Selalu...untuk selamanya...

Malam itu, saya tergugu...
Denting piano yang mengalun jernih dari jemari sang Maestro Jaya Suprana memainkan lagu Tanah Airku membuat saya tercekat. Suara lantang saya yang menggema di salah satu sudut Carnegie Hall saat turut menyanyikan syair syahdu itu terselingi sedan yang membuat dada saya sesak dengan rasa rindu pada bumi tempatku dilahirkan.

Indonesia...

---------------

Bangga jadi orang Indonesia?

"Kamu datang dari Indonesia? Woow...kamu pasti bangga...Saya dengar negara kamu negara besar...Indonesia negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia kan? Saya asli orang Pakistan, muslim..dan kita bersaudara, sister.

Obrolan seru malam itu terjadi di taksi, di tengah manuver Ahmed, sang supir yang lincah menliuk-liukkan taksi kuningnya di tengah kemacetan New York sambil terus asyik bercerita. Dan saya menikmati percakapan seru kami yang merembet hingga tradisi budaya berpuasa di Indonesia dan Pakistan. Jadi kangen antri masakan berbuka di Lapangan Enggal, Lampung :)

Kali lain, langkah saya usai menghadiri sidang Dewan HAM PBB terhenti oleh salah seorang teman dari Mesir. 

"Indah, tell me...adik saya akan berbulan madu di Bali, berangkat besok langsung dari Kairo.  Nusa Dua bagus kan ya tempatnya? Saya ingat waktu kita ada pertemuan di sana...cantik sekali! Saya dengar Lombok juga luar biasa ya?" 

Pertanyaan langsung tanpa tedeng aling-aling yang langsung saya jawab panjang lebar dan diakhiri dengan undangan untuk mengunjungi Lampung, kampung halaman saya, dan tempat-tempat cantik lainnya di Indonesia.

Tapi...bicara tentang Indonesia, tentunya tidak hanya tentang keindahannya dan pesonanya. 

"Indah, ada apa di tanah Papua? .... 
"Kamu sudah melihat indeks korupsi negara-negara?"
"Saya dengar ada bentrokan lagi antarpemeluk agama di negaramu?"
"Apakah benar penebangan liar makin marak dan malah didukung oleh aparat?"
"Mengapa para demonstran itu ditangkap? Mereka kan hanya menyuarakan pendapat mereka..."
...

Dan masih banyak lagi pertanyaan lain tentang Indonesia yang diajukan banyak pihak. 
Dan bukan sekali dua, saya tidak tahu bagaimana harus menjawabnya .

-----

Tidak pernah terbersit sedikit pun kalau takdir membuat saya akan terpisah jauh dari tanah kelahiran, namun justru membuatnya semakin dekat di hati. Setelah malang melintang mencoba berbagai pekerjaan, akhirnya saya bersumpah untuk menjadi punggawa negeri ini sejak tahun 2002 lalu. 

Dan lika-liku perjalanan saya mencari tempat terhormat untuk Indonesia pun dimulai.  
Ini  ternyata bukan perkara mudah. 





Semua tahu bahwa tidak ada negara yang imun dari segala tantangan dan masalah yang berhubungan dengan kondisi politik, ekonomi, sosial dan budayanya. Tidak terkecuali Indonesiaku. You name it, you got it....mulai dari perjalanan demokrasi yang terselingi tragedi kelam, pemenuhan berbagai hak  mendasar yang masih jauh dari kondisi ideal, hingga gap antara si miskin dan si kaya yang makin menjurang lebar. Plus bonus konflik berbasis agama, kesukuan dan entah apa lagi yang terjadi di beberapa tempat di Indonesia, atau berbagai bencana alam yang kerap tidak diikuti dengan penanggulangan yang efektif. Belum lagi kampanye negatif terkait berbagai kebijakan pemerintah untuk banyak hal. Dan ini tentu saja hanya sebagian kecil dari berbagai isu yang dihadapi Indonesia.

Dan menjadi bagian dari garda depan perwakilan Indonesia di luar negeri membuat saya harus selalu siaga, siap belajar, membuka mata, serta berhati lapang. Mengikuti berbagai perkembangan di dalam negeri, mengirimkan perkembangan terkini tentang pembahasan berbagai isu terkait Indonesia, dan mencoba memberi kontribusi pemikiran untuk posisi Indonesia nantinya menjadi bagian dari tugas sehari-hari. Bersama pimpinan dan teman-teman di perwakilan, kami mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk menyampaikan posisi Indonesia tersebut kepada komunitas internasional maupun konstituen dalam negeri.

Dan percayalah teman-teman...This is not a rose-colored-glasses world..

Pulang lewat tengah malam bukan hal aneh untuk saya. Melakukan riset tak berkesudahan, merancang pernyataan dan mendiskusikan berbagai hal hanya sebagian kecil dari rutinitas. Rangkaian pertemuan dan negosiasi yang tiada habisnya serta menghadapi tekanan dari banyak pihak juga menjadi bagian dari agenda. Berselisih paham dalam mempertahankan pendapat serta posisi negara sudah biasa. Mendapat teguran bukan sekali dua. Bekerja sama dengan orang-orang yang seringkali lupa (atau mungkin tidak tahu) berterima kasih pun harus biasa. Dan seringkali, suami dan anak-anak pun harus sabar menanti di rumah. 

Jangan tanya berapa kali saya merasa kecewa, gregetan, sebel, sedih atau simply letih menghadapi semua  ini. 

Apakah saya lantas patah semangat? Atau menyesal dengan pilihan pekerjaan ini?

No, never...

Semua ini tidak menyurutkan semangat saya untuk menyampaikan kepada dunia Indonesiaku yang sebenarnya. 

Betapa mozaik keberagaman suku, agama, kepercayaan, budaya dan tradisi adalah bagian tak terpisahkan dari bangsa besar ini. Betapa proses perbaikan yang tengah berlangsung di negeri ini adalah bentuk nyata komitmen bangsa untuk terus memberikan yang terbaik kepada rakyatnya.
Betapa indahnya Indonesia yang kaya ini...dari Sabang sampai Merauke.


tanah surga yang selalu kurindukan...

Melalui pekerjaan, saya sampaikan kontribusi Indonesia kepada dunia terhadap norma-norma kehidupan antarbangsa maupun membela kepentingan merah putih. 
Lewat tutur kata dan prilaku santun saya tunjukkan kepribadian bangsa Indonesia yang hangat dan ramah. 
Dengan kecintaan saya akan wastra dan seni budaya Indonesia, saya tampilkan khazanah budaya Indonesia yang luar biasa cantiknya. 
Lewat blog, saya akan terus berceloteh tentang indahnya negeri bak tanah surga ini.

Inilah Indonesiaku. 
Inilah baktiku untuk negeri. 
Saya melakukannya dengan tulus, bukan semata karena kewajiban pekerjaan yang harus saya penuhi. Dan ini masih belum seberapa dibandingkan perjuangan para pahlawan, pendahulu kita, termasuk senior-senior saya yang terkenal karena mengharumkan nama bangsa Indonesia. Masih banyaaaak yang bisa dan harus saya lakukan untuk negeri ini.

Ah..kalau sudah begini, saya hanya bisa berharap bahwa sekecil apapun yang kita lakukan untuk bangsa dan negara ini, semoga ada manfaatnya. Saya sadar sepenuhnya, bahwa rasa bangga dan cinta saya pada Indonesia akan terus menjadi sumber semangat untuk berkarya.

Maaf kalau saya jadi super serius begini :)...

Ketika bicara tentang negeri tercinta ini, rasanya banyaaak sekali yang ingin disampaikan. Dan Pakdhe Abdul Cholik memang paling bisa buat kita merasa begini :). Salut! 

Jadi .... kalau ditanya apakah saya cinta Indonesia, apakah saya bangga jadi orang Indonesia?
Jawabnya... 

Selalu...untuk selamanya...


Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan: Aku dan Indonesia.



21 comments:

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan :Aku Dan Indonesia di BlogCamp
    Dicatat sebagai peserta
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  2. Kl lihat tmn2 yg kerja di LN aplgi kerjanya kyk mak indah,lagu yg pling makjleb itu yg ini....tanah airku tidak kulupakan *mewek soalnya dlm bgttt* hehe...
    Selmt brtugas untuk indonesie ya makkk :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. bangeeet maaak...anytime, anywheree lho itu meweknya :)

      Delete
  3. aku juga bangga mak jadi orang Indonesia,,,sukses lombanya Mak,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya tidak pernah mau menjadi warga negara lainnya mak, apapun kemudahan yang ditawarkan..cintaku di Indonesia :)

      Delete
  4. Terasa banget kok kecintaan mama bo trhadap Indonesia, baik dr sikap maupun tulisan. . .

    Hidup wastra Indonesia. :D

    ReplyDelete
  5. bangga juga deh jadi oramg Indonesia..

    ReplyDelete
  6. Orang yg disini aja kl denger lagu itu mewek apalagi yg nun jauh disono ya mbak... terbayang sedu sedannya :(
    Biarpun saya pergi jauh....
    Tidak kan hilang dr kalbu...

    Hidup indonesia ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. lahu ini memang legendaris bangeeeet mak..menyentuh hatiiii..

      Delete
  7. Yang disini aha mewek kl denger lagu itu apalagi yv nun jauh disana..kebayang sedu sedanmu mbak :(

    Meskipun saya pergi jauh
    Tidak kan hilang dr kalbu ...

    Hidup Indonesia ^^

    ReplyDelete
  8. GA Pakdhe kali ini Mak Indah banget ya Mak. Keren!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya yaaa mak Indah...tapi aku yakin kita semua juga banyaaaak kontribusinya..

      Delete
  9. walaupun termasuk warga internasional, tapi hatinya memang harus tertaut kepada nasionalisme... Luar biasa.. Salam mystupidtheory!

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga kita semua demikian....salam merah putih :)..cheers..

      Delete
  10. Indonesia selalu di hati kemanapun kaki melangkah

    ReplyDelete
  11. Mba keren banget, Indonesia akhirnya dikenal dengan negara luar karena memang negara ini kuat, kita harus bangga karena suatu saat nanti, Indonesia akan mendominasi dan banyak orang akan mulai memakai bahasa indonesia sebagai bhs internasional

    ReplyDelete

Welcome! Thanks for visiting My Purple World. I am delighted to have you all here in my blog.
If you like what you read, feel free follow this blog through the button on the right side of the blog and hope you can leave some comments too. Nevertheless, all comments with direct links will be deleted.

Terima kasih sudah mampir ke blog aku ya. Selamat menikmati dan semoga suka. Komentar akan sangat dihargai, tapi link hidup dan spam akan langsung saya hapus ya.

Happy Blogwalking and enjoy 😘