Showing posts with label contest. Show all posts
Showing posts with label contest. Show all posts

Selalu...untuk selamanya...

Malam itu, saya tergugu...
Denting piano yang mengalun jernih dari jemari sang Maestro Jaya Suprana memainkan lagu Tanah Airku membuat saya tercekat. Suara lantang saya yang menggema di salah satu sudut Carnegie Hall saat turut menyanyikan syair syahdu itu terselingi sedan yang membuat dada saya sesak dengan rasa rindu pada bumi tempatku dilahirkan.

Indonesia...

---------------

Bangga jadi orang Indonesia?

"Kamu datang dari Indonesia? Woow...kamu pasti bangga...Saya dengar negara kamu negara besar...Indonesia negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia kan? Saya asli orang Pakistan, muslim..dan kita bersaudara, sister.

Obrolan seru malam itu terjadi di taksi, di tengah manuver Ahmed, sang supir yang lincah menliuk-liukkan taksi kuningnya di tengah kemacetan New York sambil terus asyik bercerita. Dan saya menikmati percakapan seru kami yang merembet hingga tradisi budaya berpuasa di Indonesia dan Pakistan. Jadi kangen antri masakan berbuka di Lapangan Enggal, Lampung :)

Kali lain, langkah saya usai menghadiri sidang Dewan HAM PBB terhenti oleh salah seorang teman dari Mesir. 

"Indah, tell me...adik saya akan berbulan madu di Bali, berangkat besok langsung dari Kairo.  Nusa Dua bagus kan ya tempatnya? Saya ingat waktu kita ada pertemuan di sana...cantik sekali! Saya dengar Lombok juga luar biasa ya?" 

Pertanyaan langsung tanpa tedeng aling-aling yang langsung saya jawab panjang lebar dan diakhiri dengan undangan untuk mengunjungi Lampung, kampung halaman saya, dan tempat-tempat cantik lainnya di Indonesia.

Tapi...bicara tentang Indonesia, tentunya tidak hanya tentang keindahannya dan pesonanya. 

"Indah, ada apa di tanah Papua? .... 
"Kamu sudah melihat indeks korupsi negara-negara?"
"Saya dengar ada bentrokan lagi antarpemeluk agama di negaramu?"
"Apakah benar penebangan liar makin marak dan malah didukung oleh aparat?"
"Mengapa para demonstran itu ditangkap? Mereka kan hanya menyuarakan pendapat mereka..."
...

Dan masih banyak lagi pertanyaan lain tentang Indonesia yang diajukan banyak pihak. 
Dan bukan sekali dua, saya tidak tahu bagaimana harus menjawabnya .

-----

Tidak pernah terbersit sedikit pun kalau takdir membuat saya akan terpisah jauh dari tanah kelahiran, namun justru membuatnya semakin dekat di hati. Setelah malang melintang mencoba berbagai pekerjaan, akhirnya saya bersumpah untuk menjadi punggawa negeri ini sejak tahun 2002 lalu. 

Dan lika-liku perjalanan saya mencari tempat terhormat untuk Indonesia pun dimulai.  
Ini  ternyata bukan perkara mudah. 





Semua tahu bahwa tidak ada negara yang imun dari segala tantangan dan masalah yang berhubungan dengan kondisi politik, ekonomi, sosial dan budayanya. Tidak terkecuali Indonesiaku. You name it, you got it....mulai dari perjalanan demokrasi yang terselingi tragedi kelam, pemenuhan berbagai hak  mendasar yang masih jauh dari kondisi ideal, hingga gap antara si miskin dan si kaya yang makin menjurang lebar. Plus bonus konflik berbasis agama, kesukuan dan entah apa lagi yang terjadi di beberapa tempat di Indonesia, atau berbagai bencana alam yang kerap tidak diikuti dengan penanggulangan yang efektif. Belum lagi kampanye negatif terkait berbagai kebijakan pemerintah untuk banyak hal. Dan ini tentu saja hanya sebagian kecil dari berbagai isu yang dihadapi Indonesia.

Dan menjadi bagian dari garda depan perwakilan Indonesia di luar negeri membuat saya harus selalu siaga, siap belajar, membuka mata, serta berhati lapang. Mengikuti berbagai perkembangan di dalam negeri, mengirimkan perkembangan terkini tentang pembahasan berbagai isu terkait Indonesia, dan mencoba memberi kontribusi pemikiran untuk posisi Indonesia nantinya menjadi bagian dari tugas sehari-hari. Bersama pimpinan dan teman-teman di perwakilan, kami mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk menyampaikan posisi Indonesia tersebut kepada komunitas internasional maupun konstituen dalam negeri.

Dan percayalah teman-teman...This is not a rose-colored-glasses world..

Pulang lewat tengah malam bukan hal aneh untuk saya. Melakukan riset tak berkesudahan, merancang pernyataan dan mendiskusikan berbagai hal hanya sebagian kecil dari rutinitas. Rangkaian pertemuan dan negosiasi yang tiada habisnya serta menghadapi tekanan dari banyak pihak juga menjadi bagian dari agenda. Berselisih paham dalam mempertahankan pendapat serta posisi negara sudah biasa. Mendapat teguran bukan sekali dua. Bekerja sama dengan orang-orang yang seringkali lupa (atau mungkin tidak tahu) berterima kasih pun harus biasa. Dan seringkali, suami dan anak-anak pun harus sabar menanti di rumah. 

Jangan tanya berapa kali saya merasa kecewa, gregetan, sebel, sedih atau simply letih menghadapi semua  ini. 

Apakah saya lantas patah semangat? Atau menyesal dengan pilihan pekerjaan ini?

No, never...

Semua ini tidak menyurutkan semangat saya untuk menyampaikan kepada dunia Indonesiaku yang sebenarnya. 

Betapa mozaik keberagaman suku, agama, kepercayaan, budaya dan tradisi adalah bagian tak terpisahkan dari bangsa besar ini. Betapa proses perbaikan yang tengah berlangsung di negeri ini adalah bentuk nyata komitmen bangsa untuk terus memberikan yang terbaik kepada rakyatnya.
Betapa indahnya Indonesia yang kaya ini...dari Sabang sampai Merauke.


tanah surga yang selalu kurindukan...

Melalui pekerjaan, saya sampaikan kontribusi Indonesia kepada dunia terhadap norma-norma kehidupan antarbangsa maupun membela kepentingan merah putih. 
Lewat tutur kata dan prilaku santun saya tunjukkan kepribadian bangsa Indonesia yang hangat dan ramah. 
Dengan kecintaan saya akan wastra dan seni budaya Indonesia, saya tampilkan khazanah budaya Indonesia yang luar biasa cantiknya. 
Lewat blog, saya akan terus berceloteh tentang indahnya negeri bak tanah surga ini.

Inilah Indonesiaku. 
Inilah baktiku untuk negeri. 
Saya melakukannya dengan tulus, bukan semata karena kewajiban pekerjaan yang harus saya penuhi. Dan ini masih belum seberapa dibandingkan perjuangan para pahlawan, pendahulu kita, termasuk senior-senior saya yang terkenal karena mengharumkan nama bangsa Indonesia. Masih banyaaaak yang bisa dan harus saya lakukan untuk negeri ini.

Ah..kalau sudah begini, saya hanya bisa berharap bahwa sekecil apapun yang kita lakukan untuk bangsa dan negara ini, semoga ada manfaatnya. Saya sadar sepenuhnya, bahwa rasa bangga dan cinta saya pada Indonesia akan terus menjadi sumber semangat untuk berkarya.

Maaf kalau saya jadi super serius begini :)...

Ketika bicara tentang negeri tercinta ini, rasanya banyaaak sekali yang ingin disampaikan. Dan Pakdhe Abdul Cholik memang paling bisa buat kita merasa begini :). Salut! 

Jadi .... kalau ditanya apakah saya cinta Indonesia, apakah saya bangga jadi orang Indonesia?
Jawabnya... 

Selalu...untuk selamanya...


Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan: Aku dan Indonesia.



Misty water-colored memories....


Memories...
Light the corners of my mind...
Misty water-colored memories...
Of the way we were...

Barbara Streisand yang syahdu menyanyikan lagu The Way We Were mengalun lembut di mobil.

"Sudah sampai ma....
Ayo, les enfants....turun semua. Pelan-pelan, liat mobil yaa buka pintunya,"  seru my munchkin, my hubby.

Akhirnya sampai juga :)

There we were... 

Jl. Way Sungkai No.6 BBL Pahoman Bandar Lampung.

Senyum saya langsung merekah...hati pun menghangat saat melihat bangunan yang begitu akrab di mata dan hati.

Rumah sederhana itu tetap tegap berdiri diapit bangunan mewah di kanan kiri dan depannya.

Rumah yang menyimpan kenangan kecilku yang penuh warna, penuh cinta dan penuh cerita.

Aah, betapa saya merindukannya...

And it throws me back to my old days...

Perlahan sayup-sayup suara radio BBC London pagi-pagi membangunkanku... rutin setiap pagi, dengan kokak, panggilan sayang kami untuk kakek, yang hikmat mendengarkan ulasan dari berbagai pelosok dunia.

Terbayang senyum almarhum papa yang terkembang setiap saya, Ari dan Ajay, adik-adikku, pulang dari sekolah. 

Wangi harum tempe goreng dan sayur sop yang mama masak di dapur, tidak jauh dari ruang makan keluarga yang jadi favorit kita. 

Juga minyak gosok hangat yang kerap dipakai nenek, yang jago refleksi, untuk memijat kaki kokak, panggilan sayang kami untuk kakek tercinta.

Tidak ketinggalan gonggongan hoki, anjing  kesayangan kami, yang berbulu hitam lebat dan selalu menyalak riang jika kami mengajaknya bermain. 

Tuhan... Hati ini masih terus mengajakku memutar masa-masa penuh kenangan ini. 

Satu demi satu mozaik memoriku muncul, sweetly chocking me...menyesakkan dada..

Pertama kali naik sepeda BMX dan sukses nggusruk dengan si bungsu Ajay. 

Main di gorong-gorong tersembunyi di balik hutan bambu yang rindang di pojokan jalan. 

Belajar main gitar dengan papa.. Sampai jari kapalan, berdarah-darah dan tetap segitu-gitu aja mainnya.

Diapelin pertama kali oleh pacar dan malu- malu ngobrol di teras depan..... Tak lupa bawa gorengan 'persembahan' untuk orang rumah alias tante-tanteku yang kepo tidak kepalang :)

Kala lebaran yang hiruk pikuk dengan saudara-saudara sepupu dari berbagai daerah dan harap-harap cemas menunggu angpau dari tante, om, wa dan siapa saja yang berbaik hati. Berbagi tempat tidur, menghampar di lantai.. Cekikikan hingga malam ngomongin NKOTB yang kondang sejagad raya kala itu :).

Mengerjakan gapura bambu rame-rame dengan teman-teman penggalang grup Anggrekku untuk Jambore Daerah tahun 1991, bermodalkan teh manis dan mie instan. What a day...masih kebayang kami akhirnya menyelesaikan gapura itu lewat tengah malam :p. 

Then....Mata yang mengerjap takjub mendengar cerita seru kokak dan nenek melawan Belanda dan Jepang di masa penjajahan, sambil membolak-balik koleksi buku ensiklopedia dan buku-buku bersejarah lainnya.

my favorite corner..yang penuh dengan buku koleksi kokak...tak heran sejak kelas 2 SD saya sudah menggunakan kacamata minus 1.5 :)
Saat bersimpuh pada-Nya, mohon petunjuk ketika akan meninggalkan pekerjaan dan mengadu nasib dengan jutaan calon PNS lainnya.

Ketika saya dan suami mengikat janji, for better or worst, akan bersama mengarungi kehidupan kami yang baru, dalam pesta kebun di rumah yang bernuansa (surprise surprise..:)) ungu, dari ujung ke ujung.

Dan juga saat papa menghembuskan nafas terakhirnya, meninggalkan kami semua...menuju surga-Nya.

"Mah, itu nenek tanya kamu.. Kapan berangkat? Lagi ngelamunin apa sih? Selidik suamiku, melihatku menerawang sambil menghela nafas panjang.

Di hari-hari penghujung sebelum kami berangkat ke New York, kami memang menghabiskan waktu di Lampung, tanah kelahiran tercinta saya dan Rudi, my munchkin.

Dan kami tidak akan melewatkan kesempatan untuk mengunjungi rumah ini.

 Tempat saya menghabiskan masa kecil penuh warna, sambil bercengkerama dengan nenek dan tante yang kini menjadi penghuni setianya.






piano ini..dan lukisan senja yang indah...masih akan terus menanti kami...Bo posing in my childhood house..

Truly a place to remember ..... that I'll never forget.

Dan saya yakin, saya akan akan selalu kembali.. Dengan rindu yang membuncah, di tempat yang akan selalu menanti hangat di sudut hati.



Ketika Cinta menjadikanku Cimoners :)


"Dan cinta juga selalu datang dari 'tempat-tempat' yang tak terduga! ..."




Cimoners, cimoners, cimoners..


Kalau perhitungan saya tepat, saat ini sudah lebih dari ribuan bloggers yang tau apa itu Cimoners by now :).

Hehehe...Bukan GR, bukan somboooong...tapi udah banyak yang ikutan kuis di 11 Warna Warni Pelangi Cinta kaaaan....:)

Kalau belum, buruan klik di SINI  or langsung ke cintamonumental.blogspot.com

Well, love is indeed in the air..

Dan semua ini berawal dari gelaran Project Monumental yang digelar our one-and-only Komandan BlogCamp, Pakdhe Abdul Cholik yang selalu menjadi inspiratorku, dan juga banyak teman blogger lainnya, untuk terus menulis. Terpilih bersama 10 blogger lainnya, kami diberi kesempatan emas untuk membuat karya bersama, nulis bareng, rembug together...

Seruuuu bangeeet :D...

Ada Om NH18, Mas Darto Setiawan et Mas Edi Pramono, plus mba Tanti Amelia, Muna Sungkar, Fenny Ferawati, Sri Sugiarti, Siti Aisah, Mechta Deera, dan Elis Sofiyatin yang berkenan berbagi ilmu dan pengalaman dengan diriku dalam proses kreatif penulisan buku ini.

Seliweran messages et documents melalui grup FB sempat mewarnai hari-hari cimoners ... penuh canda, tapi tetap serius dan komit menghasilkan tulisan yang pastinya okeee...

Dan seperti suara merdu Sammy Fain yang kerap bergema in the back of my head, love is indeed a many splendored thing ... 

Yaaah...cintaa, cintaa, cintaaa....

Betapa cinta punya banyak rupa, wajah, rasa, dan warna...

Dan 11 warna-warni cinta itulaaah yang ditampilkan oleh kami, para Cimoners, yang sepakat untuk bercinta-cinta di buku antologi penuh warna ini...

Deadline sempet mundur dikiiiit hihihi...dan sentuhan tangan dingin mas Belalang Cerewet plus sampul keyeeeen a la mak Tanti Amalia, maka jadilah buku cantik ini.

Dan pssstt...ini buku antologi pertamaku...



Iyaaa..yang pertamaaa, numero uno, premier,....yaaaaay :)

Jadi boleeeh kan kalau agak-agak lebay dikit hehehehe...

Kebayang kaaan rasanya saat menerima buku ini dan membacanya untuk pertama kalinya...apalagi setelah berdarah-darah nulisnyaaa hehehe...penuh cinta juga pastinya :).

Bicara soal cinta, saya perlu banyak belajar dari ahlinya...But here's a bit of my portion in this book...

"Ketika cinta datang, biasanya saya pasrah. Menikmati 'gelombangnya' yang seringkali memabukkan dan tidak jarang menghasilkan 'tsunami' hati yang menguras energi. .."


Hohoho...lebay? sedikiiit...kenyataannya memang begitu #eeeh.. terombang-ambing cinta rasanya memang gimanaaa gituuu...

"...Dan cinta juga selalu datang dari 'tempat-tempat' yang tak terduga! Unexpected places indeed. Dan in my case, cinta datang dari dasar lautan..."

Di sini saya cerita tentang cinta tanah air dan cinta saya pada Indonesia, termasuk olahraga kesayangan saya :). Plus kenapa saya akhirnya bulat hati menjadi PNS...

Kalau pengen tau cerita cinta lengkap, jangan lupa beli bukunya yaaaa :)....

Sooo....ngg akan habis-habiiis rasanya kalau kita bicara cintaaa...

Check out cinta a la cimoners....ada mba Siti Aisah, Tanti Neng Amalia,Mechta Deera, Muna Sungkar, Om NHer, mba Sri Sugiarti and moreee to come :)

Makanya, tunggu apalagi...go grab the book!
Dan selagi 2 smartphones dan deretan hadiah keren lainnya menanti, buruan ikutan GAnya yaaa...

Beneraaan...ditunggu lhoooo :)...

Have a lovely day filled with loveee, loveee, and loveee...

Turnamen Foto Perjalanan Ronde 41 : Wastra


Hai haiii semuaaa..

Salam #MyItchyFeet dan serunya jalan-jalan...


Well, well....maafkan kalau saya jadi tersendat-sendat update blog karena sedang konsentrasi menikmati cantiknya Indonesia dan 'bercanda' dengan kardus menjelang keberangkatan yang makin dekat #alesaaan...

Tapi beneran lho, rasanya kalau memungkinkan kaki ini ingin terus melangkah, melakukan perjalanan dan melangkah lebih jauh, menyelam lebih jauh...

Aaah, jadi pengen jalan lagiiiii....


Rekaman perjalanan yang indah ini pun jadi banyak. 


Dan alhamdulillah, photo perjalananku yang bertema 'Danau' terpilih oleh mba Messa di Turnamen Foto Perjalanan Ronde 40 yang bertema Danau :D..Yaaaaay...makasiiiih yaaa...si angsa dan bebek lucu di Lac Nantua, Prancis, sepertinya memang membawa hoki :).



Sooo, dengan senang hati, izinkan saya menjadi host untuk Turnamen Foto Perjalanan Ronde 41 yang akan mengambil temaaaaa...WASTRA.. 



Tenun tais Atambua, NTT...truly love the colors!

Yuuuup....cantiknya kain nusantara yang kaya details, warna dan makna, selalu berhasil menarik dan menyita perhatian saya....I can't get enough of it


Wherever I go, saya selalu menyempatkan diri untuk melihat kecantikan wastra daerah setempat dan pulang tergopoh-gopoh karena keasyikan dan sibuk menenteng koleksi kain terbaru hehehe...






Soooo...teman-teman..mudah-mudahan ada yang punya minat dan perhatian yang sama seperti saya terhadap wastra...Foto terkait wastra nusantara, atau pun kain khas suatu daerah atau negara lain, yang dijumpai saat di perjalanan bisa diikutkan dalam ronde kali ini..


Aku tunggu yaaaaaaa....dan aturan mainnya, silahkan dicek di bawah iniii :D...





Aturan main Turnamen Foto Perjalanan


1. Masa submisi : 23 – 30 April 2014 jam 23.59 WIB.
2. Foto HARUS merupakan hasil jepretan alias karya kamu sendiri.
3. Host foto “WASTRA“ hasil karyamu di situs masing-masing yaaaa..... Apapun platformnya monggo...bisa Web, blog, Flickr, Picasa, Photobucket, dan teman-temannya....terserah aja.
4. Submit foto pada kolom comment/komentar artikel ini dengan format berikut :
  • Nama/nama blog (akun Twitter bila ada)
  • Link blog
  • Judul/keterangan foto (maksimal 1 paragraf)
  • Link foto (ukuran foto maksimal 600 pixel pada sisi terpanjang)
5. Ada kemungkinan foto yang kamu kirim akan di-rehost di web tuan rumah. Terutama kalau terlalu besar atau bermasalah.
6. Submisi lebih cepat lebih baik, sehingga fotomu bisa tertampil seatas mungkin.
7. Foto yang tidak patut, tidak akan di-upload disini, sesuai kebijaksanaan tuan rumah (misal : mengandung kebencian, SARA, nyeleneh, menghina pihak lain).
8. Foto tidak diperkenankan dalam bentuk kolase.
9. Pengumuman pemenang : 2-3 hari setelah batas masa submisi.
10. Foto akan dipampang di dalam post setiap harinya berdasarkan antrian comment/komentarpost ini.

Turnamen Foto Perjalanan untuk Traveler Indonesia – FAQ
Mengapa mengikuti Turnamen Foto Perjalanan?
  • Ajang sharing foto. Bersama, para travel blogger Indonesia membuat album-album perjalanan yang indah. Yang tersebar dalam ronde-ronde turnamen ini. Untuk dinikmati para pencinta perjalanan lainnya.
  • Kesempatan jadi pemenang. Pemenang tiap ronde menjadi tuan rumah ronde berikutnya. Plus, blog dan temamu (dengan link ybs) akan tercantum dalam daftar turnamen yang dimuat di setiap ronde yang mendatang. Not a bad publication :D .
Siapa yang bisa ikut?
  • (Travel) blogger – Tak terbatas pada travel blogger profesional, blogger random yang suka perjalanan juga boleh ikut.
  • Setiap blog hanya boleh mengirimkan 1 foto. Misal DuaRansel yang terdiri dari Ryan dan Dina (2 orang) hanya boleh mengirim 1 foto total.
  • Pemenang berkewajiban menyelenggarakan ronde berikutnya di (travel) blog pribadinya, dalam kurun 1 minggu. Dengan demikian, roda turnamen tetap berputar.
  • Panduan bagi tuan rumah baru akan diinformasikan pada pengumuman pemenang. Jika pemenang tidak sanggup menjadi tuan rumah baru, pemenang lain akan ditunjuk.
Nggak punya blog tapi ingin ikutan?
  • Boleh ngg yaaaa.....boleeeh kok....Oke deh, ga apa-apa, kirim sini fotomu ke email: indahnuria@gmail.com. Tapi partisipasi hanya sebatas penyumbang foto saja yaaaa. Kamu nggak bisa menang karena kamu nggak bisa jadi tuan rumah ronde berikutnya.
  • But then....mungkin ini saatnya kamu punya blog :D....bener lhooo...kenapa nggak bikin travel blog baru aja sekalian? WordPress, Tumblr, dan Blogspot gampang kok..beneraaaan :)
Hak dan kewajiban tuan rumah:
  • Menyelenggarakan ronde Turnamen Foto Perjalanan di blog-nya.
  • Memilih tema.
  • Melalui social media, mengajak para blogger lain untuk berpartisipasi.
  • Meng-upload foto-foto yang masuk.
  • Memilih pemenang (boleh dengan alasan apapun).
  • Menginformasikan pemenang baru apa yang perlu mereka lakukan (panduan akan disediakan).
Ronde Turnamen Foto Perjalanan:
  1. Laut – DuaRansel
  2. Kuliner – A Border that breaks!
  3. Potret – Wira Nurmansyah
  4. Senja – Giri Prasetyo
  5. Pasar – Dwi Putri Ratnasari
  6. Kota – Mainmakan
  7. Hello, Human! (Manusia) – Windy Ariestanty
  8. Colour Up Your Life – Jalan2liburan
  9. Anak-Anak – Farli Sukanto
  10. Dia dan Binatang – Made Tozan Mimba
  11. Culture & Heritage – Noni Khairani
  12. Fotografer – Danan Wahyu Sumirat
  13. Malam – Noerazhka
  14. Transportasi – Titik
  15. Pasangan – Dansapar
  16. Pelarian/Escapism – Febry Fawzi
  17. Ocean Creatures – Danar Tri Atmojo
  18. Hutan – Regy Kurniawan
  19. Moment – Bem
  20. Festival/Tarian – Yoesrianto Tahir
  21. Jalanan – PergiDulu
  22. Matahari – Niken Andriani
  23. Burung – The Traveling Precils
  24. Sepeda – Mindoel
  25. Freedom – Pratiwi Hamdhana AM
  26. Skyfall – Muhammad Julindra
  27. Jembatan – Backpackology
  28. Tuhan – Efenerr
  29. Gunung – Elisabeth Murni
  30. Batas – Ayu Welirang
  31. Jejak – Daru Aji
  32. Sungai – Omnduut
  33. Rumah Ibadah – Sikiky
  34. Kampung – Monda
  35. Museum – Avant Garde
  36. Taman – Ari Murdiyanto
  37. Pencakar Langit  – Dede Ruslan
  38. Terminal/Stasiun – Sy Azhari
  39. Hujan – Diah
  40. Danau – Messa
  41. Wastra - Indah
Foto para peserta bisa dilihat di siniii yaaaa....

1. Avant Garde / djangki / @isna_saragih


Tangan terampil seorang ibu paruh baya tengah melukis batik motif biduk, salah satu motif tradisi batik tulis khas Jambi

2. Monda / @monda6





Kain adati (wastra) dari seluruh Indonesia sungguh cantik dan variatif. Aku sangat suka mengagumi keindahannya dan sangat memuji usaha para perajin untuk terus berkarya di tengah minimnya minat para generasi muda . Pameran wastra nasional sepanjang tahun terus ada di Museum Tekstil Jakarta. Ke sanalah kakiku menuju bila ada kesempatan. Yuuk..ikutan ke Museum Tekstil. Foto di atas kuambil saat pameran wastra Toraja berjudul Untannun Kameloan, September 2013. Ibu Erni, penenun asal Toraja ini sedang menenun selembar selendang pesanan.

3. Dee An / @dieend18




 Warna-warni kain tenun dari Dusun Sade ini semakin memperkaya warna-warni budaya Indonesia.


4. Hijrah Saputra / Piyohlover / @hijrahheiji




Kerawang Gayo, Wastra Aceh yang Bercerita 

Kain ini sering jadi inceran para kolektor kain daerah (Wastra), Kerawang Gayo namanya. Kerawang Gayo sendiri adalah ragam hias kain yang menjadi ciri khas Masyarakat Gayo, terutama di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah dan merupakan kerajinan turun temurun. 


5. Danan Wahyu S / @dananwahyu





Gentongan Mistis di Balik Wastra

Batik Gentongan, salah satu kekhasan wastra nusantara. Ada keindahan, ada juga kisah mistis dibalik pembuatannya. Namun yang membuat saya tertegun adalah motif alusan tak biasa dengan warna kontras mencolok mata. Menggambarkan karakter masyarakat Madura yang kuat dan keras.



6. Noerazhka / @noerazhka / www.noerazhka.com






Tumpukan Batik di Tiongkok Kecil ..
Hampir setiap menyebut nama Lasem, tanggapan yang saya dengar selalu berhubungan dengan batik. Ya, Lasem, sudut Kota Rembang yang menyandang sebutan "Tiongkok Kecil" ini, memang lekat dengan aneka lembaran kain yang dibatik dengan motif-motif khas penuh warna. Inilah sedikit yang sempat tertangkap kamera ketika saya berkunjung kesana ..

7. Yus Mei Sawitri / @usemay / http://usemayjourney.wordpress.com/



  Batik Sang Maestro 



Bagi para penggemar batik, sosok Go Tik Swan tentu tak asing lagi. Beliau adalah seorang maestro dari Solo pencipta motif Batik Indonesia. Motif ini adalah perpaduan batik khas keraton dengan pesisiran. Meski Go Tik Swan sudah meninggal beberapa tahun silam, karyanya masih lestari. Karya Go Tik Swan masih dijaga dan dilestarikan oleh ahli warisnya. Selembar batik Indonesia dibuat dalam kurun waktu enam bulan karena prosesnya memang rumit. Harganya pun cukup menguras kantor. Selembar Batik Indonesia dibanderol Rp6,5 juta, itu pun pesannya harus antre.

8. Riski Fitriasari / @RiskiFitriasari / http://riskiringan.blogspot.com











Batik Motif Mega Mendung dari Cirebon



Dulu saya tidak suka merah, tapi berkat kain merah bermotif mega mendung ini, saya mulai suka warna merah. Ada aksen tinta emas di kain ini yang membuat saya salut dengan pembuat dan pembuatan kain batik merah bermotif mega mendung dari Cirebon ini.


10. Ari Murdiyanto / @buzzerbeezz / http://buzzerbeezz.com/




Batik mungkin bisa dibilang wastra nusantara yang paling terkenal. Warna-warni indah dan seni kelas tinggi dalam selembar kain batik, terutama batik tulis, adalah daya tarik utamanya. Proses membuatnya yang panjang menambah nilai dari selembar batik. Mulai dari goresan lilin malam dari sebuah canting dengan berbagai teknik, proses pencelupan, dan pada akhirnya, sebelum bisa digunakan, batik harus diampai sampai kering. Suatu siang di Lasem, Jawa Tengah, saya melihat proses mengampai batik ini



11. Halim Santoso / @halim_san / Blog : http://jejak-bocahilang.com/


Batik Manggur

Motif batik pesisir di Indonesia memiliki ciri khas sendiri, tak beda dengan batik yang saya temui di Probolinggo. Mangga dan anggur menjadi komoditi di kota Probolinggo, sehingga batik yang diciptakan mengusung motif kedua buah tersebut. Manggur, itu sebutan batik khas Probolinggo yang merupakan singkatan dari kata Mangga - Anggur.

12. Lieshadie /  @Lieshadie / Blog : Just Simply Photoshoot


Kain Jumputan / Kain Pelangi adalah kain kebanggan masyarakat Palembang, kain ini memang dibuat oleh para pendahulu. Kain Jumputan Palembang merupakan salah satu kain khas Palembang yang terbuat dari kain sutra yang di celup dengan bahan pewarna sehingga menghasilkan kombinasi warna yang sangat cantik. 


13. Messa




Ulos Batak
Fungsi Ulos awalnya adalah untuk memberi panas bagi tubuh


14. Dian Rustya



Konon, tenun ikat Maubesi merupakan yang terbaik di Pulau Timor. Tenun ikat ini memiliki ciri khas pada motifnya. Satu yang saya paham, tenun ikat Maubesi memiliki tampilan yang sama antara bagian muka dan bagian belakang. Lama proses pengerjaan selembar tenun ikat cukup bervariasi, tergantung kerumitan motifnya. Sampai sekarang, ada satu hal yang masih membuat saya penasaran sekaligus takjub, tentang bagaimana para wanita Maubesi memasukkan motif kedalam benang-benang yang sudah ditata di alat tenun tradisional, tanpa membuat pola sebelumnya. Sungguh, saya ingin belajar menenun pada mereka

15. Teuku Amirul Muttaqin





Beberapa hari lalu dalam lawatan menuju Kuala Lumpur, saya memilih pasar tradisional yang berdiri di dekat Masjid India sebagai tempat berburu sedikit bingkisan tangan. Saat sedang menyusuri barisan pasar aneka rupa ini , sontak retina saya menangkap barisan kain berupa-rupa warna di salah satu kios. Seketika saya membusurkan senyum saat menyadari barisan warni bak pelangi itu merupakan kain bercorak batik. Menemukan sekeping bagian dari rumah di ranah yang berbeda ternyata rasanya cukup menyenangkan juga…

16. Tintin Syamsuddin






Batik setiap Jumat
setiap hari jumat adalah hari seragam batik, beberapa kain batik lawas, batik pekalongan, batik madura, saya jadikan seragam sebagai motif..


17. Mindy Jordan






San Lorenzo adalah sebuah desa kecil di Mexico. Penduduknya masih memegang tradisi yang kuat, salah satunya adalah motif kain untuk pakaian mereka. Tidak seperti halnya motif kain dari daerah Mexico lain yang cenderung cerah, motif di kota San Lorenzo bertahan pada warna yang didominan oleh warna gelap untuk warna dasarnya. Barulah dipakai warna sedikit cerah untuk coraknya.


18. Nurul Noe




Wastra dari Cambodia

Setiap kota bahkan negara, selalu punya ciri khasnya masing-masing. Salah satu yang bisa dijadikan ciri khas adalah kain dengan berbagai corak, warna, dan motif yang unik. Kain khas ini juga biasanya menjadi satu unsur yang keberadaannya tak dapat tergantikan, apalagi dihilangkan dalam sebuah upacara atau pertunjukan di tempat asalnya. Seperti yang sempat terekam dalam kameraku, suatu siang di Watt Phnom, Cambodia. Kain tenun khas Cambodia sedang dipersiapkan untuk digunakan sebagai kostum bagi para penari yang juga sedang bersiap untuk acara siang itu. Minggu, 4 Mei 2014.

19 Rahmah



Sutera Sengkang Tetap Lestari

Sengkang memang dikenal dengan kain khas berupa sutera. Kain tenun ini dibuat dari bantuan makhluk hidup bernama Bombyx mori L (ulat sutera), yang menghasilkan kokon sebagai bahan penghasil benang. Proses menenunnya pun tidak singkat. Membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan hasil kain sutera yang maksimal. Motif yang paling terkenal disebut dengan pucu’ dan cobboi. Media pembuatan kain setelah benang dari kokon jadi pun terbagi dua, yaitu menggunakan mesin “bola-bola” dan “bola”. Sekilas nama memang tampak sama tetapi metode kerjanya yang berbeda. Meskipun tak mudah, masyarakat Sengkang tetap berusaha menjaga kelestarian sutera ini sampai kapanpun. Di tengah persaingan jenis industri kain yang bermunculan, sutera Sengkang memang tetap memiliki mutu tinggi dibanding yang lainnya. 

20. Si Tukang Jahit :D / @adrianizulivan / Si Tukang Jahit http://situkangjahit.wordpress.com




Meski hidup di tanah Jawa yang sangat mengagungkan batik, saya lebih tertarik pada tenun. Ada pengetahuan luar biasa pada proses menenun yang saya lihat. Tok tok tok, suara tumbukan kayu yang merangkai benang-benang. Saya begitu menikmati gerakan tangan dan kaki para penenun. Inilah tarian tenun, dimainkan dari hati atas keinginan besar melestarikan pusaka bangsa. Salah satu yang paling berharga adalah hasil karya di Puri Pemecutan, Denpasar, Bali ini. Dulunya, kain yang dibuat di sini diperuntukkan bagi kerabat kerajaan.

21. Idah Ceris


Batik Gumelem Bermotif Cerah 
Batik Gumelem adalah salah satu batik tulis khas Banjarnegara. Dalam pembuatannya, batik ini dilakukan oleh pengrajin batik rumah tangga di Desa Gumelem, Kec. Susukan, Kab. Jawa Tengah. Coraknya yang cerah dan motifnya yang khas, memberi kesan kalem pada setiap pemakai. Adapun harga batik Gumelem kisaran Rp 100.000 - Rp 500.000.