Weekly Photo Challenge: Container

This week, we have the opportunity to display any captures reflecting the ideas of container on Weekly Photo Challenge...

Yup..container :)

I instantly remember my food storage at the fridge :). But of course this theme goes beyond that if you want..

I also fully realized that I am surrounded by containers, including my room :)

So, here are my entries :)

an elaborated ancient Egypt sarcofagus...Turin, Italy

see...surrounded by many containers indeeed :)...scattered on my desk...

jars of various kinds of olives....Marrakech, Morocco....

Find some interesting photos on the same theme here:

http://agent909.wordpress.com/2014/07/19/containers-literally/
http://agent909.wordpress.com/2014/07/19/containers-mulia-bali-resort/
http://retirenicaragua.wordpress.com/2014/07/18/weekly-photo-challenge-containers/
http://shotwithmyphone.com/2014/07/18/weekly-photo-challenge-containers/
http://solaner.wordpress.com/2014/07/18/weekly-photo-challenge-containers/
http://esengasvoice.wordpress.com/2014/07/18/weekly-photo-challenge-containers/
http://zainabjavid.wordpress.com/2014/07/18/weekly-photo-challenge-containers/
http://situnis.com/wpc-container-beulangong/
http://wisemonkeysabroad.com/2014/07/19/weekly-photo-challenge-containers/
http://cardinalguzman.wordpress.com/2014/07/18/weekly-photo-challenge-containers/
http://ryanphotography.co.uk/2014/07/18/weekly-photo-challenge-containers/




Sujud kami pada-Mu...

Ini memang bukan masjid...

Namun lantai di ruangan ini menjadi tempat kami bersujud pada-Nya, 
memohon ampun atas segala dosa...

Hidup di negara di mana Muslim adalah minoritas membuat kami harus mampu menyiasati kondisi yang ada. Extension Room dari Dag Hammarskjold Library di United Nations Headquarter, New York, ini dibuka setiap Jumat bagi umat Muslim yang akan melakukan shalat Jumat, and only for that day.
Ruangan selalu penuh dengan jamaah dan hanya tersedia satu saf untuk jamaah perempuan karena keterbatasan tempat. 

Namun, insya Allah, semua ini tidak mengurangi niat tulus kami untuk bersimpuh pada-Nya..








Seru-seruan di dapur :)

Masaaaak yuuuuk :)...

Mungkin banyak yang ngg percaya kalau saya bilang saya doyan masak :).
Kalau doyan makan sih pasti, dari penampakannya aja udah ketahuan kaaan hehehe

Memang selama di Jakarta, saya banyak tertolong dengan aneka jajanan dan makanan siap saji segala rupa yang memang bisa dibilang komplit di bilangan rumah saya di Rawamangun. Mau jajan apa aja gampaaang deeeh :)..Bahagia banget :p.

Tapi, setelah meninggalkan tanah air, udah deeeh...nangis bombay karena ngg bisa jajan lagi seenaknya. At least untuk makanan khas Indonesia yang super duper yummy ituuu yah :). Kalau mau makanan internasional sih banyak, tapi lidah orang Indonesia memang ngg bisa dibohongi...adaaa ajaaa yang dicela. Kurang asin lah, ngg kerasa bumbunya lah, terlalu menyengat baunya lah, halal atau ngg lah sampai kok makanan ini mahaaaal bingiiits :).

Kalau sudah begini, dapur menjadi tempat pelampiasan saya :). 
Percaya ngg, makin stress dengan pekerjaan, makin sering saya nongkrong di dapur. Beneeeran..
Di sela- sela statement yang bejibun or report yang berdereeet, rasanya kok masak malah bisa releasing all the bed omen :).

Dan seringnya, kalau masak, saya suka ngg kira-kira. Kata suami kayak mau kenduri karena banyaknya. Yah, asli karena heboh dan semangat sendiri :).

Nah, di bulan Ramadhan ini, saya selalu berusaha pulang ke rumah lebih awal dari kantor supaya bisa masak. 

Yuuup...berkah Ramadhan...kantor pun kegiatannya lumayan slowing down jadi bisa buru-buru pulang dan siap-siap beraksi di dapur. Tidak seperti di Indonesia, di NY gampang-gampang susah cari jajanan, apalagi cari yang halal :(.  Harus bener-bener make sure dan tanya lagi, lagi dan lagi untuk memastikan makanannya halal. Jadi mendingan masak ajaaaa kaaan :)

Dan saya punya blog andalan untuk beraneka resep Indonesia dan banyak lainnya yang enak-enak ...

Pasti udah tau deeeh :)..Yup, blognya mak Diah Didi, Diah Didi's Kitchen :).

Asli...seneng liat resep dan penampakan hasil makanan yang dimasak mak Diah Didi...cantik-cantik dan enak euuuy..Jadi semangat belanjaaa perlengkapan dapur dan menu in kulkas #lhoooo.

Dan mama Bo et Obi juga suka coba-cobaa niiih :)

Potong sana, potong sini...cemplung sana, cemplung sini...tumis,tumis, masak-masak...cicip, cicip...jadiii deeeh...

Well, ngg segampang itu siiih, tapi step-by-step pictorial blognya mak Diah sangat membantu..

Alhasil, cemilan favorit anak-anak (dan ibu bapaknya) pun selalu tersedia...
Apalagi kalau bukan si Lumpia dan Kroket Kentang.
Mungkin buat temen - temen di Indonesia, kroket ama lumpia bisa prato beli di mana- mana. BUT NOT HEREEE...hiiiks ..

So...jadilah saya ngintip resep versi asli Lumpia Semarang Mak Diah Didi yang bisa dicek dari sini niiih...

Berbeda kulit lumpia yang sudah jadi, saya tinggal berkreasi dengan isinya..
LAGI punya stok sayuran banyaaaak, Jadilah isi lumpianya jamur, wortel, buncis dan teman-temannya...


Berhubung belum dapet rebung, isinya saya ganti dengan jamur yang juga punya tekstur khas dan enak untuk menjadi isi. Temanya jadi sayuran deeeh...karena lagi mencoba mengurangi daging dan teman-teman bernyawa lainnya :)..

Biar menggulung lumpianya rapih, Mak Diah juga berbagi tips tuh...

Sayang foto Bo bolak-balik makan lumpia saat berbuka ngg ada...soalnya mamanya sibuk makan juga siiih hehehe...

Kali berikutnya...saya tergoda mencoba resep kroket kentang...

Walaupun resep asli nya pakai tepung kentang dan si sini sebenernya banyak yang just potato starch, tapi saya me manfaatkan kentang segar di kulkas. Rebus sebentar sampai empuk lalu dilumatkan. Biar agak gurih pakai keju parmesan juga...karena ngg pakai penyedap.

isinya? Sayuuur lagiii...hehehe. aku memang pecinta sayur dan ini siasat biar anak-anak juga makan sayur yang banyak dan enak :))...

Ini dia penampakannya. .. kalau edisi yang pakai sambal itu berarti punya Mama Bo et Obi :)..


Well, itulah Pengalaman singkat kami bersuka ria di dapur :).

Mungkin ngg seberapa dibandingkan teman-temannya yang jago-jago :). Apalagi si empunya web diahdidi.com :)).

Makasiiih yaaa untuk contekannyaaaa...

Masak apa lagi kita hari ini? :)


WW: Ifthar delicacies...


Alhamdulillaaah....

After the long hours of fasting, ifthar will always be the perfect time to be most grateful for everything God has granted us..




#MyItchyFeet@NYC: The Rose Reading Room, NYPL

Remember when I shared about New York Public Library?
And I mentioned about how wonderful the Rose Reading Room here?

Now I'd like to invite you to know more and enjoy this fabulous and famous reading  room :)..

Frankly speaking, I have been trying to dig up more about this one of the most beautiful open library spaces..And I was not very successful! I need to look more on the offline resources I guess and write it back here.

Well,  at least I got a chance to visit and spend some time admiring this elegant wood panel room. Sit back and enjoy yoooo... As I will start sharing some photos of the room and the surroundings. 

As I'm only using my smartphone, I hope you all will still be able to enjoy its beauty :)



quite crowded even on weekend..

It reminds me of the blue sky...heaven up above....

the wood panel... 
more from the ceiling... 

Bo...sitting peacefully waiting for me taking pictures here and there :)...


a bit shaky but still love the painting in the ceiling...

always love to see the alley like this...I gotta go back for more photos :)...

don't you just love the hanging lamp...

my selfie :)...

this is what you see right on the entrance...one of the doors, I mean..

Now the room is closed temporarily for further inspection and repair for about six months. I just can't wait to see it again :)..

Meanwhile, keep calm and read on, my dear friends...



Weekly Photo Challenge: Relics

This time, Donccha introduced the theme relic for our Weekly Photo Challenge :)..

Looks simple in a glance, but when I digged up my photo collections and think further, relic can simply be anything that reminiscing from the past..

And the beauty of this challenge is that you are free to interpret the theme on your own sense..

So here are my entries :)...

Lady Apsara...taken in Angkor Wat Temples..




The graceful, yet powerful spirit from the ancient time...


Feel free to check other posts for more ideas on this theme as well...

http://2812photography.com/2014/07/11/wyoming-bucolic/
http://ambitiousdrifter.wordpress.com/2014/07/11/weekly-photo-challenge-relics/
http://jgtravels.wordpress.com/2014/07/11/weekly-photo-challenge-relic/
http://esengasvoice.wordpress.com/2014/07/11/weekly-photo-challenge-relic/
http://insellos.wordpress.com/2014/07/12/weekly-photo-challenge-relic/
http://maraeastern.com/2014/07/11/weekly-photo-challenge-relic/
http://fibercompulsion.com/2014/07/11/my-relic-foosland-illinois/
http://agent909.wordpress.com/2014/07/12/relic/
http://rouladen.wordpress.com/2014/07/11/the-relic-in-the-rearview/
http://ceenphotography.com/2014/07/11/wordpress-weekly-photo-challenge-relic/

WW: Scorpion Fish


Have you ever seen scorpion fish? 
Say hi :)...

taken at Lembeh Strait, North Sulawesi, Indonesia..

Join me on Wordless Wednesday :)
Just a click away :)..

#MyItchyFeet@NYC: Children's Center at the NYPL..

Holaaaa...

We're back...

Masih belum boseeen kan denger cerita perpustakaan :).  I know, I know....memang banyak orang yang mengasosiasikan perpustakaan dengan tempat yang sumpah ngg gaul, ngebosenin, dan isinya bukuuuu doang.

Jadi kalau ditanya, "udah pernah ke perpustakaan ini belum.." atau kalau diajak ke perpustakaan, mukanya pasti berkerut or jawab "ngapain ke perpustakaan?" hehehe. Believe me, walaupun banyak dari kita yang suka membaca dan kutu buku, tapi pergi dan menghabiskan waktu di perpustakaan itu lain lagi ceritanya.  

Apalagi budaya baca kita masih belum setinggi di negara-negara lain, antara lain karena harga buku mahal (beneran lhooo...aku sempet tanya ke beberapa orang kenapa ngg suka baca? mereka bilang harga bukunya mahal, mendingan untuk beli yang lain..pulsa HP misalnya :(( ). Padahal, itulah gunanya perpustakaaan...tempat kita menimba ilmu, minjem berbagai macam buku, tanpa harus beli :). Senangnya sekarang gerakan gemar membaca maupun perpustakaan keliling dan perpustakaan tambahan sudah mulai banyak tersedia di berbagai tempat di Indonesia, termasuk yang digagas teman-teman bloggerku tercinta :). So proud of them....

Di sini sendiri, saya sering menjumpai banyak orang yang membaca di berbagai tempat dan kesempatan. Saat melakukan perjalanan menggunakan subway, salah satu transportasi publik favorit saya, banyak penumpang yang memanfaatkan waktu perjalanan mereka dengan membaca, entah itu buku, koran, tablet, kindle atau media lainnya. Apalagi selama di subway kan hampir tidak ada sinyal karena di bawah tanah, jadi ngg terganggu dengan update status dan teman-temannya :).

Sooo...saya kan janjiii ya untuk share more of the NYPL or New York Public Library, as the previous posting was focusing most on the historical part with some photos of the building.

Let me now take you further :)..Shall we?

Indeed there are many interesting part of the library that I bet you will enjoy. The Rose Reading room, for example. It has been a favorite spot for everyone who comes to NYPL, including overflowing tourists :). Read my entry HERE to peep the beauty of Rose Reading Room :) and I'll be back with more details on Rose Reading Room.

Then, on our third visit to the Library (in three-week row, mind you...), we spent some time in the Children's Center. Since they closed early when we came previously here, that time we managed to go straight to the Children's Center.

And Bo et Obi really felt at home...just like maman et Bapak, too :).



Racks filled with books warmly welcomed us here...
Ada banyaaaak banget buku cerita anak-anak yang terjejer rapi di rak, maupun di keranjang-keranjang yang ada di beberapa meja kecil. 



The room is not that spacious, but enough to accommodate kids and their parents comfortably while enjoying their favorite books.



I also like the way they decorate the room. Hand-painted murals picturing some landmarks in NY as well as in the US are pretty colorful. You will see the Liberty Statue, Grand Canyon, Hollywood, Central Park, and many more...






They also put some posters, big dolls and real-size print-outs for everyone to see..and to take picture with :)

Obi mojok dengan Clifford :)..

So, we grabbed our choices of book and headed to the rugged area, where we can sit (or laying around) comfortably on the floor. 

Selfieee time :)
Then, the sound of turning pages dominated the room :)
































See....it's heaven! At least for us who loveeee reading and spending joyful time exploring pages and more pages of wonderful books. 

They also have various programs, exhibition, and classes for kids as well parents. 

And I am the proud member of NYPL as well :)



The Children Center is open on Monday,  Thursday, and Friday from 10 am to 6 pm, and Tuesday and Wednesday from 10 am to 7.45 pm. Sunday is closed.

Do you have children library as well around you?

Saya sudah mantap memilih!

Alhamdulillah..

Kewajiban saya sebagai Warga Negara Indonesia sudah saya penuhi.
Demikian pula hak sipil dan politik saya, plus kebebasan memilih dan berekspresi with my full consent.


Iyaaaa, saya sudah nyoblos!
Yes!
Mohon izin kami nyoblos duluan di sini...tanggal 5 Juni 2014 tepatnya :)



Rasanya lega dan penuh harap agar Pemimpin Indonesia yang akan terpilih nanti mampu membawa segala kebaikan untuk tanah air tercinta. Pemimpin yang bukan hanya berperan sebagai Presiden, tapi benar-benar yang bisa mengayomi dan membawa perubahan positif through his real actions and good deeds.

Terus terang, hati, tangan, dan mulut ini rasanya sudah 'gatal' ingin mengomentari segala kegaduhan dan hiruk pikuk politik yang beredar di media sosial entah sejak kapan. Segala jenis kampanye, mulai dari yang santun,  informatif, hingga si kampanye hitam yang penuh tipu daya, manipulatif dan waaaay beyond imagination selalu saya ikuti (abis penasaraaan sih :)). Yah, paling tidak diintip-intip di sela-sela kesibukan dan kewajiban lain yang saya harus penuhi. Apalagi my munchkin, yang setiap saat selalu mencari berita terbaru dan paling gress soal pemilihan presiden dan wakil presiden yang baru lewat segala media yang dia miliki, tidak lupa untuk berbagi dengan istrinya yang sok sibuk ini. 

Gregetan? Pasti...
Sebel? Bangeeet... Apalagi kalau timeline sudah penuh dengan segala 'kelucuan' yang seringkali lebih banyak hebohnya daripada benernya.
Terganggu? Hmmm.. Kadang iya kadang ngga.. 

Lha wong dinamikanya memang luar biasa. Satu informasi muncul, akan disusul dengan informasi tandingan yang kadang jauh ke bedug dengan sebelumnya (you know what I mean, rite ;) ). Kadang tidak habis pikir aja kok bisa-bisanyaaa membohongi publik. Dan entah keabsurdan apalagi yang muncul sampai saya capek sendiri mengikutinya. Pokoknya media sosial jadi porak-porandaaaa dibuatnya :) #lebaymodeon..

Toh saya mencoba menyerap semua itu dengan hati dan pikiran terbuka. Tidak mudah lhoo.. Di tengah gempuran media yang tiada habisnya dan tidak lagi jelas mana yang benar or yang salah. Plus yang lucu-lucuuu dan menghibur hati, yang untungnya juga lumayan banyak :). Benar-benar seru memang...

Saya berprinsip bahwa hanya dengan pikiran yang jernih plus hati nurani, saya bisa mantap menentukan pilihan. 

Sebagai seorang PNS, orang 'dalam' tingkat kroco yang menjadi bagian dari mesin pemerintahan, saya mendapat kesempatan untuk menyaksikan sendiri, merasakan dan ikut berpartisipasi (meski dalam skala kecil) dalam berbagai implementasi kebijakan pemerintah. Pengalaman saya yang tidak seberapa itu tentu saja membawa banyak pembelajaran untuk saya.  Apa yang harus dibenahi, apa yang menjadi kendala, apa yang menghalangi sampai berbagai best practices alias contoh bagus yang perlu dilestarikan dan bahkan disebarluaskan. Tidak jarang saya juga melihat kesalahan yang sama terulang dan kesombongan yang menjadi ganjalan kemajuan. Well, hidup memang keras, jenderal!

Buat saya, segala kebijakan yang dibuat atas nama rakyat, belum akan menjadi kebijakan dan tidak akan membawa kebaikan jika rakyat tidak menikmatinya. Segala pemikiran strategis dan rencana aksi yang begitu rinci akan sia-sia belaka kalau implementasinya bolong-bolong dan hanya berbasis proyek saja. 

I'm saying this not because I have perfectly done my jobs or flawlessly fulfill all my obligations. No.. I'm just a humble servant who happens to be merely human :).

Tapi seorang punggawa seperti saya perlu contoh yang bisa selalu mengingatkan bahwa kita bekerja untuk rakyat Indonesia. Bahwa masih ada banyak PR yang hanya bisa diselesaikan jika kita serius dan berniat sungguh-sungguh untuk menyelesaikannya. Teladan sederhana yang melakukan aksi nyata untuk membawa perubahan nyata pula. 

Someone who takes real actions and brings real impacts!

Dan alhamdulillah, dengan penuh semangat kami berangkat dari rumah naik subway menuju Konsulat Jenderal RI di New York ...


dibaca yaa tata tertibnyaaa :)

Untuk mendaftar dan memilih calon presiden dan wakil presiden yang sesuai dengan pilihan hati dan akal sehat kami. 

Ramai jugaaa yang hadir.. 
Seneng deh melihat antusiasme warga negara Indonesia di sini untuk menggunakan hak pilihnya. Bahkan ada yang tidak nyoblos waktu pileg, tapi tidak mau ketinggalan untuk pilpres ini...



Walhasil...panitia cukup sibuk melayani para WNI yang hendak nyoblos maupun yang memiliki beberapa kendala dan pertanyaan seputar pemilu ini..


Tiba di KJRI pukul 3.30 siang, kami langsung mendaftar. 
Usut punya usut, karena kami baru pindah ke New York 2 bulan lalu dan tidak membawa surat pindah dari Jakarta, kami masuk daftar tambahan dan dijadwalkan nyoblos pukul 6 sore. Soal surat pindah, sebenernya saya dan suami sempat meminta kepada Sekretaris RW yang juga menjadi Panitia Pemilu di rumah kami di Jakarta. Namun entah kenapa, waktu itu ybs bilang ngga usah bawa juga oke, tinggal menunjukkan ID or KTP.

Nyatanya, saat kami mendaftar di NY, banyak teman-teman WNI, terutama yang bermukim di Indonesia dan negara lain, namun tengah liburan di New York, yang juga tidak bisa mendaftar karena tidak membawa surat keterangan atau yang disebut formulir A5. So, solusi yang ditawarkan adalah mereka yang membawa ID, baik KTP maupun paspor Indonesia, di data ulang di tempat dan masuk dalam daftar tambahan, untuk kemudian memilih pada 2 jam terakhir setelah para pemilih yang telah terdaftar selesai, yaitu pukul 6 - 8 waktu setempat. Tentu saja dengan catatan surat suara yang dibutuhkan tersedia untuk semua.



Dari obrolan saya dengan PPLN New York, terdaftar kurang lebih 11.000 orang WNI yang ada di New York dan beberapa negara bagian di sekitarnya. Mereka yang eligible untuk memilih, akan mendapat surat undangan untuk pemilu seperti foto saya di atas, lalu mengirimkan kembali kepada PPLN untuk mengkonfirmasi apakah akan datang dan memilih di TPS atau mengirim via pos. Sayangnya, banyak dari teman-teman yang tidak mengirimkan kembali undangan berbentuk kartu pos tadi sehingga tidak terdaftar ulang.  Banyak juga yang saat datang melapor ke KJRI bilang bahwa mereka tidak menerima undangan sebelumnya, namun karena memang mereka pindah alamat dan belum sempat menginformasikan. Well, intinya di lapangan banyak kendala seperti itu. Kebayang kaan pusingnya PPLN :).




Jadilah ..karena menunggu kurang lebih 2 jam, kami main dulu ke Central Park yang memang hanya 2 blok dari KJRI New York, sampai jam 5.30 sore :). Bo et Obi deeh yang semangaaaat ..sementara mama dan Bapak masih berpuasa. Bo juga siiih :)...


seneeeengnyaaa yang main di Central Park :)

It took a while before we could actually vote, but why not, I don't mind waiting.. 
siap-siap ke bilik suara :)

This vote won't happen again any time soon, at least after 5 years, and I won't miss it for the world :).

siap-siap ke bilik suaraaa :)..

bahagiaaa udah voting :)..





So, finalement, the vote was casted... 
Saya sudah mantap memilih! Dan saya sudah menggunakan hak pilih saya..rugi dong, kalau sampai golput!


Apa pilihannya? rahasia dooong :)...

Segala doa dan harapan untuk Indonesiaku! Semoga pemilu di tanah air tanggal 9 Juli nanti juga bisa berjalan lancar seperti di sini. Bukan tidak mungkin banyak pihak yang akan memanfaatkan pesta demokrasi terbesar di negara kita tercinta.

Jangan sampai hak pilihmu tidak digunakan ya.. Karena sekecil apapun kontribusi kita, it does matter!



Untuk indonesiaku tercinta!


saya sudah memilih lhoooo :)

Selalu...untuk selamanya...

Malam itu, saya tergugu...
Denting piano yang mengalun jernih dari jemari sang Maestro Jaya Suprana memainkan lagu Tanah Airku membuat saya tercekat. Suara lantang saya yang menggema di salah satu sudut Carnegie Hall saat turut menyanyikan syair syahdu itu terselingi sedan yang membuat dada saya sesak dengan rasa rindu pada bumi tempatku dilahirkan.

Indonesia...

---------------

Bangga jadi orang Indonesia?

"Kamu datang dari Indonesia? Woow...kamu pasti bangga...Saya dengar negara kamu negara besar...Indonesia negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia kan? Saya asli orang Pakistan, muslim..dan kita bersaudara, sister.

Obrolan seru malam itu terjadi di taksi, di tengah manuver Ahmed, sang supir yang lincah menliuk-liukkan taksi kuningnya di tengah kemacetan New York sambil terus asyik bercerita. Dan saya menikmati percakapan seru kami yang merembet hingga tradisi budaya berpuasa di Indonesia dan Pakistan. Jadi kangen antri masakan berbuka di Lapangan Enggal, Lampung :)

Kali lain, langkah saya usai menghadiri sidang Dewan HAM PBB terhenti oleh salah seorang teman dari Mesir. 

"Indah, tell me...adik saya akan berbulan madu di Bali, berangkat besok langsung dari Kairo.  Nusa Dua bagus kan ya tempatnya? Saya ingat waktu kita ada pertemuan di sana...cantik sekali! Saya dengar Lombok juga luar biasa ya?" 

Pertanyaan langsung tanpa tedeng aling-aling yang langsung saya jawab panjang lebar dan diakhiri dengan undangan untuk mengunjungi Lampung, kampung halaman saya, dan tempat-tempat cantik lainnya di Indonesia.

Tapi...bicara tentang Indonesia, tentunya tidak hanya tentang keindahannya dan pesonanya. 

"Indah, ada apa di tanah Papua? .... 
"Kamu sudah melihat indeks korupsi negara-negara?"
"Saya dengar ada bentrokan lagi antarpemeluk agama di negaramu?"
"Apakah benar penebangan liar makin marak dan malah didukung oleh aparat?"
"Mengapa para demonstran itu ditangkap? Mereka kan hanya menyuarakan pendapat mereka..."
...

Dan masih banyak lagi pertanyaan lain tentang Indonesia yang diajukan banyak pihak. 
Dan bukan sekali dua, saya tidak tahu bagaimana harus menjawabnya .

-----

Tidak pernah terbersit sedikit pun kalau takdir membuat saya akan terpisah jauh dari tanah kelahiran, namun justru membuatnya semakin dekat di hati. Setelah malang melintang mencoba berbagai pekerjaan, akhirnya saya bersumpah untuk menjadi punggawa negeri ini sejak tahun 2002 lalu. 

Dan lika-liku perjalanan saya mencari tempat terhormat untuk Indonesia pun dimulai.  
Ini  ternyata bukan perkara mudah. 





Semua tahu bahwa tidak ada negara yang imun dari segala tantangan dan masalah yang berhubungan dengan kondisi politik, ekonomi, sosial dan budayanya. Tidak terkecuali Indonesiaku. You name it, you got it....mulai dari perjalanan demokrasi yang terselingi tragedi kelam, pemenuhan berbagai hak  mendasar yang masih jauh dari kondisi ideal, hingga gap antara si miskin dan si kaya yang makin menjurang lebar. Plus bonus konflik berbasis agama, kesukuan dan entah apa lagi yang terjadi di beberapa tempat di Indonesia, atau berbagai bencana alam yang kerap tidak diikuti dengan penanggulangan yang efektif. Belum lagi kampanye negatif terkait berbagai kebijakan pemerintah untuk banyak hal. Dan ini tentu saja hanya sebagian kecil dari berbagai isu yang dihadapi Indonesia.

Dan menjadi bagian dari garda depan perwakilan Indonesia di luar negeri membuat saya harus selalu siaga, siap belajar, membuka mata, serta berhati lapang. Mengikuti berbagai perkembangan di dalam negeri, mengirimkan perkembangan terkini tentang pembahasan berbagai isu terkait Indonesia, dan mencoba memberi kontribusi pemikiran untuk posisi Indonesia nantinya menjadi bagian dari tugas sehari-hari. Bersama pimpinan dan teman-teman di perwakilan, kami mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk menyampaikan posisi Indonesia tersebut kepada komunitas internasional maupun konstituen dalam negeri.

Dan percayalah teman-teman...This is not a rose-colored-glasses world..

Pulang lewat tengah malam bukan hal aneh untuk saya. Melakukan riset tak berkesudahan, merancang pernyataan dan mendiskusikan berbagai hal hanya sebagian kecil dari rutinitas. Rangkaian pertemuan dan negosiasi yang tiada habisnya serta menghadapi tekanan dari banyak pihak juga menjadi bagian dari agenda. Berselisih paham dalam mempertahankan pendapat serta posisi negara sudah biasa. Mendapat teguran bukan sekali dua. Bekerja sama dengan orang-orang yang seringkali lupa (atau mungkin tidak tahu) berterima kasih pun harus biasa. Dan seringkali, suami dan anak-anak pun harus sabar menanti di rumah. 

Jangan tanya berapa kali saya merasa kecewa, gregetan, sebel, sedih atau simply letih menghadapi semua  ini. 

Apakah saya lantas patah semangat? Atau menyesal dengan pilihan pekerjaan ini?

No, never...

Semua ini tidak menyurutkan semangat saya untuk menyampaikan kepada dunia Indonesiaku yang sebenarnya. 

Betapa mozaik keberagaman suku, agama, kepercayaan, budaya dan tradisi adalah bagian tak terpisahkan dari bangsa besar ini. Betapa proses perbaikan yang tengah berlangsung di negeri ini adalah bentuk nyata komitmen bangsa untuk terus memberikan yang terbaik kepada rakyatnya.
Betapa indahnya Indonesia yang kaya ini...dari Sabang sampai Merauke.


tanah surga yang selalu kurindukan...

Melalui pekerjaan, saya sampaikan kontribusi Indonesia kepada dunia terhadap norma-norma kehidupan antarbangsa maupun membela kepentingan merah putih. 
Lewat tutur kata dan prilaku santun saya tunjukkan kepribadian bangsa Indonesia yang hangat dan ramah. 
Dengan kecintaan saya akan wastra dan seni budaya Indonesia, saya tampilkan khazanah budaya Indonesia yang luar biasa cantiknya. 
Lewat blog, saya akan terus berceloteh tentang indahnya negeri bak tanah surga ini.

Inilah Indonesiaku. 
Inilah baktiku untuk negeri. 
Saya melakukannya dengan tulus, bukan semata karena kewajiban pekerjaan yang harus saya penuhi. Dan ini masih belum seberapa dibandingkan perjuangan para pahlawan, pendahulu kita, termasuk senior-senior saya yang terkenal karena mengharumkan nama bangsa Indonesia. Masih banyaaaak yang bisa dan harus saya lakukan untuk negeri ini.

Ah..kalau sudah begini, saya hanya bisa berharap bahwa sekecil apapun yang kita lakukan untuk bangsa dan negara ini, semoga ada manfaatnya. Saya sadar sepenuhnya, bahwa rasa bangga dan cinta saya pada Indonesia akan terus menjadi sumber semangat untuk berkarya.

Maaf kalau saya jadi super serius begini :)...

Ketika bicara tentang negeri tercinta ini, rasanya banyaaak sekali yang ingin disampaikan. Dan Pakdhe Abdul Cholik memang paling bisa buat kita merasa begini :). Salut! 

Jadi .... kalau ditanya apakah saya cinta Indonesia, apakah saya bangga jadi orang Indonesia?
Jawabnya... 

Selalu...untuk selamanya...


Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan: Aku dan Indonesia.



#Bo@NYC: at the Hoyt Playground

What I love most about living abroad is abundant public spacessuch as parks and playground.

While we were in Geneve, simple yet amusing park was just in our backyard. So convenient.

Now, our home sweet home is actually surrounded by parks. Astoria Park, beautifully stretched on the banks of the East River across the jungle of Manhattan, is just 2 blocks away. And Hoyt Playground is at end of our subway train.

No wonder, whenever we get off the train, kiddos will automatically ask us to stopby for 10 minutes or so, to climb the monkey bars, get down the slides, swing or simply run around laughing and screaming on top of their lungs.

How fun! 

And mommy, too tired (and too big) to climb those bars and ladders, just happily  takes pictures and more pictures.


Have fuuun Bo et Obi...