarluaskan informasi mengenai bahaya TORCH dan mendirikan Rumah Ramah Rubella (RRR). Bukan hanya informasi mengenai bahaya virus Rubella bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya, tapi juga lengkap dengan cara menghindarinya, apa yang harus dilakukan jika terjangkit, berbagai tips penting bagi orang tua dengan anak-anak tercinta yang terkena sindrom ini serta bahu-membahu mengadvokasi masyarakat luas pentingnya hal ini. Ges yang ahli berbahasa Inggris  banyak menerjemahkan bahan-bahan penting tentang TORCH ke bahasa Indonesia.

Jangan salah...meskipun untuk beberapa orang isu ini terdengar sangat familiar, namun jauh lebih banyak orang tua atau calon orang tua yang tidak tau, tahu sedikit, atau bahkan meremehkan bahaya Torch. 

Dan Ges, dengan berkaca pada pengalamannya, bijak berbagi agar anak-anak yang terkena dampak virus TORCH bisa berkurang atau bahkan tidak ada lagi...




Sharing experiences is indeed one of the most effective tools one can do in order to spread valuable information and bring impacts to the ground. And Gracie Melia has done, and I bet she will continue doing, it well. 

Ges juga banyak mengingatkan tentang labelling, stigmatisasi dan berbagai bentuk profiling yang membuat kita bersikap diskriminatif bagi mereka yang berkebutuhan khusus.

Tegas, straight to the point, dan mencerahkan.

Coba klik cerita berbalut informasi dan advokasi yang sangat berguna untuk kita semua di sini http://gimmegaiety.blogspot.com/2014/03/seminar-advokasi-penganggaran-screening.html

Atau baca curahan hatinya yang juga mencerahkan (warning: dan menguras air mata bahagia penuh cinta) di sini http://letters-to-aubrey-with-rubella.blogspot.com/2013/11/dear-mommys-19-mo-daughter.html

Begitu banyak coretan hati yang bisa menjadi sumber inspirasi dari perempuan mungil ini...seperti yang saya kutip dari salah satu postingannya:

"...Ibu selalu bangun dari sedan dan sedu.
Ibu selalu bangun dari caci dan maki orang-orang yang menghakimi Ibu.
Ibu selalu bangun tak peduli Ibu sudah jatuh berapa kali pun dalam hidup Ibu.
Hanya itulah yang bisa Ibu wariskan padamu.
Kemauan untuk selalu bangkit dari apa yang menjatuhkanmu..."


Seperti Kartini ....yang semangatnya terus mengajak perempuan Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan...

Tidak salah kalau Gracie masuk sebagai salah satu dari 50 finalis  Srikandi Blogger 2014 dan tampil memukau di salah satu episode Kick Andy. Bukunya, Letters to Aubrey kini siap terbit dan Ges pun banyak tampil sebagai pembicara untuk isu TORCH. Dan yang membanggakan, ia pun terpilih sebagai salah satu finalis Kartini Next Generation Award 2014, yang menjadi contoh teladan woman as an agent of change

Kalau kata Ges:"Mengutip kata Dee Lestari, hidup ini indah meski tak selalu mudah." Dan api semangat dalam dirinya mampu taklukan segala cobaan dan tantangan. Mendobrak kungkungan, stigma dan labelisasi orang tanpa mengasihani diri sendiri. Haus ilmu namun tidak pelit berbagi...

Dalam diri Gracie Melia, ada pelita yang tak pernah padam...
Seperti semangat Kartini yang tak lekang oleh waktu...


Turnamen Foto Perjalanan Ronde ke-40: Danau

Spending some time at Lac de Nantua, France...
Letting time peacefully go by...
Heaven!

Fall will always be perfect...

aren't they cuteeee....


Yang mau ikutan Turnamen Foto Perjalanan, terutama yang ronde ke-40 iniiii, klik di SINI yaaaa...


Nyoblos? Pasti dooong!

Dan tanpa terasa bulan April pun telah tiba!

Yup, bulan yang istimewa... Bukan karena diawali dengan April Mop or karena hari-hariku di Jakarta is counted dan dipenuhi dengan packing :).. 
Tapi karena Pemilu! 

Yuuuup..PEMILIHAN UMUM!

Oh, I am sooo excited!

Frankly, terkadang lagu mars Pemilu di masa Orba suka terngiang di telinga...
"Pemilihan Umum telah memanggil kitaaa...seluruh rakyat menyambut gembiraaa..hak demokrasi Pancasila...". 

One of my selfie ....
Setelah pengalaman pemilu terakhir tahun 2009 di Jenewa, Swiss, yang sebenarnya seru juga, kali ini kami menikmati pesta demokrasi terbesar di Indonesia di tanah air. Sebelumnya sih sempet ikutan pemilukada untuk Gubernur DKI yang 2 putaran ituuu.. Dan rasanya penting untuk memastikan bahwa hak sipil dan politik kita ini terpenuhi!


done...saya sudah nyoblos lhoooo :D...


the color of the day...

Sebagai Negara Pihak International Covenant on Civil and Political Rights, atau biasa disingkat ICCPR, Indonesia memang memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa berbagai hak sipil dan politik yang termaktub di dalam Kovenan ini dinikmati oleh seluruh warga negara Indonesia wherever they are. 

Salah satunya adalah pasal 25 (b) ICCPR atau Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik yang mengatur bahwa  setiap orang memiliki "hak untuk memilih dan dipilih pada pemilihan umum berkala yang murni, dan dengan hak pilih yang universal dan sama, serta dilakukan melalui pemungutan suara secara rahasia untuk menjamin kebebasan menyatakan keinginan dari para pemilih." 

Nah, hak kita yang satu ini harus dijamin oleh Pemri. Dan Pemilu memang bukan hanya sekedar pesta demokrasi, namun menjadi ajang di mana masyarakat Indonesia, kita semua, mendapat kesempatan untuk mengekpresikan preferensi atau pilihan politik sekaligus menentukan masa depan bangsa. Tidak semua negara menikmati kebebasan berekspresi ini lhooo...dan Indonesia sendiri memang baru mengalami flourishing democracy sejak reformasi tahun 1998 lewat proses yang juga tidak mudah.

Well, ...on a lighter side ....sejak minggu kampanye beberapa waktu yang lalu, saya dan suami sudah mulai 'memilih-milih'...buka mata dan telinga...browsing sana, browsing sini...Dan melihat langsung kampanye yang berlangsung di jalanan. Well, I have to admit, masa-masa kampanye itu tidak (selalu) nyaman untuk orang awam seperti saya. Kami yang sering berpergian di kala akhir pekan sering banget ketemu rombongan pawai atau mereka yang menuju satu tempat untuk menghadiri kampanye, rapat akbar, or apalah itu namanya. Walaupun sudah memantau sana sini, tetap aja kena imbas macet di jalan alternatif :). Belum lagi SMS atau broadcast teman-teman yang ngg selalu jelas ...antara black campaign dengan promosi orang or parpol tertentu. Yah, pokoknya segala media dipakai deh.





Waktu libur panjang Nyepi beberapa waktu yang lalu, di sepanjang jalan menuju Bandar Lampung, kami melihat wajah-wajah familiar para caleg yang ternyata adalah teman, senior, maupun rekan kerja dan orang-orang yang kita kenal. 

Saya berdua suami jadi suka ngerasani orang...Dulu kan si anu begini, sekarang foto billboardnya alim beneeer...atau ..Ya ampun, dia mau jadi caleg? ngomong aja ngg pernah di kelas...atau...lhooo, si anu tuh abis operasi yah, kok foto calegnya cantik bangeeet....

Yah, gitu deeh...jadi harus banyak-banyak minta ampun pada Yang Kuasa :((.



Dari begitu banyak caleg dan partai yang mengikuti Pemilu 2014 ini, kita memiliki 1 suara untuk DPR RI, DPRD Tingkat I sesuai daerah tinggal masing-masing, serta DPD. Untuk beberapa daerah, seperti Lampung, mereka sekalian nyoblos untuk calon gubernur baru.

Saya dan suami sih harapannya sederhana saja. 
Hanya ingin Indonesia memiliki pemimpin yang jujur, bersih, bermartabat dan commit. Negeri cantik ini tidak butuh macam-macam...hanya seorang pemimpin yang baik! 
Baik akhlaknya, wawasannya, komitmennya ...punya hati nurani dan fokus dengan prioritas dan tujuan utama negeri ini, yang dengan jelas ditegaskan  dalam Pembukaan UUD 1945. Indonesia ini gudangnya orang-orang bijak dan pintar yang punya visi ke depan untuk Indonesia yang jauuuh lebih baik. Berbagai Rencana Aksi, kebijakan, peta jalan dan berbagai program kita punya....hampir di seluruh isu strategis yang menjadi fokus pembangunan RI. Dan pemimpin yang tepat harusnya bisa memanfaatkan ini semua.

Bekerja sebagai punggawa negeri, saya bener-bener berharap pemimpin baru kita kelak bisa terus membawa Indonesia menjadi 'Negara Besar' sesuai dengan potensinya, dengan melakukan perubahan, pengembangan dan perbaikan on the grounds.  Semua harus dimulai di 'rumah', di dalam negeri, di seluruh pelosok Indonesia...agar semua Rakyat Indonesia benar-benar merasakan nikmatnya dan bangganya menjadi Warga Negara Indonesia.

Karenanya, saya punya banyak harapan dengan Pemilu kali ini...
Setelah sejak tahun 2004 kita menerapkan sistem pemilihan langsung, banyak pembelajaran tentang demokrasi sekaligus penegakan hak sipil politik kita. Suara kita benar-benar bermakna dan kontribusi ini pasti berharga untuk negeri kita tercinta. Walaupun politik praktis sayangnya masih banyak dijumpai di sana sini, tapi saya yakin Indonesia punya banyak intellegence voters yang tidak akan dibutakan dengan 'godaan' sesaat, apapun bentuknya. 

Ayo...buat yang capek dan pegel melihat apa yang terjadi saat ini, saatnya untuk berpartisipasi aktif dalam membuat Indonesia lebih baik. And casting our vote is one great start :). Bergaya dengan jari berwarna ungu bukan hanya sekedar narsis berbuah hadiah (yaaah..look who's talking :D), but faaar beyond that :).

So, Nyoblos? Pasti dong...I won't miss it for the world...

Apalagi kantor kan sudah diliburkan khusus untuk Pemilu :). 
Setelah hari ini memilih DPR, RI, DPRD, dan DPD, I can't wait to vote for my President !

Check out some photos from the 9th of April hereee ... 


surat pemberitahuan....

TPS 02 Cipinang...




with my munchkin....

yes...we have voted...





WW: the Election Day...

It's April 9, 2014! The Election day in Indonesia...

The day for the election of our new members of our Legislatives, before continuing with the direct election for our new President in July 2019.

Use your vote, for a better Indonesia...





Join me on Wordless Wednesday...check the link down hereee


Bo et Obi's story: A Visit to the Presidential Palace...

Welcome to the Presidential Palace, the palace of the people...

Sitting nicely and comfortably in the air-coned room, Bo and I, together with more than 300 students and parents from SDSN Cipinang 01, watched the welcoming video during our visit to Merdeka Presidential Palace.

We gathered at school at 6.20 am... Registering ourselves, getting some goody bags filled with refreshment, listening to a briefing, and heading to the bus, we managed to leave the school at 7am. 


Arriving at the building of the State Secretariat, the entrance to the Presidential Palace, we all have to wait until our turn, which happened to be at 9.30! 

Located in Central Jakarta, right in front of Merdeka Square and the National Monument, Istana Merdeka (means Independence) is  open for public on Saturday and Sunday only.

Built in 1873, Merdeka Palace is the addition to the previously built Istana Negara within the complex. This neoclassic building is originally used as the residence of J.A. van Braam, a Dutch businessman during that time. 

If you want to have this Presidential Tour, you can directly register yourself on the registration desk at the State Secretariat Building. There's a sign in there so you can easily spot it. For big groups, it's recommended that you registered far before to ensure you got the spot.




Well, while waiting, the kids were having fun running around the place ....taking notes, joking around, munching :)...



I even had a chance to visit the merchandise store and grabbed some souvenirs :). We bought four t-shirts with the Presidential Palace print on it...One for Bo, one for Obi and other two for Fia and Amira :D..I also grabbed some purple pens, my fave...


The price was quite reasonable.. Like Rp5.000,- for a pen; Rp10.000,- for a keychain, and Rp35.000 for good quality kids t-shirt. 

Before we started the tour, we also had to gather our things... No bags and cameras are allowed so we put them in the locker. Well, you still can bring your cellphone, but it has to be off :)..

There are other requirements that we have to fulfill before we can join the tour, including wearing proper costumes. It means no sandals, jeans, t-shirts and sunglasses inside. 

marching up...

waiting and waiting and waiting...

Selfie with mommy...

you have to put your original ID during the tour...

After a while, our turn came and they took us to the shuttle bus to get to the video room. It was a short ride, around 7 minutes by bus...Quite a relief in the middle of the hot, hot day...


Thank you Pak...
It was a hooot day...



After the video presentation, we marched to the entrance of the Palace, with Kakak Tuti as the guide. Along the way, she mentioned several things we saw like hundred-year-old trees and Balinese temple inside the Palace complex.

The Palace itself is such a hugeeee complex...we have Merdeka Palace, facing our National Museum, and State Palace, the residence of our President on the other side. We also have 










Then, here it was...right in front of us..the elegant and grand Merdeka Presidential Palace! 

Right on the grand stairs, we took our group photos taken by the Palace photographer :)


our group photo...


Too bad I didn't have more pictures myself because it was not allowed...I know it was for the security purposes perhaps..

But pssst, I managed to sneak a few photos while we were waiting outside..I am not proud about it but I see no harm in taking those pictures outside for the memory of our the visit.


Waiting for our turn to get into the Palace...


one of the wings...

the alley...

still waiting to get in...

neatly lining up before we can get in....

Then inside, before we get to the Hall of the Merdeka Palace, where on each wing there is a lounge or waiting room for guests of the President as well as the First Lady. On the side we also have the mirrors facing each other in a precise position, creating 1000-mirror effect :). We also saw several fabulous paintings of Indonesian legendary painters and many artistic objects like ceramics, statues, plates, busts and many more.

We then saw Jepara Room, filled with beautifully crafted Teak Wood furnitures from Jepara, then Credential Room, where the President received the credential letters from Ambassadors of other countries. We also see the Bilateral Room where the President conducts bilateral talks with delegations from other countries and the Dining room, where the State Dinner takes place

After touring inside the Merdeka Palace, we went to the backside, passing the lovely greeny garden filled with statues and various kinds of plants. Here,  we also saw the State Palace, the formal residence of the President of the Republic of Indonesia. Then more alleys filled with photos of the President's activities.



lovely garden, isn't it...


Well, after around 1 hour, we finished the tour, took the shuttle and headed back to our bus...

Don't forget to get the photo, ma..whispered Bo :). So after taking the copy of our group picture (we paid Rp 10.000,00) and got on our bus to go on the next destination. 

Where will it be? Just wait and see ...




#RomantikaJakarta: Nostalgia Gedung Pancasila..

Okaaay... The clock is ticking for me! 
Selalu begini, sadar bahwa masih begitu banyak yang ingin saya lihat di ibukota tercinta ini..
Begitu banyak gedung-gedung sarat sejarah yang sangat menarik untuk dikunjungi dan sayang untuk dilewati begitu saja...

And I should start from the nearest one... 
Yang hampir tiap hari kerja dilewati, berkali-kali di foto, dan bahkan berkali-kali melewati berbagai kejadian penting di dalamnya :)


di depan Gedung Pancasila saat Penutupan Diklat Sekolah Staff  Dinas  Luar Negeri  Angkatan LVIX :D


Yuuup, I  am talking about Gedung Pancasila.. 
Have you ever heard that? Or perhaps, Gedung Vollkstraad sounds more familiar?

Temen-temen tau Gedung Pancasila di mana? 
Letaknya di kompleks kantorku, Kementerian Luar Negeri.




To those who are not familiar with what Pancasila is, then I should probably start with a brief explanation on this.

Burung Garuda Pancasila



Five principles of Indonesian State philosophical foundation, our Founding Fathers had formulated these notions in a series of important events. Panca means five and Sila means foundation, both in ancient Sanskrit. 

Composed of our believe in one Supreme God; Just and civilized humanity; The unity of Indonesia; Democracy guided by the inner wisdom in the unanimity arising out of deliberations arising amongst representatives; and social justice for all, Pancasila has long been dearly adhered by Indonesians in living their lives. All of these principles are also the reflections of Indonesians norms and values, richly wrapped in cultures and traditions.




Well, that's Pancasila.

How about Gedung Pancasila or Pancasila Building itself? What's the story?

Taken in one evening before heading home...


To start with, perhaps it is important to note that this richly historical premise is listed as one of the historical building in capital city Jakarta. But as it is located in the premise of my office, Ministry of Foreign Affairs, the preservation and management of the building falls under the responsibility of the Ministry. Out Foreign Afffairs Minister frequently conducted meetings and high-level events here in Gedung Pancasila, with the presence of ministers as well as our President, and other high-ranking officers.

This building was built years ago..I bet everyone knows that hahaha..
I have to admit, it's a bit tricky to find out the real history of this building. Elegantly built as Volksraad or People's Representatives Building, there is no formal record quoting the exact year when this building was built. Some literatures say that building was approximately built in 1830 as the residence of the Governor General of the Nederlandsch Indie or Hindia Belanda.

Wanna know more about its tantalizing history? stick around theeen :D..