Showing posts with label packing. Show all posts
Showing posts with label packing. Show all posts

Bo et Obi's Story: Aku Bantuin Packing Ya Maah...

Ceritanya, weekend ini kami sibuk membongkar kardus-kardus yang sudah tiba sejak 3 minggu lalu...

Ah rasanya baru kemarin masa-masa penuh kardus mewarnai hari-hari kami di Jakarta sebelum berangkat :D...


Oh ya...aku belum cerita kan yaaaa :)

Mudah-mudahan belum basi walaupun sudah dua bulan kami berangkat meninggalkan negeri tercinta untuk melanjutkan tugas. Dan seperti biasa, kami pun harus bersiap untuk pindah rumah.

Kalau dihitung-hitung, sudah sekitar tujuh kali kami mengalami pindah rumah, baik di Indonesia maupun di luar. Waktu di Melbourne, kami sempat pindah dari studio ke shared house karena saya hamil. Di Jenewa juga pindah 2 kali, dari apartment yang all private ke apartemen yang lebih terbuka. Di Jakarta, kami pernah ngontrak di Cikini dan Rawamangun sebelum akhirnya mendapat rezeki punya rumah sendiri di Rawamangun.


So, konsekuensi dari sering pindah rumah adalah packing, packing dan packing :).


obi yang asyik beberes aksesoris mama saat packing :)

What do you have in mind when you hear this word?

Kardus-kardus? Rumah berantakan? pinggang dan kaki pegel? labelling? buat list? Ngg kelar-kelar? sorting barang? mendadak-dangdut-memori-daun-pisang muncul? berantem sama suami dan anak-anak karena 

Well, walaupun agak lebay..tapi memang bener semua tuuuh...paling tidak in my case :).

You know what, packing is never my cup of tea, but I have to admit I do enjoy doing it! Scarifying, isn't it :)


berantakaaaaan...

Setelah sukses diinformasikan pada pertengahan Februari lalu bahwa kami sekeluarga akan segera berangkat ke New York, terbayang sudah 'keseruan' kardus mengardus :p. 
Bukan apa-apa...saya orangnya  paling hobi belanja..apa aja. Jadi jangan heran kalau rumah penuh dengan barang-barang yang entah apa ceritanya. Ada yang oleh-oleh dari hasil keliling sana-sini, kain-kain tradisional koleksi, bric-a-brac hasil hunting di berbagai tempat, sampai peralatan dapur yang busyet dah banyak aja. 

Dan knowing me, rasanya semua mau disimpen, Sayang! semua barang ada storinya hehehe....Belum lagi kalau kenangannya spesial...waah, tambah dikekepin aja deeh tuh barang :). Pokoknya jangan kaget kalau packing bisa membuat kita mendadak romantis hihi.
siap dikirim...

Apalagi kalau kita punya anak kecil. 
Waaah...ini lebih seru lagi :) Dan saya mengalami banyak cerita lucu dengan Bo et Obi selama packing ini. Mulai dari barang-barang yang justru makin berantakan dan keluar dari kardus sampai mainan butut yang malah dibawa tidur dan ngg boleh dibuang. Satu ketika, Obi menemukan baju balerina kesayangannya waktu usia 1 -2 tahun. Memang kondisinya masih baguus banget dan salah satu favoritku dari Zara baby. Rencananya mau dikasih ke sepupu Obi yang masih 1 tahun namun belum sempat. Yang ada, Obi nangis-nangis minta bajunya dipakai lagi dan she wore that for 3 days in a row! Untung setelah dijelaskan baik-baik, Obi pun  akhirnya mau melepas baju balerina nan imut itu :)

Setelah berkali-kali berpacking ria, akhirnya saya mendapat banyak pelajaran :). 
Walaupun belum bisa dibilang sukses packing yang penting-penting aja (tahan lhoo berantem ama my munchkin urusan packing ini :) ), tapi mungkin sedikit tips bisa membantu, terutama kalau punya anak kecil dan packingnya 'dibantu' anak kecil :)...

Okay, here we go...

1. Sortir, let's sort them out...

Kita mulai dari yang paling susah dulu ya...sortir barang :). Buat saya, ini paling susah karena alesan memori daun pisang tadi hehehe. Seringkali barang atau pakaian yang sudah agak rusak pun masih disimpan karena berpikir ah, sayang dibuang, ntar coba diperbaiki, or simply pengen disimpen aja. Atau ada baju yang kekecilan dan selalu niat di hati akan menguruskan badan supaya muat lagi hehehe...Percaya deh, most of those things never happen :), again at least in my case. Jadi meskipun berat, lebih baik di sortir lagi, yang masih baik kondisinya bisa disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan..atau kalau memang masih layak, kenapa ngg garage sale aja? Saya sering lho...dan hasilnya lumayan :). Biasanya untuk baju anak-anak yang memang masih bagus dan kekecilan untuk Bo et Obi atau barang-barang saya yang hanya terpakai sekali dua kali. Ayoo...selamat memilih-milih :)

2. Ingat-ingat waktu, Keep the time
Jangan lupa waktu ...saya suka keasyikan packing sampai saat tukang dari freight forwarder dateng ke rumah dan saya masih sukses packing, bahkan masih kurang barang-barang yang penting cobaaaa :). Atau seringkali karena syik packing, beberapa hal yang harus dibawa dan perlu dibeli malah kelupaan.


3. Prioritas  
Packing yang perlu...ini juga perlu waktu panjang buat saya benar-benar bisa paham (dan sadar :) ) mana saja yang perlu, bukan mana yang saya suka saja atau mana yang saya ingin bawa. Biasanya saya akan mulai dari akan pindah ke mana, barang apa saja yang diperlukan, dan bakal ada (or mahal) ngg barang-barang tertentu yang kita butuhkan di tempat yang baru. Misalnya kalau pindah ke negara beriklim tropis, berarti perlengkapan tempur untuk musim dingin bisa ditinggal atau bawa secukupnya saja. Atau kalau beli kecap dan sambel aja harus pesan di negara tetangga, berarti boleh lah bawa ekstra di packingan kita. Sekedar bocoran, saya selalu bawa guling dan gayung ke mana-mana hehehe...seringkali susah mencari 2 barang ini di luar negeri. Kalau pun ada, fungsinya agak berbeda dikiiit :).

4. Jangan takut untuk membuang, just toss them away

Sungguh, ini juga susaaah lhooo....bukannya pelit atau apa, lagi-lagi perasaan sentimentil yang membuat kita selalu berpikir panjaaaaang untuk membuang barang. Atau jangan-jangan, ini hanya saya aja yaaa :)...Seperti misalnya lemari atau rak. Setelah beberapa tahun, biasanya kondisinya sudah tidak prima lagi, apalagi kalau dizalimi, alias dipakai secara maksimal. Biasanya, rak, lemari, atau furniture yang tidak begitu mahal dan sifatnya fungsi saja, selalu saya relakan :). Kecuali kalau barangnya dari jati atau koleksi vintage alias antik. Nah, itu lebih baik disimpan sajaaaa :).

5. Pertimbangkan waktu, biaya dan tenaga, try to avoid time-money-and energy consuming packing

Again, sebelum packing, harus dipertimbangkan, apakah barang-barang ini benar-benar perlu dibawa. Seringkali, lebih baik tidak bawa barang sama sekali atau sedikit saja sehingga bisa masuk koper, atau bawa sekalian. Plus perlu dicek biaya pengiriman dan lain-lain. Untuk pengiriman ke luar negeri misalnya, selain biaya freight forwarder, ada juga biaya lain-lain yang perlu dipertimbangkan, terutama jika mengurusnya door-to-port, yang notebene berarti kita harus mengurus trucking and administrasi pengeluaran barang sendiri. jadi ayooo..dicek-cek dulu semuanyaaa yaaa... 

6. Jangan lupa buat daftar, keep the list

Naaah, ini juga penting niiih...soalnya setelah baran-barang rapi dipack, pastinya akan dibuka di tempat tujuan kaaaan :). Kalau tidak ada packing list, bisa pusing sendiri mencari barang-barangnya nanti hehehe. Saya suka (ke)rajin(an) buat list yang komplit di buku catatan biasa, biasanya buku tukis Bo :). Kode kardus dimatch, isinya ditulis rinci. Yah, ngg perlu rinci bangeeet, yang penting yang perlu-perlu bisa teridentifikasi, misalnya alat-alat elektornik di mana, buku dan mainan anak-anak, or baju dalam :). ngg lucu kaaan gara-gara perlu pembuka kaleng terus semua kardus dibuka karena lupa ditarus di kardus yang mana :). Psst, it happened to me before, hehehe...

okay, kayaknya dah lumayan deh tip packingnya..sekarang, kalau packing bareng anak-anak bagaimana?

terus terang, seringkali kita berpikir kalau anak-anak tidak bisa membantu. Memang waktu packing yang lalu,  si Bo et Obi yang juga ngg mau kalah sibuk dan bebenah barang-barang mereka sendiri atau kepo dengan barang mamanya. So, biar beres dan anak-anak tetap happy, here's a little tip..



1. Libatkan si kecil, involve the kids..

Ini wajib, soalnya seruuuu lho ternyata :). Ditambah anak-anak kan paling ngg bisa liat ada kehebohan di sekitarnya tanpa ikut memeriahkan. well, at least that's how it works with. You can just simply ask whether they are willing to help. My kids instantly said yes :).

2. Beri kepercayaan, trust them

Saya banyak dibantu Bo dan Obi saat packing mainan mereka. Mulai dari sortir mana yang dibawa dan tidak, mana yang dibawa di koper dan mana yang masuk boks. This is really a big help. Apalagi mereka jadi tau persis mainan apa yang mau dibawa dan tidak mencari-cari saat mainannya tidak ada di koper karena memang masuk boks. Obi memang masih perlu dibantu, karena semua boneka diangkut dan masuk kopernya :). Akhirnya setelah diajak ngobrol dan dijelaskan baru deh Obi rela membagi bonekanya dan memisahkan mana yang mau dibawa atau tidak. I trust their judgment..dan Bo memilih membawa lego dan gasingnya yang tidak begitu memakan tempat, sementara Obi membawa sedikit cooking set dan 2 boneka kesayangan. See, they are really a big help.

3. Ucapkan terima kasih, always say thank you

Seringkali kita lupa dan menyuruh anak-anak untuk turut membantu namun tidak mengucapkan terima kasih. I try to remember that all the time :). Tidak sulit, namun kita cenderung mengabaikan. Padahal saya banyak dibantu mengambilkan spidol, mencari cellotape, menulis di buku, hingga menomori kardus. Thank you ya Bo et Obi :)

4. Tularkan kebiasaan baik

Saya selalu merasa bahwa sharing is caring. Kebiasaan baik ini bisa tersalurkan saat packing. Apa yang kira-kira kita tidak butuhkan lagi bisa diberikan kepada yang lain agar lebih bermanfaat. Termasuk barang-barang yang kita sayangi, namun sudah waktunya diganti :). Well, saat saya menyisihkan baju-baju layak pakai yang akan saya berikan ke orang lain, Obi juga ikut memilih bajunya yang sudah kecil untuk diberikan kepada yang lain juga. Simple example works :)

Well, meskipun tidak banyak, namun mudah-mudahan sharing pengalaman ini bisa bermanfaat buat teman-teman yang membutuhkan. Packing can be really and kids can be happily participated.

Hppy packing :).